Dalam Al-Qur'an, Allah
S.W.T. berfirman:
“Mereka yang berjuang di jalan
Kami, maka Kami akan menuntun mereka kepada jalan Kami."
(Q.S. Al-Ankabuut:69)
Jalan menuju Allah S.W.T.
hanya ada satu, tapi seperti layaknya jalan tol, dia mempunyai beberapa jalur.
Allah menciptakan manusia berbeda-beda dan Allah menciptakan sebuah jalan tol
yang besar bagi manusia yang menuntun mereka menuju surga. Karena setiap orang berbeda-berbeda, maka Allah menyediakan
banyak jalur bagi mereka.
Rasulullah
S.A.W. memilih-milih sahabatnya
sebagai pemimpin. Rasulullah S.A.W. tidak pernah memilih Khalid ibnu Walid
untuk berdakwah
karena dia
lebih pandai dalam mengatur strategi militer. Dengan cara itulah Khalid
ibnu Walid R.A. menjadi salah satu kontributor terbesar Islam. Sementara Ibnu Abbas R.A.
atau Abdullah Ibn Umar R.A. yang
ditunjuk Rasulullah untuk mengajarkan ilmu pengetahuan.
Jadi memang benar bahwa
jalan kepada Allah hanya ada satu tapi terbagi dalam beberapa jalur. Dan kau
perlu mencari jalur yang paling cocok untukmu. Bakat apa yang diberikan Allah kepadamu sehingga kau dapat memberikan kontribusi terbaik
kepada Allah S.W.T.
Kita memilih karir yang paling sesuai dengan keahlian kita. Tapi mengapa dalam agama Allah S.W.T. kita tidak serius menanggapinya?
Temanku
mendapatkan pekerjaan yang jaraknya sekitar 300 km dari
Toronto, dan dia memutuskan untuk pindah kesana. Dalam beberapa minggu
terakhir, dia mempelajari kotanya dari setiap sudut. Dia tahu jumlah
penduduknya, dia tahu berapa biaya beli/sewa rumah, dia belajar pasar-pasar yang ada disana,
sekolah yang ada disana, jumlah penduduk muslimnya. Dia tahu tentang tempat itu sampai-sampai dia sendiri pergi ke tempat
itu beberapa kali.
Pertanyaannya, kenapa dia
melakukan itu? Jawabannya adalah karena orang ini menanggapi kepergiannya
dengan serius.
Dan kita tahu bahwa kita
akan segera pergi ke alam akhirat, tapi apakah kita menanggapi kepergian ini
dengan serius? Apakah kau telah merencanakan apa posisimu di dalam surga? Dalam surga tingkat mana kau berada? Siapa saja teman-teman
yang kau inginkan di surga? Jika kau tidak
menanggapi kepergianmu dengan serius, maka kau tidak akan pernah siap untuknya.
Dan itulah yang Allah firmankan dalam surat Al-Hasyr.
Allah S.W.T. berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah, dan biarkan setiap jiwa
berencana untuk esok hari.”
Apa maksud Allah tentang
“hari esok” ini? Apakah Allah membicarakan tentang “hari esok” ketika kau
mendapatkan pekerjaan? Apakah Allah membicarakan tentang “hari esok” ketika kau
menikah? Apakah Allah membicarakan “hari esok” ketika kau pindah ke negara lain
atau kota lain? Apakah Allah membicarakan “hari esok” ketika kau pindah ke
rumah yang baru? Allah S.W.T. membicarakan tentang kehidupan
akhirat karena itulah “hari esok yang sebenarnya.”
Aku kenal dengan seorang
pria yang bekerja begitu keras untuk pergi dari kontrakannya dan ingin punya
rumah sendiri. Dan pria ini tidak suka dengan hipotik, dia tidak ingin terlibat
dengan riba. Tapi karena tekanan dari istri, keluarga, dan kerabatnya,
akhirnya dia menyerah dan memutuskan untuk mengambil hipotik. Jadi dia
membangun sebuah rumah tapi dia mengambil pinjaman dari bank (riba). Ketika
rumah itu sudah jadi, pada hari mereka seharusnya menempati rumah itu, pria itu
meninggal dunia. Dia belum sempat menempati rumah itu, tapi dia malah menempati
rumah yang lain, dia sampai ke “hari esok yang sebenarnya.” Dia punya rencana, tetapi Allah punya
rencana yang lain untuknya.
