Rabu, 31 Juli 2013

Tawina, Yakin Islam Agama Paling Sempurna ( Keinginan untuk pindah keyakinan adalah cita-cita saya sejak lama )

http://www.setara-institute.org/sites/setara-institute.org/files/Press%20Release/110810-Siluet%20Masjid.jpg
kisahmuallaf.com – Keinginan untuk pindah keyakinan adalah cita-cita saya sejak lama. Saya dibesarkan dalam lingkungan keluarga Kristen Katolik. Namun, kami tinggal di lingkungan masyarakat muslim. Ayah saya dulunya penganut Islam, kemudian masuk Kristen karena menikah dengan ibu. Kedua orang tua menginginkan saya menjadi penganut Kristen Katolik yang taat. Tapi, hati nurani saya mengatakan tidak. Sebaliknya, saya malah ingin menjadi umat Nabi Muhammad saw.
Keinginan untuk masuk Islam itu, berawal sejak kecil saat saya melihat umat Islam di sekitar rumah saya menjalankan ibadah keseharian, seperti shalat lima waktu, belajar mengaji, serta merayakan peringatan hari-hari besar Islam (PHBI). Saya sangat senang melihat kaum muslimin menjalankan perintah agamanya yang dilakukan secara rutin.
Dalam menjalankan ibadah, mereka tidak merasakan beban yang berat, walaupun sehari semalam harus shalat lima waktu dan ditambah lagi dengan ibadah-ibadah sunnah lainnya. Saya bertekad untuk bisa seperti mereka. Saya ingin ibadah setiap hari, bukan seminggu sekali. Dengan ibadah setiap hari, saya yakin Tuhan akan dekat dengan kita.
Menurut mereka, saat kutanyakan tentang ibadah-ibadah itu, shalat lima waktu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Jika seorang muslim melalaikan shalat lima waktu itu, ia berdosa. Setiap muslim juga diharuskan untuk belajar mengaji karena dengan belajar mengaji ia akan dapat memahami isi kitab suci A1-Qur’an. Peringatan hari besar Islam merupakan suatu peringatan atas setiap kejadian atau peristiwa, dengan harapan melalui peringatan tersebut kaum muslimin dapat meningkatkan kualitas ketakwaannya.
Keterangan ini semakin membuat saya tertarik kepada Islam. Dorongan untuk beranjak ke arah itu semakin besar. Saya tidak bisa membohongi hati nurani saya sendiri. Saya berkeyakinan bahwa Islam adalah agama yang paling sempurna dibanding agama lainnya, khususnya agama yang saya anut. Saya mulai meragukan ajaran-ajaran agama saya sendiri. Saya mulai jarang pergi ke gereja dan bahkan sangat jarang membuka dan membaca Alkitab.
Keinginan memeluk agama Islam rasanya ingin saya segerakan. Tapi, saya takut kepada keluarga saya, terutama ayah. Jika mereka tahu, saya tidak bisa membayangkan apa yang akan saya terima. Saya mungkin tidak boleh tinggal di rumah lagi. Keinginan itu, untuk sementara, saya simpan dalam-dalam.
Terus terang, saya tidak bisa membohongi nurani saya sendiri. Saya sangat terkesan pada ajaran Islam. Saya selalu bingung dan terkadang merinding, saat mendengar suara alunan azan dan zikir. Di tengah kebingungan itu, saya merasakan kesejukan dengan suara-suara itu.
Suara-suara itu seakan-akan memanggil diri saya untuk segera memeluk Islam. Menurut saudara-saudara saya dari pihak ayah yang muslin, azan merupakan seruan atau panggilan bagi kaum muslim untuk segera menunaikan shalat. Dan, zikir adalah amalan yang dilakukan setelah shalat, biasanya berbunyi Subhanallah, Alhamdulillah, dan Allahu Akbar.
Mimpi didatangi Bulan
Selain itu, saya juga pernah bermimpi didatangi empat buah bulan yang bersinar terang dan bermacam-macam coraknya, menghampiri diri saya dan seakan-akan mengajak saya untuk menggapainya. Saya tidak tahu apa makna mimpi itu. Menurut saya, itu mungkin suatu pertanda atau hikmah yang sangat besar yang akan saya terima.
Semua kejadian itu saya sembunyikan sendiri agar keluarga tidak tahu. Tapi, saya juga butuh penyelesaian atas semua kejadian itu. Akhirnya, saya cerita kepada saudarasaudara ayah yang muslim. Mereka dengan rasa gembira menyambut keingian saya. Mereka berjanji untuk tidak menceritakan kepada keluarga di rumah. Atas saran mereka, saya harus belajar sendiri agar tidak timbul adanya pemaksaan atas perpindahan keyakinan saya itu. Selain kepada mereka, mimpi itu juga saya ceritakan pada bapak guru agama di sekolah.
Masuk Islam
Alhamdulillah, taufik dan hidayah Allah SWT akhirnya datang menghampiri diri saya. Dengan dibimbing oleh Bapak Saleh Abu Bakar, saya mengikrarkan diri menjadi seorang muslimah di mushala sekolah pada tanggal 15 April 1997. Dua kalimat syahadat saya ucapkan perlahan-lahan. Saya terharu. Mata saya berkaca-kaca saat ikrar syahadat itu berlangsung. Teman-teman yang menyaksikan pun larut dalam keharuan itu.
Setelah proses pengucapan syahadat selesai, saya mendapat bimbingan rohani. Bapak Saleh Abu Bakar menjelaskan perihal agama Islam. “Semua teman-tenanmu yang seagama adalah saudaramu, ” katanya. “Dan semua aktivitas hidup jika diniatkan ibadah, maka akan berpahala,” jelasnya panjang lebar.
Gerilya Beribadah
Terus terang, saya tidak dapat menyembunyikan rasa gembira. Saya gembira dengan wejangan dan nasihat guru agama di sekolah saya itu. Segera saya minta beliau untuk mencarikan nama pengganti boat saya. Oleh beliau diberikan nama Sarah. Kegembiraan ini segera saya ungkapkan dengan sujud syukur. Keinginan untuk menjalankan dan meyakini kata hati nurani telah terwujud. Pindah keyakinan yang meryadi cita-cita saya sejak kecil, terlaksana sudah.
Islam yang kini saya yakini segera saya jalankan. Saya mulai belajar tentang ajaran-ajaran Islam dari orang-orang terdekat, selain dengan guru agama. Mereka sangat mendukung dan membantu serta membimbing saya. Saya belajar shalat, membaca Al-Qur’an, dan aktivitas keagamaan lainnya. Agar tidak ketahuan, saya terpaksa bergerilya untuk beribadah.
Misalnya, shalat lima waktu. Saya terkadang shalat di rumah tetangga atau di sekolah atau tempat-tempat yang jauh dari rumah. Mengapa ini saya lakukan? Karena saya takut ayah tahu dan saya belum siap untuk berterus terang. Ayah saya sangat ketat dalam menerapkan peraturan di rumah. Walaupun begitu, saya tetap bertekad, sekali Islam tetap Islam.
Walau menjalankan ibadah secara “gerilya”, saya ingin menjadikan saya seorang muslimah yang salehah Saya bertekad untuk menjalankan semua perintah agama secara baik. Mimpi yang pernah saya alami, akhirnya saya temukan maknanya, yakni ajakan dan dorongan untuk masuk Islam. Keputusan yang saya ambil ini adalah keputusan yang terbaik bagi diri saya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com