Persiapan Menjelang Kematian
“Berbekallah dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah Taqwa dan
bertaqwalah kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal.” (Al-Baqarah: 197)
Bayangkan ada sebuah gambar, dimana di gambar tersebut terdapat sebuah
taman yang indah. Ada menara tinggi di sisi kiri taman. Ketika kita
melewati taman itu, ada sebuah godaan yang meminta kita datang ke menara
yang tinggi itu, padahal godaan itu sebetulnya hal yang dilarangan.
Apakah kita pergi ke menara tinggi itu?
Itulah analogi kehidupan. Ketika Allah sudah memerintahkan dan membuat
larangan pada umat-Nya, tetapi umat tidak mengikuti perintah, maka Allah
murka. Padahal jelas-jelas Allah menjanjikan syurga bagi umat-Nya
apabila selalu mengikuti perintah dan menjauhi larangan.
Dalam Surat Al-Baqarah:197 di atas, kita wajib untuk bertaqwa pada
Allah. Jika kita tidak bertaqwa, itu artinya kita tidak menggunakan otak
kita. Apa itu makna taqwa? Menurut imam Ali Bin Abi Thalib RA, ada 4
makna taqwa, yakni Al-Khaufu Minal Jaliil, Wal ‘amalu Bittanziil,
Warridhoo Bil Qaliil, dan Wal Isti’daadu Liyaumirrahiil.
Setiap orang bertaqwa, pasti mengerti akan tujuan hidup ini. Dunia bukan
akhir hidup. Masih ada kehidupan yang kekal di akhirat nanti. Oleh
karena itu, orang bertaqwa mengerti makna kehidupan di dunia ini, yakni
sebagai tempat kita Transit dalam sebuah perjalanan. Syurga adalah
tujuan akhir orang yg Beriman. Lalu dunia merupakan ladang amal untuk
Kebahagiaan dunia dan akhirat. Terakhir, bagi orang bertaqwa mengerti
bahwa dunia ini semu, sementara dan menipu bagai fatamorgana.
Oleh karena dunia hanya sementara, maka kita perlu mempersiapkan diri
untuk kematian, menuju alam yang kekal. Lalu bagaimana persiapan kita
menuju akhirat? Kebanyakan manusia terlena, lupa, dan pada akhirnya
terlambat. Padahal surat Al-‘Araf(7):34 jelas-jelas menyebutkan:
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang
waktunya tidak dapat mengundurnya barang sesaatpun dan tidak dapat pula
memajukannya. “
Surat Al-‘Araf di atas memberitahu pada kita kita selalu beribadah dalam
kondisi apapun, agar mendapatkan ridho Allah. Kita pun wajib berdoa
agar istiqomah. Dengan begitu, Insya Allah kita akan wafat dalam keadaan
husnul khatimah. Jangan sampai kita menyesal, karena belum memiliki
bekal di akhirat, sebagaimana yang dituliskan dalam Al-Qur’an surat
Al-Mu’minum ayat 23 ini:
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang
kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata :”Ya Tuhanku kembalikan
aku (ke dunia).” Agar aku berbuat AMAL yg Sholeh terhadap yang aku
tinggalkan.” Sesekali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yg
diucapkannya saja. Dan dihadapan mereka ada dinding sampai hari mereka
dibangkitkan.” (Surat Al-Mu’minun 23:99-100)
http://anarufaidahphay.wordpress.com/2012/05/06/al-istidaadu-liyaumirrahiil-persiapan-menjelang-kematian/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com