Jadi kita harus memastikan hal ini tidak terjadi kepada kita, rencana kita harus sesuai dengan
rencana Allah S.W.T. karena itulah pokok ajaran Islam. Allah telah menetapkan
keinginan-Nya dan Dia telah memberikanmu pilihan. Jika kau berusaha agar
keinginanmu sesuai dengan yang Allah inginkan, maka kau akan sukses. Tapi jika
kau punya rencana lain yang bertentangan
dengan ketetapan Allah S.W.T., maka kau akan menanggung akibatnya.
Berapa lama kau berharap
untuk hidup di dunia ini? Jika kau hidup di atas 70 tahun, maka kau
menghabiskan sebagian besar waktumu di rumah sakit mengejar perawatan medis,
jadi merupakan penderitaan bagimu.
Jadi berapa lama kau akan
hidup? Cobalah
tanya orang berumur 60 tahun dan mereka akan memberitahumu “60 tahun hidupku terasa begitu singkat.”
Tahun-tahun berlalu secepat kedipan mata. Aku sendiri merasa baru kemarin aku
berumur 20 tahun. Ini adalah sebuah khayalan belaka, semakin tua dirimu maka
semakin sedikit waktumu. Ketika kau melewati 20 tahun, hidup terasa seperti menaiki
roller coaster.
Banyak orang dan sayangnya
sebagian orang yang mengajarkan para umat muslim, bisa saja mereka adalah imam,
mereka bisa saja ulama aliran tertentu, ketika
mereka berceramah kepada orang-orang tentang Islam, mereka berkata “Kehidupan akhirat jauh lebih baik dari dunia
ini. Kenapa menghabiskan waktumu dalam mengejar pendidikan, mendapatkan
kedudukan, mendapatkan pekerjaan? Pikirkan saja tentang akhirat.” Apakah
kau pernah mendengar ceramah seperti itu?
Tapi ini bukanlah ajaran
Nabi Muhammad S.A.W. yang sebenarnya. Ya, kau memang harus memikirkan tentang
akhirat, kau harus menggapai surga, tapi bagaimana mungkin kau dapat menuju surga
tanpa dunia ini? Segala hal di dunia ini termasuk kekayaan, pendidikan, dan sebagainya diberikan Allah S.W.T. kepadamu bukan untuk
menjauhkanmu dari akhirat. Allah tidak mau menyulitkanmu. Malah di dalam
Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Allah hendak menerangkan
(hukum syari'at-Nya) kepadamu." (An-Nisaa':26)
Allah ingin mengajarkan
pelajaran berharga dari umat sebelumnya. Dan Allah ingin menerima taubatmu dan
kemudian dalam 2 ayat berikutnya, Allah S.W.T. berfirman:
“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu,
dan manusia dijadikan bersifat lemah.”
(An-Nisaa':28)
Jadi
Allah ingin meringankan bebanmu, karena memang manusia
diciptakan sebagai makhluk yang lemah.
Jadi mengapa Allah S.W.T.
memberikan kita segala kesenangan ini, misalnya uang, kekayaan, kedudukan,
keluarga, dan pendidikan? Allah memberikan semua ini sehingga kita dapat
menggunakannya sebagai alat untuk mencapai surga. Hanya ketika kau
menggunakannya dalam jalan yang salah, maka mereka menjadi gangguan. Tapi jika
kau menggunakannya dalam jalan yang benar, maka inilah jalan terbaik untuk menuju akhirat.
Banyak orang yang berpikir
bahwa Islam adalah menjauhi kehidupan duniawi sejauh mungkin, menjalani hidup
pas-pasan, dengan begitu kau akan masuk surga. Tapi ini bukanlah pesan yang disampaikan oleh Nabi
Muhammad S.A.W. atau para sahabatnya.
