“KASIH SAYANG DAN KETULUSAN”
KUNCI MENDAPATKAN WIRADAT
by: http://sabdalangit.wordpress.com/pengalaman-gaib/kunci-merubah-kodrat-kasih-sayang-ketulusan/
Sekelumit kisah yang ingin saya share kepada semua rekan-rekan ku di sini. Tujuannya ujub, sombong, dan takabur ? TIDAK
samasekali ! Semata-mata pengalaman ini saya tulis sebagai wujud rasa
syukur saya kepada Tuhan YME, di mana kami bersama istri diberi
kesempatan emas untuk menyaksikan dan mengalami langsung betapa Tuhan
itu benar-benar Maha Welas Asih, Maha Penyayang dan Mahakuasa. Saya juga
berharap, mudah-mudahan kisah ini bisa menggugah semangat bagi siapapun
yang sedang mengalami penderitaan, dan “nompo ganjaran” sakit berat
dari Gusti Allah. Semangat hidup dan semangat untuk sembuh harus tetap
ditumbuhkan dari dalam diri, karena dengan bekal semangat itulah menjadi
obat paling mujarab, sedangkan obat-obat medis dan alternatif sebatas
mensupport kesembuhan. Dengan semangat itu pula, mukjizat Tuhan dapat
kita raih. Mukjizat Tuhan hanya untuk orang-orang yang percaya saja.
Selain dari itu, saya mendapatkan pelajaran berharga sekaligus
membuktikan apa yang pernah diucapkan oleh leluhur saya sewaktu masih
hidup, beliau mengatakan bahwa “kodrat kuwi isih bisa disuwunake wiradat ngger…carane krana welas asih lan sakbener-benere tulusing ati !” artinya “kodrat itu masih bisa dimohonkan untuk wiradat, caranya dengan sarana kasih sayang dan ketulusan hati !” Dalam konteks ini leluhur saya yang culun dan ndeso, memahami kodrat dengan maksud menunjuk ketentuan Tuhan yang telah berlangsung, dan wiradat diartikan sebagai dispensasi atau bahkan Tuhan berkenan mengubah apa yang telah menjadi kodrat tadi.
Bertahun-tahun
lamanya saya berusaha mencerna nasehat itu, namun terasa bebal otak
saya untuk menelaahnya, karena bagi saya sangat sulit untuk memahami
kalimat yang terlalu sederhana di atas. Memang kalimatnya terpampang seculun itu namun menyisakan pertanyaan mendasar di benak ini, “lantas kasih sayang yang seperti apa yang mampu menjadi sarat agar mendapatkan wiradat dari Tuhan Yang Mahakuasa ?” Nah, kalau kodrat itu bisa dirubah jangan-jangan kodrat tersebut hanyalah kehendak yang belum tuntas jalan ceritanya ?
Entahlah, terus terang saya makin mumet dibuatnya. Dan saya tidak akan
membahas sistem bekerjanya kodrat Tuhan karena hal itu sama halnya
memahami “jalan pikir” Tuhan. Jika membayangkan “jalan fikir” Tuhan
terus terang ciut nyaliku, karena sama halnya memberhalakan Tuhan, menganggap Tuhan bagaikan manusia saja yang musti menggunakan jalan fikir. Makin jauh dan mbulet lah !
Diagnosa Yang Mengejutkan
Peristiwa ini terjadi belum lama kira-kira sejak
1 tahun yll. Saat kami dikejutkan oleh hasil diagnosa dokter yang
sedang melakukan USG pada kandungan istri saya. Waktu itu saya antar
isteri ke dokter RS Pantirapih Jogja untuk melakukan cek up routin
setahun sekali. Cek up jantung, paru-paru, hati, pankreas, liver. Semua
hasilnya baik, matur sembah nuwun duh Gusti…! Lantas
saya minta dokter memeriksa bagian organ ginjal, dokter mulai
mengarahkan ujung sensor USG ke bagian ginjal. Lalu dokter bilang,” ginjal kiri dan kanan semuanya baik …tak ada masalah ! Loh..?? Saya seketika meminta pak dokter mengulangi diagnosa ginjal,” coba dokter, saya minta diulangi lagi, saya ingin melihat mana dan seperti apa ginjal sebelah kiri, dan yang sebelah kanan !?
