Lemah-lembut dalam
tutur kata, lemah-lembut dalam canda, serta lemah-lembut dalam tingkah-laku
ternyata merupakan salah satu keteladanan yang paling menonjol dalam diri
Rasulullah Saw. Dan saat ini, dalam keseharian kita, baik dalam lingkup
kehidupan sosial yang paling kecil hingga yang paling besar; betapa kita
menghajatkan keteladanan ini demi terus menjaga keseimbangan sosial yang kita
miliki.
Kelemah lembutan bukan
indikasi ketidakberdayaan, tetapi merupakan tanda kemampuan untuk mengendalikan
diri. Sebaliknya, kekasaran bukan tanda kekuasaan, namun tanda kerapuhan
emosional dan kelemahan kepribadian.
Ada beberapa hikmah
yang bisa kita peroleh dari perangai lemah-lembut, seperti telah dicontohkan
oleh Nabi Saw. Yaitu di antaranya.
1. Kelemah
lembutan bisa membuat kita menjadi pribadi yang indah.
2. Kelemah
lembutan bisa membentuk orang-orang dan lingkungan di sekitar kita.
3. Kelemah
lembutan adalah pelindung hati dari noda dan penyakit kalbu.
Nabi Saw. bersabda:
"إن الله يعطي
على الرفق ما لا يعطي على العنف, وما لا يعطي على ما سواه".
“Sesungguhnya Allah memberi
(keutamaan) kepada kelemahlembutan, yang tidak diberikanNya kepada kekerasan,
dan tidak juga diberikanNya kepada (sifat-sifat) yang lain.” (HR. Muslim dari ‘Aisyah
ra.)
Di dalam berdakwah,
sikap lemah lembut sangatlah dibutuhkan. Dakwah akan tepat sasaran jika
dilakukan dengan lemah lembut, tidak dengan paksaan bahkan kekerasan.
Rasulullah Saw sebagai sauri tauladan bagi kita telah mencontohkan-nya dengan
perilaku lemah lembutnya ketika suatu hari Rasulullah Saw beserta para sahabat
berada di masjid, tiba-tiba datang suku badui mengencingi salah satu bagian
masjid. Apa yang terjadi kemudian? Rasulullah sama sekali tidak marah terhadap
orang tersebut. Berbeda dengan para sahabat yang langsung marah, bahkan
sebagian ada yang ingin menarik dan menghajarnya.
Dakwah yang diterapkan
oleh Rasulullah sangatlah indah. Beliau tidak pernah memaksa orang lain
(non-muslim) untuk masuk ke dalam agama Islam. Beliau justru berlaku kasih
sayang serta lemah lembut terhadap mereka. Dakwah yang diterapkan oleh
Rasulullah Saw sangatlah efektif, berbeda dengan dakwah masa kini yang justru
jauh dari sikap lemah lembut yang dicontohkan oleh Nabi Saw.
TOLERANSI
Toleransi mengarah kepada
sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai macam perbedaan, baik dari sisi
suku bangsa, warna kulit, bahasa, adat-istiadat, budaya, bahasa, serta agama. Ini
semua merupakan fitrah dan sunnatullah yang sudah menjadi ketetapan Tuhan.
Toleransi
dalam beragama bukan berarti kita hari ini boleh bebas menganut agama tertentu
dan esok hari kita menganut agama yang lain atau dengan bebasnya mengikuti ibadah
dan ritualitas semua agama tanpa adanya peraturan yang mengikat. Akan tetapi,
toleransi beragama harus dipahami sebagai bentuk pengakuan kita akan adanya
agama-agama lain selain agama kita dengan segala bentuk system, dan tata cara
peribadatannya dan memberikan kebebasan untuk menjalankan keyakinan agama
masing-masing.
Konsep toleransi yang ditawarkan
Islam sangatlah rasional dan praktis serta tidak berbelit-belit. Namun, dalam
hubungannya dengan keyakinan (akidah) dan ibadah, umat Islamtidak mengenal kata
kompromi. Ini berarti keyakinan umat Islam kepada Allah tidak sama dengan
keyakinan para penganut agama lain terhadap tuhan-tuhan mereka. Demikian juga
dengan tata cara ibadahnya. Bahkan Islam melarang penganutnya mencela
tuhan-tuhan dalam agama manapun. Maka kata tasamuh atau toleransi dalam
Islam bukanlah “barang baru”, tetapi sudah diaplikasikan dalam kehidupan sejak
agama Islam itu lahir.