Ali bin Abi Thalib R.A.
Dia berkata “Dunia ini adalah tanah yang
subur untuk menuju akhirat.” Jadi kau tidak dapat ke surga tanpa sumber
daya yang Allah tempatkan dalam hidup ini.
Dan inilah mengapa Amru
bin Ash R.A. ketika dia masuk Islam dan Rasulullah S.A.W. memberitahunya “Aku akan mengirimmu dalam sebuah ekspedisi
militer. Dari ekspedisi ini kau akan mendapatkan banyak
kekayaan dan Allah akan memberikanmu kemenangan.” Amru bin
Ash berkata “Ya Rasulullah, tujuanku
masuk Islam bukanlah untuk mendapatkan apapun di dunia ini, aku tidak mau
memiliki kekayaan.” Rasulullah S.A.W. menasihatinya “Orang saleh yang mempunyai kekayaan
adalah suatu rahmat yang besar.” Jadi Rasulullah
S.A.W. menyarankan Amru bin Ash untuk menggapai kekayaan itu, karena dia tahu bahwa Amru
adalah orang yang saleh dan dia akan menggunakannya untuk tujuan yang baik.
Umat muslim yang miskin suatu hari mengunjungi Rasulullah S.A.W. dan
mereka berkata “Ya Rasulullah, umat muslim yang kaya sudah memberikan sedekah yang banyak, mereka
membelanjakan uang mereka di jalan Allah S.W.T., tapi kami tidak punya banyak
uang seperti mereka. Jadi mereka akan lebih tinggi derajatnya di mata Allah.” Dan Rasulullah S.A.W.
mengajarkan mereka untuk berdzikir “Subhanallah,
Alhamdulillah, La ilaha ilallah, Allahuakbar” sebanyak 33 kali. Rasulullah
S.A.W. berkata “Jika kalian
melakukan itu, tak ada seorang pun yang dapat mengalahkan kalian.” Jadi
mereka melakukan hal itu, tapi setelah beberapa lama mereka kembali lagi kepada
Nabi Muhammad S.A.W. dan berkata “Umat muslim yang kaya juga berdzikir seperti itu. Mereka bersedekah dari harta mereka dan mereka melakukan dzikir
yang sama, sehingga mereka mendapatkan pahala yang lebih banyak daripada kami.” Rasulullah S.A.W. bersabda “Itulah
rahmat dari Allah S.W.T. yang diberikan kepada siapapun yang Dia mau.”
Ini berarti jika kau adalah seorang muslim yang kaya, punya berpendidikan, punya
kekuatan, punya
pengaruh, artinya kau punya kesempatan yang lebih
besar untuk masuk surga di tingkat yang lebih tinggi.
Inilah mengapa Rasulullah S.A.W. bersabda “Muslim
yang kuat lebih disukai Allah daripada muslim yang lemah.”
Jadi bagaimana caranya
kita bersiap-siap untuk akhirat? Kau bersiap-siap untuk akhirat dengan
memanfaatkan dunia ini sebagai jembatan ke surga. Itulah bagaimana Rasulullah S.A.W. dan para sahabat menjalani
kehidupan.
Dan Rasulullah S.A.W. pada
akhir hidupnya begitu kaya sampai-sampai setelah pertempuran Hunain, ketika
orang-orang baru masuk Islam setelah penaklukkan Mekkah, Rasulullah S.A.W.
biasanya memberikan salah satu dari mereka sebuah lembah yang dipenuhi unta.
Bayangkanlah, sebuah lembah yang dipenuhi unta bernilai jutaan dollar saat ini.
Jadi Rasulullah S.A.W. adalah orang yang kaya raya tapi dia
menggunakan uang dan kekayaannya untuk mendekatkan diri kepada Allah S.W.T. dan untuk memperkuat
Islam.
Bayangkan apa yang akan
terjadi jika semua muslim adalah orang-orang miskin atau tidak berpendidikan,
maka komunitas seperti apa yang akan kita punya?
