by: http://history1978.wordpress.com/2013/07/10/mengapa-banyak-peninggalan-majapahit-ada-di-luar-negeri/
Judul tulisan di atas mungkin tidak ideal
untuk sebuah judul, namun inilah bentuk keresahan saya dengan banyaknya
peninggalan kerajaan Majapahit yang justru tersimpan di Museum-museum
luar negeri. Sebuah keprihatinan karena selaku “pemilik” peninggalan
itu, kita justru bisa menikmatinya hanya dari gambar-gambar yang
diterbitkan orang asing. Apa saja peninggalan kerajaan Majapahit yang
ada di museum-museum luar negeri ? Simak penjelasan di bawah ini :
Majapahit Gold
Tombak Pataka ini di buat di era Kerajaan
SINGHASARI (abad 12 – 13 Masehi), dan diwarisi oleh Kerajaan WILWATIKTA
(MAJAPAHIT). Adalah Pataka yang direbut kembali oleh para senopati
Singhasari eks ekspedisi PAMALAYU di Kerajaan Jayakatwang Kediri.
Pasukan ini merasa terluka hatinya dikarenakan kerajaan Singhasari
diruntuhkan Jayakatwang ketika mereka tidak berada di tempat, sehingga
tidak bisa membela negara. Ketika mereka pamit melakukan tindakan
perebutan kembali pataka-pataka Singhasari sebagai wujud pengembalian
kehormatan Singhasari kepada SANGRAMA WIJAYA sempat tidak diijinkan.
Karena SANGRAMA WIJAYA masih trauma akan perang saudara yang baru saja
dijalaninya (Raja JAYAKATWANG adalah sepupu SRI KERTANEGARA yang
sekaligus besannya, dan masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan
SANGRAMA WIJAYA melalui kakeknya NARASINGAMURTI).
Kemudian para senopati ini nekat
berangkat setelah berpamitan kepada Prameswari TRIBHUWANESWARI (yang
juga putra pertama SRI KERTANEGARA dan istri SANGRAMA WIJAYA).
TRIBHUNARESWARI tidak menjawab YA atau TIDAK, hanya bersabda : PENUHI
DHARMAMU SEBAGAI KSATRYA. Dan ini yang menjadi legitimasi bagi para
senopati ekspedisi PAMALAYU merebut kembali panji pataka peninggalan
Singhasari yang ada di Daha.
Mereka akhirnya berhasil membawa pulang 5
(lima) panji Pataka Singhasari dan meneguhkan sikap para kerabat di
wilayah Daha (yang masih bingung harus bersikap mengabdi kepada siapa),
bahwa Majapahit adalah penerus Singhasari yang sah dan penerus
Rajasawangsa.
Pada Tombak Pataka ini lah pertama kali
di pasang Lambang Kerajaan Wilwatikta (Majapahit). Ada 4 (empat) kali
perubahan lambang negara Majapahit yang pernah ditambatkan pada Pataka
ini. Pada foto diatas adalah lambang kedua yang dipakai pada masa
pemerintahan Rani TRIBHUWANA TUNGGADEWI dan Raja SRI RAJASANAGARA DYAH
HAYAM WURUK, dimana Majapahit mengalami masa keemasannya. Mengenai
keempat Lambang Negara Majapahit dapat anda lihat pada catatan yang
lain. Semua Lambang Kerajaan (keempat-empatnya) bernama : SURYA
WILWATIKTA. Banyak yang menyebutnya juga sebagai SURYA MAJAPAHIT.
Tombak Pataka ini sekarang berada di :
THE METROPOLITAN MUSEUM OF ART1000 5th Avenue, New York, NY – USA
Dengan data museum sebagai berikut :
Top of a Scepter
Period: Eastern Javanese period, Singasari kingdom
Date: ca. second half of the 13th century
Culture: Indonesia (Java)
Medium: Copper alloy
Dimensions: H. 16 1/16 in. (40.8 cm)
Classification: Metalwork
Credit Line: Samuel Eilenberg Collection, Gift of Samuel Eilenberg, 1987
Accession Number: 1987.142.184
This artwork is currently on display in Gallery 247
Tombak Pataka ini di buat di era Kerajaan
SINGHASARI (abad 12 – 13 Masehi), dan diwarisi oleh Kerajaan WILWATIKTA
(MAJAPAHIT). Merupakan satu-satunya tombak pataka Singhasari yang mampu
diselamatkan oleh SANGRAMA WIJAYA pada saat keruntuhan Kerajaan
Singhasari akibat serbuan Kerajaan Gelang-gelang. Pataka lainnya
berhasil dikuasai dan diboyong oleh Raja Jayakatwang ke Kerajaan
Gelang-gelang.
