Kamis, 22 Agustus 2013

Ini bukan kisah fiksi, Hamil 7 Bulan, Dibunuh, dan Dibuang ke Selokan (Kisah Tragis Seorang Gadis)

Ini bukan kisah fiksi. Bukan pula karangan cerita yang penuh retorika. Ini kisah nyata yang terjadi tak jauh dari lingkungan tempat tinggal saya. Akhir pekan lalu pertama kali saya mendengar beritanya. Kisah tragis dan memilukan yang terjadi pada seorang gadis remaja yang masih berstatus pelajar SMK.
Rizta Fransiska (17), seorang remaja yang tercatat sebagai salah satu siswi di sebuah SMK Negeri di Ponorogo. Di lingkungan sekolahnya, gadis ini dikenal sebagai pelajar berprestasi dan memiliki kemampuan akademis di atas rata-rata. Tahun lalu gadis ini juga tercatat sebagai salah satu juara Olimpiade Bahasa Inggris tingkat nasional.
Namun, kisah hidup gadis ini ternyata tak seindah prestasinya di sekolah. Bahkan bisa disebut memilukan. Jumat malam lalu (12/7), anak ini ditemukan meninggal dengan kondisi mengenaskan. Seorang pengendara motor yang kebetulan sedang menepi yang pertama kali menemukannya. Mayatnya ditemukan di sebuah selokan di pinggir jalan provinsi yang menghubungkan Ponorogo-Wonogiri-Solo.
Jasad gadis itu ditemukan dalam kondisi tertelungkup di parit. Badannya ditindih sebuah batu besar, sehingga cukup menyulitkan untuk dievakuasi. Setelah evakuasi dan dilakukan visum, ditemukan banyak luka tusuk ditubuhnya. Ada sekitar 7 luka tusuk di perut dan leher korban. Dan satu lagi, dari visum juga diketahui ternyata gadis ini dalam kondisi hamil 7 bulan. Sungguh mengenaskan, seorang siswi dalam kondisi hamil dan dibunuh dengan sadis.
http://www.langitberita.com/wp-content/uploads/2012/03/1.-Jason_Voorhees_by_DMThompson-208x300.jpg


Hingga kini pelaku pembunuhan biadab itu belum terungkap. Namun polisi sudah mendalami dan meminta keterangan keluarga hingga teman-teman korban. Kabar terakhir menyebutkan, kemungkinan pelaku pembunuhan itu merupakan teman dekat/pacar korban. Dan pelakunya pun diperkirakan tidak sendiri.
Pertama kali mendengar berita ini sayapun cukup terperanjat. Terlebih lagi hal ini terjadi di dunia remaja. Remaja yang seharusnya disibukkan dengan dunia pendidikan, kini justru banyak yang terjebak dalam dunia artis. Bukan artis dalam arti sebenarnya, melainkan artis yang banyak mengisi acara-acara kriminal di televisi. Mulai dari tawuran, kekerasan, hingga pembunuhan.
Tak ayal berita ini membuat geger warga sekitar. Tak terkecuali warga sekitar tempat tinggal saya yang berjarak beberapa kilometer saja dari lokasi. Akhir pekan lalu saya yang sedang liburan di rumah pun merasakannya. Berita ini menjadi topik yang banyak dibicarakan.
Para orang tua yang memiliki anak gadis semakin khawatir dengan pergaulan anaknya. Beragam nasehat, petuah hingga pesan-pesan moral diberikan pada anak-anak mereka. Begitulah yang sering terjadi, terkadang masyarakat baru sadar akan gentingnya masalah pergaulan anaknya setelah diingatkan melalui kejadian seperti ini. Ironi sebenarnya.
Sebuah Pergeseran Standar Norma
Sekitar 5 tahun lalu saya masih duduk di bangku SMA. Ketika itu, saya akui pergaulan di kalangan remaja juga sudah cukup bebas. Bebas dalam arti, tak ada lagi sungkan dan malu dalam interaksi antar lawan jenis. Ketika membawa anak orang untuk dibawa keluyuran bermalam minggu, justru hal itu dianggap suatu kebanggaan.
Di sanalah masalah bermula. Itu yang terjadi 5 tahun lalu. Dan jika melihat kondisi sekarang, saya meyakini hal ini justru semakin parah. 



Mungkin kini kita dapat mengatakan jika jaman sudah berubah. Teknologi telah berkembang demikian pesatnya. Begitu pula dengan perilaku remajanya. Perilaku remaja kita yang telah jauh berbeda dari standar orang tua dahulu dianggap sebagai suatu kewajaran.  “Itu sudah biasa dan wajar, namanya juga anak muda”. Demikianlah yang kerap diucapkan masyarakat.
Namun harus saya katakan, kata-kata itulah sumber masalah ini. Kata-kata WAJAR dan BIASA lah yang membuat kita terlena. Seolah yang biasa dan wajar itu sudah benar dan tak perlu dikhawatirkan.
Saya meyakini kasus di atas juga diawali dari hal tersebut. Menganggap wajar dan biasa sebuah hubungan yang sering disebut pacaran. Dari kebiasaan itulah muncul kedekatan dua insan yang belum seharusnya. Dari sekedar saling perhatian hingga terjadi kehamilan yang tidak diinginkan.
Dari kehamilan yang tidak diinginkan tentu muncul kelahiran yang tak diinginkan pula. Bagi anak-anak usia sekolah yang masih labil hal itu tentu jadi masalah besar. Masalah yang bisa membutakan hati dan logika mereka. Hingga menganggap jalan pintas menghilangkan nyawa sebagai sebuah penyelesai masalah.
Dan setelah melihat semua ini, Apakah kita harus menunggu korban-korban berikutnya untuk menjadi sadar? Ini masalah serius pada remaja kita. Dan tugas kita bersama untuk membenahinya. Jika sekarang saja sudah begini, saya tak berani membayangkan bagaimana kondisi ini sepuluh tahun lagi…
by: http://regional.kompasiana.com/2013/07/16/hamil-7-bulan-dibunuh-dan-dibuang-ke-selokan-kisah-tragis-seorang-gadis-574207.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com