Dan Rasulullah S.A.W.
bersabda “Tangan di atas lebih baik
daripada tangan di bawah.” Itu artinya ketika kau mempunyai kekayaan, mempunyai
otoritas, mempunyai kekuatan, maka kau berada dalam posisi yang lebih baik
dalam bersedekah di jalan Allah.
Jadi bagaimana kita
memanfaatkan kehidupan ini? Ketika kau pergi untuk belajar sesuatu atau bisnis,
kau biasanya merencanakan segala sesuatunya dengan baik, kau punya rencana yang
matang, kau mempelajarinya dengan baik. Kau mempelajari berapa banyak sumber
daya yang kau miliki, berapa banyak uang yang kau perlukan, bakat apa yang
telah ditanamkan Allah padamu?
Misalnya sebagian orang
punya kelebihan dalam seni, maka mereka belajar desain grafis. Sebagian orang punya kelebihan dalam
bidang bisnis, maka mereka belajar administrasi bisnis, dan sebagainya.
Jadi biasanya kita sudah
mempunyai rencana untuk masa depan kita, untuk hari esok. Namun rencana apa
yang kau miliki untuk akhirat? Apakah kau tahu aset apa saja yang telah diberikan Allah padamu jadi kau
dapat menggunakannya untuk lebih dekat kepada Allah S.W.T.? Itulah bagaimana
caranya bersiap-siap untuk akhirat.
Hubungan kita dengan Allah
S.W.T. adalah sebuah bisnis. Lihatlah surat Ash Shaff dimana Allah S.W.T.
berfirman "hal adullukum 'alaa
tijaaratin tunjiikum min 'adzaabin aliimin." “Maukah kalian kutuntun ke dalam sebuah perniagaan yang akan menyelamatkanmu
dari hukuman yang amat buruk? (yaitu) kalian beriman pada Allah dan kalian
berjuang untuk Allah S.W.T.” Jadi ini adalah sebuah transaksi bisnis. Bagaimana mungkin kau memulai bisnis tanpa mempunyai perencanaan yang matang?
Jadi kau harus tahu dengan pasti apa yang kau miliki dan apa yang telah
diberikan Allah kepadamu.
Hal lain yang dapat
membantu kita semua bersiap-siap untuk hari akhirat adalah dengan menciptakan batas waktumu.
Jika kau diberikan 1.000
dollar dan kau harus bertahan
hidup dengan uang itu selama seminggu. Apa yang akan kau
lakukan? Dalam seminggu kau akan menggunakan uang 1.000 dollar itu. Tapi jika
kau diberikan 1.000 dollar untuk bertahan selama 1 bulan penuh, tentunya
rencanamu akan berbeda. Kenapa begitu? Karena
batas waktunya.
Jadi ketika kau punya
sebuah proyek, biasanya batas waktumu punya pengaruh yang kuat tentang
bagaimana kau akan mengerjakan rencana itu.
Ketika orang-orang menemui
kesukaran hidup, ada orang-orang yang tetap sabar. Tapi juga ada orang-orang yang menjadi hancur
karenanya. Siapa orang-orang yang dapat bertahan? Biasanya adalah orang-orang
yang mempunyai batas waktu/perspektif waktu yang tepat. Allah S.W.T.
mengajarkan hal ini dalam Al-Qur’an:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
(Al-Baqarah:155)
Orang-orang yang sabar
akan selamat dari musibah. Orang-orang sabar adalah mereka yang menjaga sikap
dan perilaku mereka meskipun dalam waktu-waktu sulit.
Allah S.W.T. berfirman “alladziina idzaa ashaabat-hum mushiibatun
qaaluu innaa lillaahi wa-innaa ilayhi raaji'uuna.” (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
"Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kami akan kembali kepada Allah.”