Pada Tombak Pataka ini lah pertama kali
di pasang bendera Kerajaan Wilwatikta (Majapahit) ketika di proklamirkan
di hutan Tarikh (setelah penyerbuan pasukan Tartar dan pasukan SANGRAMA
WIJAYA atas Kerajaan Gelang-gelang). Bendera tersebut bernama : Gula –
Kelapa (Merah – Putih), yang sekarang kita warisi menjadi Bendera Sang Saka Merah Putih.
Tombak Pataka ini sekarang berada di :THE METROPOLITAN MUSEUM OF ART
1000 5th Avenue, New York, NY – USA
Dengan data museum sebagai berikut :
Halberd Head with Nagas and Blades
Period: Eastern Javanese period, Singasari kingdom
Date: ca. second half of the 13th century
Culture: Indonesia (Java)
Medium: Copper Alloy
Dimensions: H.17 1/4 in. (43.8 cm); W. 9 3/4 in. ( 24.8 cm)
Classification: Metalwork
Credit Line: Samuel Eilenberg Collection, Bequest of Samuel Eilenberg, 1998
Accession Number: 2000.284.29a, b
This artwork is currently on display in Gallery 247
Tombak Pataka ini di buat di era Kerajaan
SINGHASARI (abad 12 – 13 Masehi), dan diwarisi oleh Kerajaan WILWATIKTA
(MAJAPAHIT). Dipasang di atas kapal yang memimpin rombongan ekspedisi,
menandai adanya seseorang diatas kapal tersebut yang mewakili Raja atau
Negara. Bendera atau panji yang dipasang bernama : “Getih – Getah
Samudra” (lima garis merah dan empat garis putih), sebagai bendera
armada militer SINGHASARI / MAJAPAHIT. Sampai saat ini bendera ini
dipakai oleh TNI-AL dalam kapal-kapal perangnya di perairan
internasional, dengan nama panji : “Ular-ular Tempur”.
Pataka ini di bawa oleh pasukan ekspedisi
PAMALAYU dan diserahkan kepada Kerajaan Majapahit sebagai penerus dari
Kerajaan Singhasari.
Berkiprah pada “Ekspedisi PAMALAYU
(Singhasari)”, “Ekspedisi Duta Besar ADITYAWARMAN ke China (Majapahit)”
hal ini dilakukan dua kali, “Ekspedisi NUSANTARA oleh GAJAHMADA
(Majapahit)”. Dan eksis sampai saat ini, dilanjutkan oleh TNI-AL sebagai
kekuatan maritim Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tombak Pataka ini sekarang berada di :THE METROPOLITAN MUSEUM OF ART
1000 5th Avenue, New York, NY – USA
Dengan data museum sebagai berikut :
Halberd Head with Naga and Blades
Period: Eastern Javanese period, Singasari kingdom
Date: ca. second half of the 13th century
Culture: Indonesia (Java)
Medium: Copper alloy
Dimensions: H.17 1/2 in. (44.4 cm); Gr. W. 8 1/4 in. (21 cm)
Classification: Metalwork
Credit Line: Samuel Eilenberg Collection, Gift of Samuel Eilenberg, 1996
Accession Number: 1996.468a, b
This artwork is currently on display in Gallery 247
Dalam menjalankan politik NUSANTARA
(penyatuan seluruh kepulauan nusantara di bawah panji Majapahit),
terdapat 3 nama besar yang cukup disegani dalam pelaksanaannya.
Yang pertama adalah : ADITYAWARMAN
(dengan pangkat tertingi Wredhamantri), adalah keluarga raja yang
meniti kariernya di dunia militer sebagai penerus ayahandanya (keluarga
Raja Singhasari) MAHESA ANABRANG yang bergelar ADWAYABRAHMA.