Dokter menuruti kembali mengarahkan alatnya untuk mengecek ginjal
kanan, ya terlihat jelas dan bagus ! Sebentar kemudian istri saya
meminta dokter segera mengecek ginjal kirinya sembari layar USG
diarahkan lebih jelas ke hadapan istri saya yang saking penasarannya.
Istri saya terperanjat, “dokter…itu benar ginjal kiri saya ? Dokter menyahut, “ya benar, memang kenapa bu…? Saya dan istri hanya diam namun saling bertatapan mata beribu makna karena terkesima. Saya menyahut, “nggak apa-apa kok dok…makasih dok !
Satu Ginjal, Menjadi Utuh Kembali
Sepulang dari USG, saya dan istri masih tercengang atas apa yang tampak oleh hasil diagnosa USG tadi. Ginjal kiri kanan utuh ??!!
Mungkin bagi orang yang tak pernah menghibahkan satu ginjalnya ke orang
lain, bukanlah hal yang mengejutkan. Namun karena istri saya 20 tahun
yll pernah menghibahkan ginjal sebelah kirinya kepada Ibu angkatnya.
Awal dari kisah ini, pada waktu istri saya duduk di bangku SLTA,
diangkat anak oleh keluarga petinggi AD di Jakarta. Beberapa tahun
setelah diangkat anak, Ibu angkat istri saya mengalami gagal ginjal
kedua-duanya (kiri-kanan). Waktu itu satu persatu anak-anak kandung
diperiksa ginjalnya apakah cocok dan memenuhi syarat medikal untuk
ditransplantasi ke Ibu kandungnya. Aneh, tak satupun yang cocok dan
memenuhi sarat medis. Sebaliknya hanya ginjal milik anak angkatnya saja
yang cocok dan memenuhi sarat medis, alias ginjal milik (calon) istri
saya. Transplantasi dilaksanakan di RSAD Gatot Subroto
Jakarta, sejak itu sekian puluh tahun istri saya hidup dengan satu
ginjal saja. Efeknya hanyalah agak cepat merasa lelah.
Waktu
itu Ibu angkatnya (calon) isteri saya sudah berumur sekitar 60 tahun
sewaktu ginjalnya ditransplantasi. Pada usia sekitar 75 tahun Ibu angkat
meninggal dunia dengan tenang dan sakit karena tua. Berarti ginjal
istri saya dipakai selama kira-kira 15 tahun lamanya. Lalu, pada suatu
siang hari (calon) istri saya yang waktu itu sudah tinggal lagi di
Jogja, tiba-tiba dipanggil Ibu angkat yang sedang opname di RSAD
Jakarta. Sesampainya di Jakarta langsung menuju RS membesuk Ibu angkat.
Lantas beliau berkata pada (calon) istri saya,” Hyas…aku matur nuwun
banget yo wis mbok silihi ginjelmu seprana-seprene, saiki aku wis ora
butuh meneh….nyoh tampanen ginjelmu saiki tak balekke nyang nggonmu yo.
(Hyas, aku berterimakasih sekali ya, sudah kamu pinjemi ginjalmu selama
ini, sekarang aku sudah tidak perlu lagi, nih..terimalah ginjalmu
sekarang aku kembalikan padamu ! Ibu angkat berucap demikian dengan
penuh ketulusan berterimakasih, sembari tangannya seolah-olah memungut
ginjalnya di perutnya sendiri lalu ditempelkan ke perut (calon) istriku.
Malamnya Ibu angkat meninggal dunia dengan tenang, pulang ke haribaan
Tuhan YME.
Pada
Tahun 2005 akhir, saya pernah bermimpi namun sulit membedakan apakah
tadi itu mimpi atau memang dalam keadaan setengah sadar saya melihat ada
seorang berpakaian layaknya Raja, diiringi beberapa orang berpakaian
Jawa kuno membawa semacam bokor kencana (cupu besar terbuat
dari emas). Setelah dibuka, bokor kencana tersebut berisi ginjal dan
dengan sekejap kurang dari 5 detik, rombongan tadi seperti “memasang”
ginjal yang dibawanya ke dalam perut istri saya. Sewaktu saya sadar
betul, dalam posisi sedang terduduk di atas amben, samping
istri saya yang sedang tertidur seperti orang dibius. Saya bangunkan
istri dan saya tanya apa yang dirasakan, katanya tidak merasakan
apa-apa. Saya menceritakan apa yang barusaja terjadi di alam mimpi entah
noumena gaib kali ini saya tak bisa membedakannya. Setelah
kejadian itu, kami tak pernah membahas lagi, namun istri saya merasakan
badannya tidak seperti dulu karena terasa lebih fit dan tak mudah lelah.