Apa artinya ini? Ini
artinya kita berasal dari Allah S.W.T. karena Dia-lah yang menciptakan kita dan
Allah memberikan batas waktu bagi kita. Ini artinya kehidupan kita tidak
dimulai dengan kelahiran dan diakhiri dengan kematian. Kehidupan kita lebih lama
daripada sekedar kehidupan duniawi. Jadi meskipun aku menemui kesulitan, aku tak akan
menyesalinya terus-menerus. Meskipun kesulitan menerpaku saat ini, tapi aku tidak khawatir karena aku mempunyai
masa depan yang cerah di sisi Allah S.W.T. Begitu banyak yang akan kunikmati dan manfaat yang
menungguku di depan. Dan inilah yang membuat orang-orang menjadi sabar dan selamat dari musibah
apapun, karena mereka mengharapkan
kesenangan di akhirat. Mereka punya mimpi, tidak seperti
orang-orang yang terkungkung dalam keadaan sulit dan hancur karena tekanan
hidup.
Jadi kematian sebenarnya
hanyalah permulaan. Kehidupan baru dimulai setelah kita mati. Itulah mengapa
Allah S.W.T. berfirman dalam surat Al-Ankabuut
“Dan sesungguhnya akhirat
itulah kehidupan yang sebenarnya” (Al-Ankabuut:64)
Di dunia ini kau tidak
punya kehidupan yang sebenarnya. Ini hanyalah sebuah ujian. Jadi misalnya kau bermimpi untuk menggapai sesuatu di dunia ini, sebenarnya kau tidak dapat menggapainya. Kau mungkin mencapai sebagian darinya, tapi mimpimu
seharusnya diarahkan untuk akhirat. Jika
kau melakukan hal itu, maka kau mulai menanggapi akhirat
dengan serius.
Aku ingin menceritakan
sebuah kisah nyata padamu. Ada seorang perempuan di Amerika
Serikat dan dia bukan seorang muslim. Dia memilih jurusan psikologi di kampusnya dan dia sangat cerdas. Dia mendapatkan nilai A
dalam semua bidang studi. Dan hanya 2 minggu sebelum kelulusannya, dia
mengalami kecelakaan mobil sehingga terjadi cedera di bagian kepalanya. Dia jatuh dalam koma. Ketika terbangun, dia sudah tidak ingat siapa dirinya, tidak ingat apapun tentang pendidikannya,
bahkan dia tidak ingat dengan keluarganya. Semua kerja kerasnya selama bertahun-tahun telah hilang. Dan dokter
memberitahunya mengatakan bahwa
dia tidak punya harapan untuk mendapatkan ingatannya kembali.
Karena musibah ini, dia memutuskan untuk melarikan diri dari rumahnya
karena hubungan dengan ayahnya juga semakin memburuk. Ayahnya adalah
seorang psikiater dan dia berkata bahwa ketika dia terbangun di tengah
malam, dia menemukan ayahnya sedang menggenggam sebuah pisau
menghampirinya.
Kehidupannya menjadi begitu sulit sehingga akhirnya dia
bekerja di klub malam sebagai seorang pelacur panggilan. Pada suatu hari perempuan
ini berkata “Aku memutuskan untuk mengakhiri
hidupku dengan menabrakkan mobilku.” Dia melakukan itu untuk mengakhiri hidupnya yang penuh penderitaan. Jadi dia mengemudi dan berkata “Tapi aku
tidak bisa melakukan hal itu. Malam itu sedang hujan deras. Jadi aku menepi di sebuah pom bensin dan aku kehilangan ingatanku. Aku
tidak bisa ingat apa yang kulakukan. Tapi setelahnya, orang-orang memberitahu
apa yang sudah kulakukan. Aku keluar dari
mobil dan mulai menggedor-gedor kap mobil dan mengatakan sesuatu. Dan hanya ada
satu kata yang kukatakan. Pada saat itu,
aku tidak pernah berhubungan dengan umat muslim, malah orang-orang
memberitahuku untuk menjauhi mereka.” Karena di
lingkungan tempat tinggalnya ada sebagian muslim “Aku biasa mendengar beberapa kata yang mereka ucapkan ketika beribadah. Orang-orang yang bekerja
di pom bensin adalah orang-orang Hindu dan mereka mengenalku. Mereka membawaku
ke rumah sakit dan lagi-lagi aku jatuh dalam keadaan koma. Ketika aku
terbangun, mereka memberitahuku bahwa: Kau
mengatakan sesuatu yang aneh. Kau keluar dari mobilmu, kau menggedor-gedor kap
mobilmu, kau berteriak dan menangis, air matamu mengalir deras dan kau
mengatakan sesuatu yang tidak dapat kami mengerti, tapi kami kira itu adalah
kata yang diucapkan umat muslim.” Dan tebak kata apa
itu? Dia mengatakan “Bismillah.” Saudari itu sendiri (sekarang masuk Islam)
yang menceritakan kisah ini kepadaku. Dia berkata “Demi Allah, pada saat itu aku tidak
tahu apa artinya “Bismillah” dan aku tidak tahu kenapa aku mengucapkannya.”