Kedua-duanya dikenal tangguh di medan pertempuran, jago strategi dan
ulet menjalankan misi diplomatik (MAHESA ANABRANG adalah pimpinan misi
diplomatik ekspedisi PAMALAYU Singhasari ke Kerajaan DHARMASRAYA, jejak
ini diikuti putranya : ADITYAWARMAN yang melakukan “mission imposible”
dengan melakukan kunjungan diplomatik ke Kaisaran China. Padahal baru 2
dekade pasukan Tartar ini digempur dalam pertempuran tanah Jawa oleh
Raden WIJAYA, dan mereka sedang mempersiapkan gempuran balasan).
Kehandalan ADITYAWARMAN sebagai duta lah yang bisa menetralisir keadaan
dan bahkan menemukan kesepahaman dalam hubungan antar negara. Baik ayah
dan anak ini ketika melakukan tugasnya : membawa Tombak Pataka SANG
HYANG BARUNA.
Yang kedua dan ketiga adalah dua serangkai : Panglima Laut Rakarian Tumenggung MPU NALA dan Mahapatih Amangkubhumi GAJAHMADA.
Keduanya secara bahu-membahu menjalankan tugas penyatuan nusantara
dengan konsisten dibidangnya masing-masing. MPU NALA adalah generasi
kedua panglima armada laut, ayahandanya dikenal sebagai panglima laut
yang memimpin rombongan pertama ekspedisi Pamalayu Singhasari menuju
Kerajaan Tumasik di selat Malaka. Maka penunjukannya sebagai Panglima
Laut di era pemerintahan Rani TRIBHUWANA TUNGGADEWI bersifat mutlak,
mengingat banyak pelaut-pelaut yang dahulu mengabdi kepada ayahandanya
telah bersumpah setia mendukung kepemimpinannya mengarungi samudra.
Dikenal jago pertempuran laut dan pandai menyatukan pasukan laut yang
berasal dari beberapa negara bawahan.
Mahapatih Amangkubhumi GAJAHMADA adalah
tokoh kunci dari politik penyatuan nusantara lewat SUMPAH PALAPAnya.
Seorang militer tulen yang memulai karirnya dari bawah sebagai bekel dan
dikenal cerdas mempelajari ilmu pemerintahan. Pemikirannya banyak
dipengaruhi oleh politik NUSANTARA Kerajaan Singhasari Raja SRI
KERTANEGARA dan hal ini cocok dengan pemikiran Rani Majapahit
(TRIBHUWANA TUNGGADEWI yang juga cucu dari SRI KERTANEGARA) yang
mendapat pemahaman serupa dari ibundanya : DYAH AYU GAYATRI.
Keteguhan hati sang GAJAHMADA dalam
mencapai cita-citanya diujinya sendiri dalam berbagai medan pertempuran
di separuh kehidupannya. Kemampuannya yang ulet, luwes sekaligus tegas
dan tangguh telah mewariskan kepada kita INDONESIA Raya yang luas ini.
Dalam menjalankan ekspedisinya, kapal panglimanya selalu membawa Tombak Pataka Sang Hyang BARUNA dan mengibarkan panji-panji kebesaran Majapahit.
Rupanya perjalanan sejarah tersebut
diabadikan secara konsisten oleh TNI-AL sebagai kekuatan maritim
INDONESIA. Panji Maritim Majapahit tetap dipakai hingga saat ini, bahkan
GAJAHMADA dibuatkan monumennya di Markas Komando TNI-AL Surabaya.
Keduanya baik MPU NALA maupun GAJAHMADA, namanya diabadikan sebagai nama
kapal perang : KRI. NALA dan KRI. GAJAHMADA.
PUSAKA-PUSAKA MILIK MAJAPAHIT
Jenis : Pusaka Kubur
Nama : TOPENG KUBUR
Era : Majapahit, Abad ke-14
Material : Emas
Koleksi :
THE METROPOLITAN MUSEUM OF ART
1000 5th Avenue, New York, NY – USA
Funerary Mask
Period: Eastern Javanese period
Date: 14th century
Culture: Indonesia (Java, Majapahit)
Medium: Gold
Dimensions: Diam. 7 1/2 in. (19.1 cm)
Classification: Sculpture
Credit Line: Gift of The Kronos Collections, 1995
Accession Number: 1995.569.2
Nama : TOPENG KUBUR
Era : Majapahit, Abad ke-14
Material : Emas
Koleksi :
THE METROPOLITAN MUSEUM OF ART
1000 5th Avenue, New York, NY – USA
Funerary Mask
Period: Eastern Javanese period
Date: 14th century
Culture: Indonesia (Java, Majapahit)
Medium: Gold
Dimensions: Diam. 7 1/2 in. (19.1 cm)
Classification: Sculpture
Credit Line: Gift of The Kronos Collections, 1995
Accession Number: 1995.569.2
Jenis : Pusaka
Nama : Liontin KEPALA DEWA SIWA
Era : Majapahit, abad ke-15
Material : Emas
Koleksi :
THE METROPOLITAN MUSEUM OF ART
1000 5th Avenue, New York, NY – USA
Head of Shiva(?)
