by: http://www.masjidalakbar.com/khutbah1.php?no=113
Hidup kita di dunia ini ada kemiripan dengan produk yang diciptakan oleh
manusia sendiri. Banyak produk teknologi yang ada di depan kita,
misalnya : kompor gas, sterika, kulkas, mesin cuci dll. Semua produk itu
oleh pabriknya mesti disertakan manual cara menggunakan produk
tersebut. Tujuannya adalah agar produk itu awet digunakan dan tidak
membahayakan penggunanya. Jika kita menginginkan produk yang kita miliki
awet dan tidak membahayakan, maka patuhilah, bagaimana cara menggunakan
dengan benar sesuai manualnya.
Allah SWT membuat produk yang bernama manusia, sebagai khalifah
(QS Al Baqarah :30). Yang maknanya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Allah mengikrarkan dan disaksikan oleh malaikat, bahwa tugas
manusia di bumi ini adalah sebagai khalifah. Para ahli tafsir
menafsirkan khalifah ini bermacam-macam tentang apa khalifah itu dan apa
fungsi dan misinya. Namun, semuanya sepakat bahwa di antara fungsi dan
misi khalifah manusia itu adalah untuk memakmurkan bumi, dan
melestarikan kehidupan sebagai wakil Allah di muka bumi.
Setelah manusia tercipta, maka Allah juga memberi manual, cara
bagaimana agar manusia di bumi ini awet, lestari, bahagia di dunia
hingga akhirat. Apa yang Allah telah gariskan dalam wahyu Al-Qur’an, dan
Hadis Nabi Muhammad SAW. berisi dua hal saja. Hal yang diridhohi dan
yang dimurkai Allah. Dalam bidang aqidah, yang diridhohi Allah adalah
tauhid (mengesakan Allah), agar manusia tidak salah jalan, tidak salah
pilih, tidak tersesat dalam hidupnya. Dan yang dimurkai Allah adalah
menyekutukanNya. (QS Al Bayinah : 5). Maknanya : Padahal mereka tidak
disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama
yang lurus. Dan dalam surah Al Isra’ :22 yang maknanya : Janganlah kamu
adakan Tuhan yang lain di samping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela
dan tidak ditinggalkan (Allah).
Dalam bidang syariah, yang diridhoi Allah adalah hal-hal yang
diwajibkan dan yang disunnahkan untuk kita sekalian. Dalam hukum Islam
ada 5 macam (wajib, Sunnah, haram, makruh, mubah). Yang diridhoi Allah
adalah yang wajib dan sunnah, sedang yang dimurkai adalah yang haram dan
makruh. Yang mubah diserahkan kepada produk manusia itu sendiri. Namun
yang mubah ini jika melampaui batas juga bisa menjadi haram. Misalnya
makan hukumnya adalah mubah, tetapi ketika makan berlebihan, menjadikan
madhorot, maka menjadi haram. Jika tidak makan akan menyebabkan
kematian, maka menjadi wajib hukumnya.
Dalam bidang akhlak. Yang diridhai Allah adalah semua akhlaqul
mahmudah (terpuji), dan yang dimurkai Allah adalah semua akhlakul
madzmumah (tercela).
Mengapa ada yang diridhoi dan ada yang dimurkai? Apakah untuk
kepentingan Allah? Atau kepentingan siapa? Dan ternyata, ada yang
dimurkai dan diridhoi Allah itu adalah untuk kepentingan makhluk manusia
itu sendiri. Sama sekali bukan untuk kepentingan Allah SWT. Bahkan
dalam sebuah hadist diterangkan, bahwa Allah tidak menjadi Agung karena
disembah oleh manusia. Dan Allah tidak menjadi kurang Agung, karena
tidak disembah oleh manusia.jadi, semua yang diridhoi dan dimurkai Allah
adalah demi kemaslahatan umat manusia sendiri. Misalnya, kalau ada
tulisan di sebuah diding, awas jangan disentuh. Tentu orang yang menulis
ini mempunyai tujuan, mungkin karena dinding masih basah karena baru
dicat, sehingga kalau kita menyentuh akan kotor terkena cat. Atau di
dinding itu, jaringan listriknya sedang eror, sehingga kalau kita
menyentuhnya, akan tersengat aliran listrik itu. Atau alasan yang lain,
yang seharusnya kita husnudz dzan bahwa di balik larangan-larangan itu,
ada hikmah dan tujuan yang menyertainya. Ketika seseorang melanggar
larangan, menerjang yang dimurkai Allah, maka cepat atau lambat, bala’
akan datang. Banjir yang melanda, pasti ada unsur ikutcampurnya tangan
manusia, sehingga terjadi banjir itu. Ketika Allah berfirman (QS Al
A’rof : 56) : Maknanya : Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan
rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat
baik.
Allah tidak perlu menjelaskan, kalau kamu membuat kerusakan di
bumi, akan mengakibatkan banjir, tanah longsor dlsb. Tetapi ketika
tangan-tangan jahil melakukan pembalakan liar, penebangan sembarangan,
sehingga hutan menjadi gundul, batu-batu habis dibongkar tanpa
perhitungan, maka terjadilah tanah longsor, banjir bandang.
Ketika Allah melarang berzina, (QS Al Isra : 32) Maknanya : Dan
janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.
Jadi sini tidak usah bertanya mengapa dilarang berzina, karena
di balik itu, kalau orang menerjang itu, akan menimbulkan banyak mara
bahaya, termasuk penyakit yang belum ada obatnya. Allah tidak perlu
menjelaskan mengapa dilarang perzinaan itu. dan begitu seterusnya. Di
balik yang dimurkai Allah, pastilah ada manfaat yang mengiringinya.
Bagaimana akibat mengikuti yang diperintah Allah? Pastilah kita
akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Mudah-mudahan kita
selalu mengikuti yang diridhoiNya, dan selalu bisa menjauhi yang
murkaiNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com