Kemudian dia menjalani terapi
dengan seorang psikiater. Pada suatu malam dia menjadi depresi lagi, dan pada saat ini, dia sudah
akrab dengan psikiater perempuan yang menanganinya. Dan psikiaternya pada malam
itu sedang pergi berlibur untuk jangka waktu satu bulan. Jadi dia
memberitahunya “Jika kau butuh bantuan, telepon
wanita ini dan dia akan menolongmu.” Dan perempuan ini melakukannya. Pada
malam itu, dia menghubungi nomor itu dan wanita di ujung telepon menjawabnya,
kemudian dia berkata “Dengar. Aku butuh
bantuanmu. Aku sedang dalam kondisi yang sangat buruk, dan kau harus menolongku
sekarang.” Wanita di ujung telepon berkata “Oke, dimana dirimu?” Perempuan itu memberitahu alamatnya dan dia berkata “Aku ada di jalan yang sama denganmu. Yang harus kau lakukan hanyalah
mengemudi 5 menit ke arah selatan.” Dia memberikan alamatnya dan berkata “menepilah disana dan berjalanlah ke dalam
kantorku.” Perempuan itu berkata “Tapi ketika
aku sampai di alamat itu, ternyata itu bukanlah sebuah kantor. Ketika aku
mengamatinya, itu adalah sebuah “Islamic Center”, sedangkan aku diberitahu
untuk menjauhi umat muslim.” Dia berkata “Aku menghubungi wanita itu lagi dan berkata: Aku ada diluar tapi aku tidak melihat kantormu. Aku hanya
melihat sebuah “Islamic Center” atau sebuah masjid.” Wanita itu berkata “Sebenarnya kantorku
ada di dalam masjid.” Perempuan itu berkata “Aku tidak mempercayaimu.” Wanita itu
berkata “Masuk saja ke dalam kantorku.” Tapi perempuan itu menolaknya. Jadi wanita itu berkata “Oke, aku yang
akan menghampirimu.” Jadi wanita itu
menghampirinya di dalam mobil dan berbincang-bincang dengannya. Setelah mereka mulai akrab,
perempuan itu mulai bercerita
tentang penderitaannya.
Kemudian mereka mulai
membangun hubungan pertemanan hingga akhirnya perempuan ini masuk Islam. Dia
menjadi seorang muslim tapi dia tidak punya tempat tinggal, tidak ada
seorang muslim pun yang memberikannya tempat untuk dia tinggal. Itulah pertama kalinya dia berhubungan dengan komunitas muslim.
Jadi apa yang terjadi
selanjutnya? Salah satu imam yang terkenal, bernama Imam Ziya’. Dia lahir di Inggris dan saat
ini dia ada di Islamic Center of Irving, California. Dia pindah dari apartemennya sendiri
dan dia membiarkan perempuan ini tinggal disana untuk beberapa bulan. Semoga
Allah merahmati Imam ini. Inilah
contoh seorang muslim yang sejati.