Barulah pada awal 2008 ketika kami pergi ke dokter melakukan cek up
routin, semua misteri itu terkuak. Sampai-sampai kami berdua ragu atas
hasil diagnosa dokter, hingga akhirnya kami berkunjung ke tempat saudara
yang buka RS di Majenang, untuk bersilaturahmi dan sekalian melakukan
USG lagi. Hasilnya sama, ginjal istri saya benar-benar telah pulih,
kembali menjadi dua lagi setelah sekian puluh tahun dihibahkan kepada Ibu angkatnya.
Mukjizat Menakjubkan
Dari kisah di atas ada suatu pelajaran berharga untuk hidup kami berdua khususnya, bahwa
segala sesuatu yang mustahil hanyalah karena keterbatasan kekuasaan
manusia semata, sementara itu tak ada yang mustahil bagi Hyang
Mahawisesa, Tuhan Yang Mahakuasa. Apapun bisa terjadi. Selain itu,
segenap pertanyaan yang ada dalam benak selama ini terjawab sudah. Benar
apa yang dinasehatkan oleh leluhur waktu itu, bahwa kodrat dapat diwiradat melalui kasih sayang dan ketulusan yang luar biasa.
Tanpa ada contoh atau pengalaman hidup yang dapat dijadikan sebagai
indikator mengukur ketulusan dan kasih sayang yang seperti apa sehingga
dapat menjadi syarat terjadinya wiradat, tampaknya saya tak akan mampu memahami kalimat tersebut. Di satu sisi Ibu angkat istri saya telah mencurahkan kasih sayang yang tulus pada istri saya selayaknya anak kandung sendiri. Sementara
itu istri saya memberikan ginjalnya kepada ibu angkatnya dengan penuh
ketulusan dan keikhlasan pula tanpa berharap imbalan apapun.
Masing-masing melakukannya secara tulus dan penuh kasih. Bahkan saat
dibagikan warisan berupa sebidang tanah dan bangunan di Cipayung Bogor,
istri saya tetap menolak, alasannya justru karena pernah memberikan
sesuatu yang sangat berharga pada Ibu angkatnya. Takut bila akan
mencemari atau menggugurkan ketulusan yang pernah ia berikan pada sang
Ibu (angkat). Dan selama puluhan tahun hanya dengan satu
ginjal harus bekerja berat agar dapat menanggung banyak kehidupan.
Selama itu tak pernah ia mengeluh dan merasa menyesal, bahkan pada suatu
waktu saat kena marah ibu angkat, tak pernah pula istri saya
mengungkit-ungkit jasa baiknya. Yah, saya banyak belajar tentang budi
pekerti yang luhur (akhlakul karim), ketulusan, keikhlasan, dan ketabahan yang ada pada istri saya tercinta. Dan
saya menyaksikan dengan mata kepala sendiri, betapa kekuasaan Tuhan
sungguh sangat dekat dengan diri manusia. Tuhan…Gusti Allah, Gusti kang
Akaryo Jagad, jauh tidak ada jarak, dekat tak bersentuhan. Matur sembah nuwun duh Gusti Ingkang Murbeng Dumadi,
sebagai wujud terimakasihku, aku harus selalu belajar tulus, ikhlas,
sabar, dan tabah. Jangan enggan membantu sesama, berbuat baiklah pada
orang lain tanpa pamrih, tak perlu berharap-harap pahala, tak suka
membangun permusuhan, hanya kinarya karyenak ing tyas sesama. Kembali pada kodrating manungsa, duwe rasa, ora duwe rasa duwe. Sebagai wujud netepi kodrat Ilahi Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Berbuat baik pada orang lain itu sesungguhnya berbuat baik untuk diri kita sendiri. Dan satu lagi ; mukjizat Tuhan hanya bagi orang yang percaya saja. sabdalangit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com