Jumat, 09 Agustus 2013

Kencan Balas Dendam ( Ini adalah sebuah cerita unik tentang kisah cinta antara sahabat, teman, dan hubungan yang menggantung )

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmdHUwsnG6qw42dpGr1IjPBdVi0UuiI6HdpMtGNbbi0wUrL6xh1TW-214OsX0RQR-rAkmy90pk-ibvzuwBZK07qkeL_d2Y8-omxRl5x9i5-BiX95rD_uoibNWtrYWwfOF6HN8_BtKC3VE/s1600/balas_dendam.jpg 
                                                  pic by: situs bagindaery
 
  Sebulan yang lalu, sore itu memang sengaja sepulang sekolah aku mampir dulu ke perpus untuk mencari buku, menambah refrensi persiapan presentasi minggu depan. Udah lama juga aku gak pernah main ke perpus, jangankan main, mampir ke dalam saja bisa dihitung pakai jari. Hari ini pun kalo gak terpaksa karena teman satu kelompokku anaknya males-mels semua, aku juga gak bakalan mau ke perpus. Hal yang membuatku jenuh di perpus adalah sepi, mau baca saja harus sunyi, jujur saja aku malah terbiasa dengan lingkungan rame, jadi setiap belajar pasti radio atau mp3 harus tersedia.
“hai pram”.., suara dari belakang dan tepukan di pundakku, sedikit mengagetkanku.
“lagi cari buku apa Pram, kok tumben mau ke perpus” goda Kiki kepadaku
Uh, sumpah kalo aku gak emosi mungkin udah gue bentak dia, sok yang paling rajin aja, ngatain aku baru lihat masuk perpus.
“eh ini Ki, nyari refrensi buat presentasi Bu Meta” balasku datar
“Bu Meta?? Kelompok berapa kamu Pram?” tanya Kiki
“kelompok 5 minggu depan udah presentasi” balasku lagi
“Bu Meta, Guru Ekonomi kan??”tanya Kiki sok akrab.
“iya, guru apa lagi coba, satu-satunya Guru yang super wow anak IPS kan Cuma bu Meta” goda ku.
“wah kebetulan sekali Pram, baru saja hari ini aku selesai presentasi Bu Meta, dan kebetulan lagi aku juga kelompok 5, jadi kita satu judul” jelas Kiki
Hemm kebetulan sekali, kenapa enggak minta tolong saja sama dia, lumayan kan gak susah-susah nyari refrensi yang banyak tinggal copas, udah selesai. Gumam ku dalam hati. Kesempatan pram, kapan lagi coba, bisik setan sebelah kiri.
“eh Ki, walau kita udah gak sekelas lagi, boleh dong aku minta tolong” rayu ku
“mau lihat kerja kelompokku?” lirik Kiki padaku
“hehe iya lah, masak mau lihat yang lain seh” goda ku, sambil kepegang pundaknya
“Wah, Pram.. jangan begitu dong,..aku kan malu” genit Kiki kepadaku
Kalo ini bukan karena tugas ihh, gak bakalan aku ngerayu kiki kayak gini, gumam hati ku. Dan tentu saja Pramono selalu sukses, tinggal minta flasdisk dari Kiki tugas dari Bu Meta dah beres. Untung ketemu sama Kiki,.,
◊◊◊◊◊
“ayo lah Vi, temenin aku, kapan lagi coba acara ini tuh setahun sekali, pekan vestifal seni” ajak ku kepada Via.
“aduh gimana ya pram, aku gak bisa pergi kalo gak ngajak Lily,” minta Via kepadaku
“hemm gitu ya, ya gak papa ajak Lily sekalian, ntar kita berangkat bareng juga sama anak-anak kelas ku” balas ku
“hah” nada suara Via terdengar kaget, mendengung ditelingaku. “ Apa Pram nanti kita berangkat bareng sama anak kelasmu?”
“iyah, kan tambah seru kalo rame-rame”
“ya seh rame, tapi apa kata anak-anak nanti kalo kita jalan bareng,..!! suara Via semakin cemas terdengar di telpon.
Belom sempat aku bicara, suaranya putus, dan ternyata pulsa ku dah habis, sial. Wah bagaimanapun aku harus bisa ngajak Via jalan bareng, ini kesempatan kapan lagi dan semoga ini berhasil, akan ku lihat bagaimana reaksi  si Quen jika tahu kalo aku bisa jalan bareng sama Via.
◊◊◊◊◊
Sore itu, setelah aku copas tugas dari flasdisk yang dipinjam kan Kiki. Secara tiba-tiba Via, mengirim sms kepadaku dan minta ditemani untuk memberi makan kelinci baru. Oh iya, perkenalan ku dengan Via, juga secara gak sengaja kami bertemu saat dipasar hewan, waktu itu aku rela mengejar kelinci yang lepas, gadis manis itu berlari mengejar kelincinya yang lepas, spontan saja aku juga ikut mengejar, tak perduli deh, aku sudah lupa kalo tujuanku kesini adalah disuruh ayah untuk membeli pakan burung. Dan akhirnya sejak saat itulah aku mengenal Via, dan yang lebih bikin aku tertawa adalah ternyata Via, itu teman satu sekolah denganku, bahkan sama satu jurusan yang membedakan hanya kelas kita yang berbeda. Ya ampun saat itu, aku baru sadar ternyata ada gadis semnis Via adalah tetangga kelas dan baru kenal.
Kembali lagi, setelah dari perpus, Via mengajakku untuk membeli wortel dan rerumputan di pasar guna pakan kelinci. Dan yang bikin aku deg-deg an adalah wajah tersenyum Via yang begitu manis sekali, membuat  suasana sore itu, hemm khayalanku sudah kemana-mana, suara manja itu,.
