KISAH NYATA MENARIK,INSPIRASI UNTUK ANDA ( Pengalaman Kuliah Sambil Kerja di Jerman )

Bagi mereka yang ingin melanjutkan studi di luar negeri, kuliah sambil kerja tentu menjadi jalan keluar untuk menambah uang saku. Beberapa peserta studi di Jerman melalui Lembaga Alumni Eropa bahkan ada yang baru 3 bulan tiba di Jerman sudah mendapatkan peluang kerja paruh waktu. Berikut kami paparkan beberapa pengalaman mereka yang kuliah sambil kerja di Jerman, kami kutip dari dari kompas.com.

Pengalaman Augusty Palupi di Jerman, misalnya. Saat ini, Palupi kuliah di Ludwig Maximillian Universität, Munich, di jurusan Pedagogi. Demi menambah uang saku, Palupi kuliah sambil kerja di Jerman di sebuah gedung teater. “Bikin makanan kecil buat para tamu, tapi Minggu depan saya mau praktikum di sebuah playgroup,” katanya.

Di mata Palupi, kerelaan bekerja seperti yang dilakukannya adalah hal biasa di Jerman, bahkan sangat biasa. Sebaliknya, buat mereka yang baru lulus SMA di Tanah Air, kesempatan kuliah sambil bekerja di luar negeri tentu merupakan hal baru dan sangat menyenangkan.

Lain lagi cerita Riva. Ketika lulus S-1 dari jurusan Hubungan Internasional Unpar, Riva bermaksud melanjutkan pendidikan di luar negeri. Rencana itu telah dia persiapkan dengan baik yaitu dengan kursus bahasa Inggris intensif semasa SMA. Kemampuan bahasa Inggris yang baik, minimal memenuhi persyaratan akademik TOEFL atau IELTS merupakan syarat mutlak.

Tentu kemampuan bahasa negara yang dituju di luar bahasa Inggris akan sangat menunjang. Beberapa kampus di negara Éropa selain Inggris juga menyelenggarakan program master kelas internasional, artinya perkuliahan disampaikan dalam bahasa Inggris.

Lewat internét Riva mendaftar ke berbagai perguruan tinggi hingga akhirnya diterima di Tampere Yliopisto (Universitas Tampere). Tampéré adalah kota kedua di Finlandia. Meskipun biaya kuliah gratis, biaya hidup tanggungjawab pribadi dan pihak kampus mengharuskan Riva menyimpan dana di bank Finlandia untuk bekal selama pendidikan.

Dengan dana untuk bekal kuliah dari orangtuanya yang tidak cukup besar, berangkatlah Riva ke Finlandia. Beruntung, beberapa bulan di sana, Riva mendapat lowongan kerja di perusahaan teknologi komunikasi yang menjadi rékanan Nokia. Riva kuliah sambil bekerja hingga orangtuanya tidak lagi mengirim biaya hingga lulus kuliah. Kuliah sambil bekerja adalah hal yang umum bagi mahasiswa di Eropa. Riva sekarang sudah memiliki status permanent resident (izin menetap) dan di Helsinki dia menghuni sebuah apartemén tipe studio miliknya.

Memilih perguruan tinggi di luar négéri, selain jurusan atau bidang ilmu yang akan digeluti tentu saja juga sangat terkait dengan negara tempat perguruan tinggi tersebut berada. Jerman, Inggris dan Perancis adalah tiga negara Éropa favorit bagi mahasiswa asal Indonesia. Sejak jaman B.J. Habibie kuliah, Jerman menjadi negara tujuan kuliah terutama bidang teknologi.

Habibie sendiri meraih gelar Doktor Ingineur (Dr. Ing.) di RWTH Aachen dalam bidang teknologi dirgantara. Jerman menjadi tujuan favorit mahasiswa Indonesia selain karena kualitas perguruan tinggi teknologinya juga karena kuliah di Jerman, kalaupun sebagian kampus sekarang harus membayar, seperti juga Perancis, dapat dikatakan masih jauh lebih murah dibanding Inggris apalagi Amérika.

Banyak mahasiswa Indonesia yang kuliah atas biaya orang tua. Meskipun demikian, umumnya hanya dibiayai pada enam bulan atau tahun pertama. Tahun berikutnya mereka kuliah sambil bekerja. Misalnya Joko Teguh kelahiran Majaléngka yang kuliah di Universitas Bremen Jerman. Dia kuliah sambil bekerja dan pada libur musim panas (Juni-Juli-Agustus) dia bekerja penuh (full time) kadang di beberapa tempat yang berbeda dan ditabung untuk biaya hidup semester depan.

sumber: http://www.alumnieropa.org/pengalaman-kuliah-sambil-kerja-di-jerman/