Period: Majapahit period
Date: ca. 15th century
Culture: Indonesia (Java)
Medium: Gold
Dimensions: H. 1 1/2 in. (3.8 cm)
Classification: Sculpture
Credit Line: Gift of Cynthia Hazen Polsky, 1991
Accession Number: 1991.423.11
This artwork is not on display
Nama : Liontin KEPALA DEWA SIWA
Era : Majapahit, abad ke-15
Material : Emas
Koleksi :
THE METROPOLITAN MUSEUM OF ART
1000 5th Avenue, New York, NY – USA
Head of Shiva(?)
Period: Majapahit period
Date: ca. 15th century
Culture: Indonesia (Java)
Medium: Gold
Dimensions: H. 1 1/2 in. (3.8 cm)
Classification: Sculpture
Credit Line: Gift of Cynthia Hazen Polsky, 1991
Accession Number: 1991.423.11
This artwork is not on display
Jenis : Pusaka Emas
Nama : LIONTIN KALA
Era : Abad Ke-10
Asal : Jawa Timur
Material : Emas
Koleksi :
THE METROPOLITAN MUSEUM OF ART
1000 5th Avenue, New York, NY – USA
Rattle with Kala Head
Period: Eastern Javanese period
Date: last quarter of the 10th–last quarter of the 14th century
Culture: Indonesia (Java)
Medium: Gold
Dimensions: 2 3/4 in. (7 cm)
Classification: Metalwork
Credit Line: The Samuel Eilenberg-Jonathan P. Rosen Collection of Indonesian Gold, Bequest of Samuel Eilenberg and Gift of Jonathan P. Rosen, 1998
Accession Number: 1998.544.26
This artwork is currently on display in Gallery 247
Nama : LIONTIN KALA
Era : Abad Ke-10
Asal : Jawa Timur
Material : Emas
Koleksi :
THE METROPOLITAN MUSEUM OF ART
1000 5th Avenue, New York, NY – USA
Rattle with Kala Head
Period: Eastern Javanese period
Date: last quarter of the 10th–last quarter of the 14th century
Culture: Indonesia (Java)
Medium: Gold
Dimensions: 2 3/4 in. (7 cm)
Classification: Metalwork
Credit Line: The Samuel Eilenberg-Jonathan P. Rosen Collection of Indonesian Gold, Bequest of Samuel Eilenberg and Gift of Jonathan P. Rosen, 1998
Accession Number: 1998.544.26
This artwork is currently on display in Gallery 247
Jenis : Pusaka Emas
Nama : HULU KERIS
Material : Emas
Era : Perkiraan abad ke 9 – 14
Asal : Jawa Timur
Koleksi :
THE METROPOLITAN MUSEUM OF ART
1000 5th Avenue, New York, NY – USA
Weapon Handle with Ganesha
Period: Eastern Javanese period
Date: early 9th–14th century
Culture: Indonesia (Java)
Medium: Gold
Dimensions: H. 2 1/8 in. (5.5 cm)
Classification: Metalwork
Credit Line: The Samuel Eilenberg-Jonathan P. Rosen Collection of Indonesian Gold, Bequest of Samuel Eilenberg and Gift of Jonathan P. Rosen, 1998
Accession Number: 1998.544.56
This artwork is currently on display in Gallery 247
Nama : HULU KERIS
Material : Emas
Era : Perkiraan abad ke 9 – 14
Asal : Jawa Timur
Koleksi :
THE METROPOLITAN MUSEUM OF ART
1000 5th Avenue, New York, NY – USA
Weapon Handle with Ganesha
Period: Eastern Javanese period
Date: early 9th–14th century
Culture: Indonesia (Java)
Medium: Gold
Dimensions: H. 2 1/8 in. (5.5 cm)
Classification: Metalwork
Credit Line: The Samuel Eilenberg-Jonathan P. Rosen Collection of Indonesian Gold, Bequest of Samuel Eilenberg and Gift of Jonathan P. Rosen, 1998
Accession Number: 1998.544.56
This artwork is currently on display in Gallery 247
Jenis : Pusaka Emas
Nama : HULU KERIS
Material : Emas
Era : Abad ke-15
Asal : Majapahit
Koleksi :
THE METROPOLITAN MUSEUM OF ART
1000 5th Avenue, New York, NY – USA
Hilt of a Weapon
Period: Eastern Javanese period
Date: last quarter of the 10th–last quarter of the 15th century
Culture: Indonesia (Java)
Medium: Gold
Dimensions:
Classification: Metalwork