Kata makna
Islam sendiri mengandung makna antidote dari kekejaman, disharmonisasi dan
intoleransi. Salah satu artinya adalah damai, penyerahan diri dan ketataatan,
dan juga berarti menciptakan kerukunan dan perdamaian. Salah satu makna lainnya
adalah menghindari orang yang menyakiti, arti lainnya adalah hidup bersama
secara harmonis. Tujuan dari penjelasan tentang kata Islam yang diberikan oleh
Allah taala pada agama Islam ini adalah karena seluruh ajaran-ajaran dan hukum-hukum
yang dibawa oleh Rasulullah saw penuh dengan cinta, Toleransi, kesabaran, dan
kebebasan hati nurani dan berbicara dan hak untuk mengungkapkan pendapat.
JIHAD ISLAM
Aksi jahat
yang dilakukan oleh sebagaian umat Islam menambah corengan hitam kepada pada
agama Islam sebagai “agama teroris”, mereka melaksanakan apa yang
diperintahkan dalam Al-Qur’an yaitu untuk memerangi segala kekufuran dan
kesyirikan di muka bumi ini. Akan tetapi jikan apa yang didapat dari hasil
berjihad memerangi kekufuran dan kemusyrikan agama Islam di cap sebagan agama
teroris hal itu perlu dikaji kembali sampai dimanakah umat islam memaknai jihat
di jalan Allah.
Islam menegaskan, jihad selain
merupakan salah satu inti ajaran Islam, juga tidak bisa disimplifikasi
sebagai sinonim kata qital dan harb (perang). Sementara perang selalu merujuk
kepada pertahanan diri dan perlawanan yang bersifat tindakan bersifat fisik,
jihad memiliki makna yang kaya nuansa. Demikian pula, sementara qital sebagai
tema keagamaan baru muncul diperiode Medinah, jihad telah menjadi dasar
teologis sejak periode Mekkah.
Dari tiga
puluh enam ayat al-Quran yang mengandung (sekitar) tiga puluh sembilan kata
j-h-d dengan segala derivasinya, tidak lebih sepuluh ayat yang terkait dengan
perang. Selebihnya kata tersebut merujuk kepada segala aktivitas lahir dan
batin, serta upaya intens dalam rangka menghadirkan kehendak Allah di muka bumi
ini, yang pada dasarnya merupakan pengembangan nilai-nilai moralitas luhur,
mulai penegakan keadilan hingga kedamaian dan kesejahteraan umat manusia dalam
kehidupan ini. Pemaknaan ini didukung sepenuhnya oleh Hadits Rasulullah semisal
dalam Musnad Imam Ahmad yang menegaskan bahwa mujahid adalah orang yang
bersungguh-sungguh melawan subyektivitas kedirian demi untuk menaati ajaran
Allah.
Makna jihad
menjadikan ajaran ini sebagai kekuatan simbol bagi ketekunan, kerja keras dan keberhasilan
dalam sejarah Islam. Jihad merupakan ajaran yang dapat mengantarkan umat Islam
sebagai khalifah Allah yang mengisi kehidupan dengan peradaban agung dalam
berbagai aspeknya. Peradaban Islam dari saat ke saat adalah konkretisasi
darijihad. Dari jihad semacam itu, umat Islam menggapai puncak prestasi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan –baik aqli maupun naqli –, sekaligus.
Pada
dasarnya semua orang melakukan jihad adalah bertujuan untuk menuju jalan yang
diridloi Allah SAW, namun kadang ada sesuatu yang dilupakan yaitu sesuatu yang
baik menurut kita belum tentu baik murut Allah dan bagi sesame umat-Nya.
Memaknai Al-Qur’an hanya dari segi tekstualitasnya dapat kadang tidak cocok
ketika diterapkan dalam kehidupan politik, sosial budaya bahkan agama. Maka
dari itu dalam memaknai kitabullah harus dikaji dari sisi tekstulalitas, karena
dengan hal tersebut akan dapat diketahui situasi dan kondisi dimana akan
diterapkan atau ditetapkan hokum sesuai dengan kultur atau budaya yang dimiliki
suatu daerah.
Jihad dengan
mengangkat senjata pada era globalisasi ini dipandang kurang relevan dengan
kondisi saat ini, karana masyarakat dunia pada era sekarang lebih beradab
dibanding pada jaman jahiliyah (kebodohan). Jihad yang lebih utama dilakukan
adalah jihad memerangi hawa nafsu, sebab hawa hafsu syetan lah yang menjadi
penyebab terganggunya stabilitas baik nasional maupaun internasional.
Pereprangan baik antar Negara, suku bangsa, atau antar agama adalah timbul dari
pribadi masing-masing yang meluas menjadi pertikaian meng-global.
by: http://serbamakalah.blogspot.com/2013/04/islam-bukan-agama-kekerasan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com