Kemudian perempuan ini
ingin pergi ke sebuah negara muslim,
jadi dia memutuskan untuk pergi ke Maroko. Pada saat dia
menaiki taksi dari bandara, itulah pertama kalinya dia menginjakkan kaki di
sebuah negara muslim. Tidak ada yang spesial tentang Maroko dan hal ini bisa
terjadi kepada siapa saja di negara manapun. Supir taksi itu mencoba untuk
menculiknya dan mengemudi ke padang pasir. Tapi untunglah karena dia dididik dalam lingkungan yang sulit, dia
berkata “Aku tahu caranya berkelahi
seperti seorang pria. Jadi aku mematahkan hidung pria ini dan berhasil
melarikan diri.” Dia tetap di Maroko selama beberapa bulan dan sudah dua kali ada yang
berusaha untuk menculiknya. Dan
para penculik itu adalah orang-orang muslim.
Pada akhirnya dia terlibat
dalam masalah karena semua kejadian ini dan dikirim kembali ke Amerika. Dan
di Amerika, dia mulai membantu para pengungsi muslim. Disamping dia, ada
seorang pendeta yang sedang melakukan misionarisnya. Pendeta ini mencoba untuk
menolong para muslim imigran dan menyediakan segala kebutuhan mereka hanya untuk membujuk mereka
masuk Kristen. Perempuan ini berkata “Aku
mulai menolong para pengungsi dan bersaing dengan pria itu. Alhamdulillah aku juga mendapat bantuan dari beberapa muslim.” Akhirnya perempuan ini difitnah oleh pendeta itu dengan tuduhan palsu. Jadi dia berurusan dengan
kepolisian. Dan dia tidak diperbolehkan keluar negeri.
Tapi pada akhirnya setelah semua selesai, Alhamdulillah,
dia menemukan seorang suami di Mesir, seorang Muslim yang baik dan mereka sudah
menikah sekarang. Mereka mempunyai seorang anak laki-laki.
Dan setelah dia menjadi muslim,
dia berkata seluruh hidupnya berubah. Perempuan malang ini, yang telah melewati
semua kesulitan ini, jika kau bertanya padanya “Apa
yang kau inginkan? Bantuan jenis apa yang
kau butuhkan?” Dan beberapa organisasi muslim sudah
menanyakannya beberapa kali, tapi dia berkata “Aku tidak ingin apa-apa.”
Dan alasan mengapa kami
menawarinya bantuan adalah karena proyek yang dikerjakannya. Dia
membangun sebuah website tapi sayangnya website itu sedang tidak aktif saat ini
karena kekurangan tenaga manusia, tapi dia punya beberapa “Facebook Page” untuk para muallaf. Ada lebih dari 12.000
muallaf yang dia berikan dukungan seorang diri. Dia memberikan mereka dukungan moral dan saran. Dia juga punya hubungan dengan para ulama dari berbagai aliran yang membantunya tentang fatwa-fatwa Islam,
dan dia bekerja 17 jam sehari dari rumah dan dia tidak mendapatkan sepeser uang pun. Dia
berhasil menikahkan sebagian dari mereka. Semua dikerjakan sendiri dan dia sangat sukses. Dia sudah melewati semua
perjuangan ini dan sudah mengubah kehidupan puluhan ribu orang. Dukungan apa yang dia dapat? Tidak ada.
Apakah dia mendapatkan uang karena kerjanya? Tidak sama sekali.
Jadi yang
pertama, bangun hubunganmu dengan Allah S.W.T. Kau ingin menjadi salah
satu pemain basket yang terkenal? Jadikan basket sebagai penghubung dirimu dengan Allah S.W.T. Kau ingin menjadi
seorang wirausahawan yang sukses? Tidak masalah. Kau ingin menjadi profesor,
mendapatkan gelar Ph.d.? Kejar dan raihlah. Tapi lakukan dalam alasan yang
benar, lakukan itu untuk kepentingan Allah S.W.T. dan kujamin kau akan
mencapai potensi penuhmu. Karena ketika kau hanya bekerja untuk dunia, kau
tidak bisa mencapai potensi penuh. Hatimu diciptakan hanya untuk Allah S.W.T., dan jika kau menempatkan
Allah S.W.T. sebagai tujuan utamamu, dunia akan menyediakan segala yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan utama itu. Kau akan menjadi sukses karena kau mempunyai makna kehidupan yang
sebenarnya.