Credit Line: The Samuel Eilenberg-Jonathan P. Rosen Collection of Indonesian Gold, Bequest of Samuel Eilenberg and Gift of Jonathan P. Rosen, 1998
Accession Number: 1998.544.43
This artwork is currently on display in Gallery 247
Nama : HULU KERIS
Material : Emas
Era : Abad ke-15
Asal : Majapahit
Koleksi :
THE METROPOLITAN MUSEUM OF ART
1000 5th Avenue, New York, NY – USA
Hilt of a Weapon
Period: Eastern Javanese period
Date: last quarter of the 10th–last quarter of the 15th century
Culture: Indonesia (Java)
Medium: Gold
Dimensions:
Classification: Metalwork
Credit Line: The Samuel Eilenberg-Jonathan P. Rosen Collection of Indonesian Gold, Bequest of Samuel Eilenberg and Gift of Jonathan P. Rosen, 1998
Accession Number: 1998.544.43
This artwork is currently on display in Gallery 247
Melihat ornamennya yang lengkap sesuai
cerita GARUDHA MUKHA dan model hiasannya, saya meyakini arca ini dibuat
di era Kerajaan Kahuripan pada abad ke-10 / 11. Sebab ketika era KADIRI
dan SINGHASARI, ornamen KURA-KURA tidak digunakan lagi.
Koleksi :
THE BARAKAT GALLERY – Baverly Hills, CA – USA
Gold Sculpture of Vishnu Riding on the Shoulders of Garuda – CK.0051
Origin: Indonesia
Circa: 900 AD to 1300 AD
Dimensions: 7.25″ (18.4cm) high x 3.5″ (8.9cm) wide 989 Grams
Collection: Asian
Style: Javanese
Medium: Gold
THE BARAKAT GALLERY – Baverly Hills, CA – USA
Gold Sculpture of Vishnu Riding on the Shoulders of Garuda – CK.0051
Origin: Indonesia
Circa: 900 AD to 1300 AD
Dimensions: 7.25″ (18.4cm) high x 3.5″ (8.9cm) wide 989 Grams
Collection: Asian
Style: Javanese
Medium: Gold
Jenis : Arca Emas
Nama : DEWA WISNU
Era : Kerajaan Majapahit, abad ke-14
Koleksi : Museum Eropa (namanya dirahasiakan)
Nama : DEWA WISNU
Era : Kerajaan Majapahit, abad ke-14
Koleksi : Museum Eropa (namanya dirahasiakan)
Jenis : Pusaka Kasekten (Kesaktian)
Nama : DURGO NGERIK
Era : Majapahit, abad ke-14
Tangguh : Daha (Kadiri)
Koleksi :
THE METROPOLITAN MUSEUM OF ART
1000 5th Avenue, New York, NY – USA
Kris
Date: 18th–19th century
Culture: Javanese
Medium: Steel, gold, and wood
Classification: Krisses
Credit Line:
Edward C. Moore Collection, Bequest of Edward C. Moore, 1891
Accession Number: 91.1.899
This artwork is not on display
Nama : DURGO NGERIK
Era : Majapahit, abad ke-14
Tangguh : Daha (Kadiri)
Koleksi :
THE METROPOLITAN MUSEUM OF ART
1000 5th Avenue, New York, NY – USA
Kris
Date: 18th–19th century
Culture: Javanese
Medium: Steel, gold, and wood
Classification: Krisses
Credit Line:
Edward C. Moore Collection, Bequest of Edward C. Moore, 1891
Accession Number: 91.1.899
This artwork is not on display
Jenis Pusaka : Keris Sikep (Kebesaran)
Dapur : SINGO BARONG Kinatah Emas
Pamor : Lintang Kemukus
Era : Kerajaan MATARAM
Koleksi : Museum VOLKENKUNDE, Leiden
Inventaris No. : 924-58
Asal Perolehan : Yogyakarta
Dapur : SINGO BARONG Kinatah Emas
Pamor : Lintang Kemukus
Era : Kerajaan MATARAM
Koleksi : Museum VOLKENKUNDE, Leiden
Inventaris No. : 924-58
Asal Perolehan : Yogyakarta
Satu lagi Pusaka Ampuh MATARAM yang berpamor langka : Lintang Kemukus yang
terpasung di luar negeri. Ini bukan satu-satunya pusaka utama kita yang
tersandera, ada ribuan dalam database mereka, semoga saya bisa
mengakses masuk dan menunjukkan kepada anda semua. Tetapi ada yang
sedikit melegakan, rata-rata kondisi pusaka terawat dengan baik, saya
dengar mereka malah mempekerjakan orang Indonesia yang paham pusaka guna
merawat koleksi museum.
