“Ini
analisa yang dibuat-buat tanpa fakta, saya bawa beritanya ini fakta.
Yang razia ibu-ibu bukan dari kalangan yang disebut Pak Tamrin aliansi
politik lah segala macam, mengada-ada,” kata Munarman dalam
pemaparannya.
“Ini ibu-ibu razia minuman keras beritanya bulan 4
kemarin, karena di Papua banyak keonaran karena orang minum minuman
keras. Jadi ibu-ibu ini mereka resah. Ini di Mimikia, ini di Sorong
(sambil menunjukkan print out berita). Ada dua berita jadi nggak ada
kaitannya dengan politik yang disebut-sebut (Tamrin) tadi,” lanjutnya.
“Tapi bang Munarman Pak Tamrin, hukum itu harus ditegakkan. Jadi
koridornya aparatlah yang seharusnya menindak?” tanya presenter Tv One
Arief Fadil.
“Kalau soal hukum, ditegakkan kah hukum terhadap pelarangan minuman keras? tanya Munarman.
“Menurut bang Munarman?” lanjut Arief.
“Tidak ada yang menegakkan. Jadi polisi, Kementerian Perdagangan,
Kementerian Perindustrian, Dinas Parwisata itu tidak melarang padahal
sudah melarang minuman keras. Ya minuman keras, tempat hiburan segala
macan, itu tidak ditegakkan aturanya. Itu masalahnya,” ujar Munarman
masih santai.
“Sekarang beliau ini (Tamrin) melihat hilirnya, ketika masyarakat
seperti yang ini (menunjukkan print out berita) konteks kita ibu-ibu
mengambil tindakan sendiri. Kalau dalam perspektif beliau ini tidak
masuk,” tutur Jubir FPI berbaju kemeja putih itu.
“Anda nggak tahu.. Hei dengar dulu anda nggak tahu apa yang saya
maksud..” Tamrin menyela sambil menunjuk-nunjuk karena tersinggung
dengan pernyataan Munarman.
“Diam anda diam..!!” timpal Munarman.
“Anda….” Byur!! Munarman mengambil air dari dalam gelas dan menyiramkannya ke wajah Tamrin.
Itulah sekelumit dialog dalam acara Talk Show
“Apa Kabar Indonesia pagi” di TV One yang memancing emosi amarah seorang
jubir FPI yaitu “Munarman” sehingga menyiramkan segelas Teh Manis ke
wajah Sosiolog UI “Tamrin Tomagola”. Insiden itu terjadi sekitar pukul
07.45 WIB di Wisma Nusantara Jakpus ketika acara Talk Show tersebut
menggelar diskusi yang memabahas pelarang sweeping tempat hiburan malam
pada saat bulan ramadhan.
Diskusi yang semula berjalan tenang tiba-tiba menjadi
tidak terkontrol dan lepas kendali ketika pembicaraan Munarman di
sanggah oleh Tamrin Tomagola, Munarman pun emosi dan akhirnya
menyiramkan segelas teh ke waju sang sosiolog itu. Tentu saja aksi itu
membuat Tamrin terkejut dan tak habis pikir oleh ular Munarman tersebut.
Kedua presenter yang memandu acara tersebut pun mencoba melerai. Tapi
sayang terlambat,wajah dan bajunya Tamrin Tomagola sudah terlanjur
basah.
Sesudah kejadian itu, Tamrin pun menanggapi aksi Muanarman tersebut lewat akun twiternya ““Biarkan publik yang menilai dan memberi hukuman sosial yang setimpal. Saya tidak mau melayani preman,” kata Tamrin melalui akun twitternya @tamrintomagola, Jumat (28/6/2013).
Melihat insiden tersebut bagi orang yang sudah mengenal lebih jauh siapa sebenarnya Munarman pun tidak
akan kaget. Bagi yang mengikuti kiprahnya selamanya ini Munarman di
kenal sebagai seorang yang memang berwatak keras, tidak mau mengalah dan
selalu ngotot dengan argumen-argumennya yang dianggapnya selalu benar.
Seharusnya dia sadar argumen-argumen yang dia keluarkan selama diskusi
ataupun dalam kesempatan-kesempatan lainya tidak akan semuanya diterima
di semua pihak, pro dan kontra pasti ada. Alangkah baiknya seorang
Munarman bisa bersifat lebih dingin dan tidak selalu mengedepankan emosi
dalam setiap kesempatan, hal itu di perlukan untuk menjaga nama baik
dirinya dan juga organisasi yang dibelanya ketika berada di depan publik
atau media.
Yang lebih heran lagi adalah, ketika acara diskusi on air
itu sudah selesai Munarman ternyata masih mengajak Tamrin Tomagala untuk
berdebat dan beragumen seputar masalah yang dibahas sebelmunya.
Seakan-akan belum puas menyiramkan teh manis ke wajah tamrin, Munarman
masih terus menghujat dan melontarkan tantangan kepadanya. Menurut
tamrin “Munarman telah mencederai ranah publik sebagai ranah dialog”.Sungguh
saya tak habis dengan sikap orang yang ngakunya sebagai “komandan
laskar jihad islam” itu,katanya islamis tapi tak sedikitpun perilakunya
mencerminkan nilai-nilai dari keislaman itu sendiri.
Untuk Pak Tarmin Tomagola juga seharusnya tidak usah terlalu
memprovokasi ketika orang sedang berbicara,kasih kesempatan lawan
diskusi untuk mengeluarkan argumen-argumennya. Jangan memotong
pembicaraan ketika memang lawan bicara sudah ngomong. Hal itu sudah
jelas menjadi etika ketika seseorang akan berdialog. Bagi saya tak hanya
Munarman yang salah disini, Tarmin juga memiliki sisi kesalahan dalam
insiden ini yaitu sama-sama tidak mau mengalah. Harapan saya keduanya
bisa saling mengerti bahwa saat itu mereka berdua ada di dalam ranah
media dan jutaan orang di indonesia pasti melihatnya, untuk jalan
terbaiknya damai ajalah keduanya dan semoga tidak akan ada kejadian
seperti ini lagi yang dapat mencederai kebebasan berpendapat di negara
kita.
by: http://regional.kompasiana.com/2013/06/28/siraman-teh-manis-lebih-kejam-dari-pada-ngomong-572670.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com