Ada begitu banyak orang
yang ketika mereka mencapai puncak, maka mereka tidak tahu apa yang harus
dilakukan setelahnya. Jadi mereka akhirnya menjadi pecandu narkoba, mereka
akhirnya melakukan hal-hal yang buruk.
Banyak
orang yang berpikir bahwa sekali kau berhubungan dengan Allah S.W.T., maka kau
harus membuang dunia. Tidak begitu. Banyak orang yang berpikir bahwa sekali mereka menjauhkan Allah
S.W.T. dan Islam dari hidup mereka, maka mereka akan mendapatkan dunia. Tidak begitu. Siapa yang
menciptakan kehidupan ini, kekayaan, ketenaran dan kesuksesan? Semua diciptakan Allah, jadi ketika kau menghubungkan diri
dengan Allah, maka kau langsung menuju ke sumbernya, yaitu Allah S.W.T. Jika kau tulus kepada-Nya
“Ya Allah berikan aku...” maka Dia
langsung memberikanmu, Dia tidak keberatan memberikanmu.
Allah S.W.T. berulang-kali
dalam Al-Qur’an berfirman bahwa Dia menciptakan segala sesuatu di langit dan di
bumi untuk melayani dan memudahkan kehidupanmu, dan tujuan utamanya adalah agar dirimu
menyembah Allah S.W.T. Jadi pada saat kau hanya mengejar hal-hal duniawi dan melupakan
Allah, maka pelayanmu akan menjadi Tuhanmu dan kau akan menjadi pelayan mereka. Tapi jika
tujuanmu adalah Allah S.W.T., maka dunia
menjadi pelayanmu untuk menuju Allah S.W.T.
Jadi ingatlah 2 hal:
Yang pertama, jalani kehidupanmu untuk Allah S.W.T. dan kau akan menjadi sukses dalam bidang
lainnya.
Yang kedua, pastikan batas
waktumu. Kau tidak diciptakan untuk hidup hanya selama 70 tahun. Kau diciptakan
untuk hidup selamanya. Jadi 70 atau 80 tahun bukanlah apa-apa. Jadi pastikan ketika kau
merencanakan masa depanmu, maka pastikan bahwa masa depan yang sebenarnya yang kau kerjakan.
Sekali kau
punya fokus yang lebih dalam, wawasan yang lebih luas, maka masa depan yang
dekat yaitu pendidikanmu, profesimu, karirmu, itu semua secara otomatis sudah
dibereskan, karena Islam membentukmu menjadi seorang manusia yang ideal dan
tidak ada seorang pun yang dapat menggapai potensi penuhnya sebagai manusia
kecuali dengan Islam.
Rasulullah S.A.W. beserta
para sahabat bukanlah orang-orang yang gagal, mereka punya kisah sukses. Jadi ketika kau meminta kepada Allah S.W.T. untuk
jalan yang lurus, itu berarti kau meminta kepada Allah S.W.T. untuk kehidupan
yang ideal. Kehidupan yang ideal di dunia ini yang akan menjadi pijakan pertama
untuk menggapai surga. Itulah Islam.
Jika kau pikir Islam
adalah tentang membuat hidup menjadi sengsara maka kau masuk surga, maka itu
bukanlah Islam yang diajarkan Rasulullah S.A.W. Islam yang diajarkan Rasulullah
S.A.W. adalah untuk membantumu menggapai potensi penuhmu dan hanya dengan cara
itulah kau memenuhi syarat untuk masuk surga.
Aku ingin menutup tulisan
ini dengan kutipan dari Imam Ibnu Qayyim, dia berkata ”Wallahi, dalam dunia ini juga ada surga,
siapapun yang gagal memasukinya, maka dia tidak akan memasuki surga di akhirat”
surga di dunia itu adalah cara menghubungkan diri kita dengan Allah S.W.T.
http://www.lampuislam.blogspot.com/2013/02/sudahkah-anda-mempersiapkan-diri-untuk.html