“Pram, gak ngrepotin kan, aku ngajak kamu kesini??”
“enggak kok Vi, justru aku malah seneng, bisa bantu kamu” goda ku
“Makasih lho Pram, oh iya kalo ada waktu sering-sering aja main kesini”minta Via
“wah, beneran Vi, entar apa malah gak ngerepotin ibumu yang repot bikin jus jambu” kami tertawa bersama. Sore yang penuh kenangan dengan Via. Diteras rumahnya.
Sejak saat itu hubunganku dengan Via semakin hari semakin dekat. Hari demi hari ada yang beda yang kurasakan saat bersama Via. Aduh apakah aku jatuh cinta dengan Via? Lalu bagaimana dengan Quen??...
◊◊◊◊◊
“eh Wan, mana seh anak-anak? Katanya ngumpul jam 4 disini?” tanyaku pada Iwan, yang memang baru beberapa anak yang  sudah ngumpul. Kita satu kelas udah janjian untuk ngumpul bareng nonton pameran seni.
“belom tahu aku Pram, mungkin bentar lagi, mereka kesini, tadi seh udah aku sms semua untuk tepat waktu” jelas Iwan padaku
Sebenernya aku juga msih nunggu Via datang dengan Lily, yah aku kan sudah janji, semoga aja dia datang. Dan aku juga berharap kalo Quen juga datang, acara ini akan lebih seru lagi hahaha, tawaku dalam hati.
“nah itu di Pram anak-anak udah pada datang” tunjuk Iwan pada gerombolan anak-anak yang memang baru pada datang, dan aku lihat sekejap ternyata Quen juga ada. Wah bagus, tinggal nunggu Via dan Lily. Dan beberapa menit kemudian, Via datang dengan Lily, ok deh. Susana mulai berubah saat mobil Iwan penuh dengan rombongan anak-anak, yang bikin rame adalah aku bisa ngajak Via, haha aku puas lihat wajah Quen yang berubah muram.
“Wah Pram, gebetan baru ne”?, goda iwan dan temen-temen lainnya padaku
“ya gitu deh Wan, “ balas ku singkat
“apaan seh Pram, aku kan jadi malu” Via mencubit pinggangku yang bikin aku kaget
“maaf ya Vi, kalo kamu malu ketemu sama temen-temen ku, tapi mau bagaimana lagi nikmatin aja ya Vi” rayu ku pada Via. Via tak menjawab hanya tersenyum sinis
Beberapa menit kemudian kami sampai di acara pameran seni yang diadakan di balai kota.
“eh pram, jujur aja ya, aku gak enak banget ni sama Quen”
“ah ngomong apa seh Vi, udah gak papa kok, siapa dia, siapa kita coba?”
“yah bukannya begitu Pram, tapi lihat deh wajahnya Quen, kayaknya jengkel banget sama kita”
“ah biarin aja Vi, aku juga kesel sama dia, siapa suruh juga ngegantungin hubungan, tahu ndiri kan Vi, Quen itu aslinya  kayak apa”jelasku
“hemm iya juga ya Pram,..! siapa dia juga, cemburu sama kita” Via menguatkanku
Emang sengaja Vi, aku lakukan ini. aku sengaja mengajakmu kencan dan sengaja pula dengan teman satu kelas yang kebetulan Quen ada. Biarlah mungkin ini kebetulan namun ini seperti sinotron. Ya rasa kesalku slama ini kepada Quen sudah terbalaskan.
◊◊◊◊◊
Seminggu yang lalu sebelum ke acara pameran seni. Aku masih ingat gimana perasaanku waktu itu. Sore itu benar-benar membuatku tersadar siapa sebenarnya Quen itu. Memeng seh jauh sebelum aku mengenal Via, aku sudah dekat dengan Quen. Ya sejak masuk disekolah ini bahkan, jujur aku memang suka sama Quen. Perjalanan kisah kita pun cukup menyenangkan, pertemenan dan kedekatan kita lancar-lancar saja. banyak kisah sepanjang aku dekat dengan Quen. Lama-kelamaan aku tak bisa menahan perasaanku kepadanya, ingin sekali ku ungkapkan isi hatiku untuknya namun selalu saja tidak bisa, entah kenapa aku juga tak tahu. Aku rasa Quen juga udah paham kalo aku suka padanya. Seiring berjalannya waktu, aku mencoba untuk cuek dengan Quen, aku tahu ini sangat berat bagiku namun dengan ini aku akan tahu apakah Quen juga sayang padaku.
Saat masa-masa itulah, aku kebetulan juga mengenal Via. Dan sungguh aku sangat kaget sore itu, saat aku dan Via pulang dari sekolah aku melihat Quen sedang berboncengan motor mesra sekali dengan Han. Sejak saat itu aku baru tahu kalo ternyata Quen memiliki hubungan istimewa dengan Han. Sungguh aku sangat kaget, tapi aku bersukur saat Quen menjauh ternyata ada Via yang menemaniku.
◊◊◊◊◊
Dua hari setelah pemeran seni itu. Aku dan Via resmi berpacaran. Dan kini selamat tinggal Quen. Aku akan coba melupakanmu... masih banyak gadis yang lebih darimu ...
by: http://azzria22.blogspot.com/2013/03/kencan-balas-dendam.html
Punya kisah menarik atau cerpen hasil karya anda,yuk kirim ke email: bagindaery@gmail.com untuk ditampilkan disitus bagindaery.blogspot.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com