Special collection: Insular Southeast Asia
Inventory number: 924-58
Material / technique: iron, nickel, gold, silver, brass, copper, wood
Dimensions: L 51 cm, L 41 cm blade, sheath 44 cm L
Date: for 1893
Inventory number: 924-58
Material / technique: iron, nickel, gold, silver, brass, copper, wood
Dimensions: L 51 cm, L 41 cm blade, sheath 44 cm L
Date: for 1893
Jenis Pusaka : Tombak Pataka (tempat mengikat bendera Kerajaan)
Nama : KYAI TJAKRA
Era : Kerajaan MATARAM
Koleksi : Museum VOLKENKUNDE, Leiden
Inventaris No. : 704-15
Asal Perolehan : Yogyakarta
Staatsielans sheath and (say)
Special collection: Insular Southeast Asia
Inventory number: 704-15
Title: staatsielans sheath and (say)
Material / technique: gold, silver, copper, brass, wood
Dimensions: L 226 cm, 22.5 cm L point, B point 20 cm, 3.2 cm shaft D, L sheaths 11 to 18.8 cm, 2.6 to 10 cm B sheaths
Date: [NI]
Indigenous name: tjakra
Function: status, rank and dignity signs, identifiers
Culture: Yogyakarta
Origin: Yogyakarta
Nama : KYAI TJAKRA
Era : Kerajaan MATARAM
Koleksi : Museum VOLKENKUNDE, Leiden
Inventaris No. : 704-15
Asal Perolehan : Yogyakarta
Staatsielans sheath and (say)
Special collection: Insular Southeast Asia
Inventory number: 704-15
Title: staatsielans sheath and (say)
Material / technique: gold, silver, copper, brass, wood
Dimensions: L 226 cm, 22.5 cm L point, B point 20 cm, 3.2 cm shaft D, L sheaths 11 to 18.8 cm, 2.6 to 10 cm B sheaths
Date: [NI]
Indigenous name: tjakra
Function: status, rank and dignity signs, identifiers
Culture: Yogyakarta
Origin: Yogyakarta
Jenis Pusaka : Tombak Pataka (tempat mengikat bendera Kerajaan)
Nama : KYAI ARDA DEDALI
Era : Kerajaan MATARAM
Koleksi : Museum VOLKENKUNDE, Leiden
Inventaris No. : 704-13
Asal Perolehan : Yogyakarta
Staatsielans and sheath
Special collection: Insular Southeast Asia
Inventory number: 704-13
Title: staatsielans and sheath
Material / technique: gold, diamond, wood, silver
Dimensions: L 230 cm x 6.4 cm section 22; D shaft 3 cm x 2.5 cm sheath 17
Date: [NI]
Indigenous name: Arda dedali
Function: status, rank and dignity signs, identifiers
Culture: Yogyakarta
Origin: Yogyakarta
Majapahit Artilery
Sebagai orang Indonesia, BANGGA saya
karena nenek moyang kita HEBAT dan sangat LUARR BIASA, namun di sisi
lain saya juga SEDIH karena tidak bisa menjaga peninggalan-peninggalan
ini, sehingga diambil orang dan jadi milik mereka. Akhirnya, mengutip
kalimat dari Presiden Sukarno, “Jangan sekali-kali melupakan sejarah!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com