Kebanggaan Atas Lion Air
Terlepas dari segala
kontroversi mengenai manajemen “pemberangkatan” lion air, Presiden
Direktur Rusdi Kirana telah berani membuat terobosan dengan membeli
ratusan pesawat Boeing dari Amerika Serikat dan ratusan lainnya dari
Airbus di Perancis-Uni Eropa demi kemajuan dan percepatan infrastruktur dan ekonomi di Indonesia.
Pengambilan keputusan
Oleh Rusdi Kirana adalah symbol utama dari kebangkitan ekonomi Indonesia
secara komprehensif. Berani, Kuat dan Cerdas adalah sesuatu yang
tergambar dari Rusdi Kirana ketika penandatanganan pembelian
dilakukan di hadapan Pemimpin dari masing-masing wilayah dunia, yaitu
AS dan Uni Eropa, Barrack Obama Presiden AS dan Francois Hollande
Presiden Perancis dan pemimpin Uni Eropa , mewakili Bangsa Indonesia
secara keseluruhan.
Jika pahlawan
Indonesia di masa lalu adalah mereka yang menaikkan harkat dan martabat
bangsa Indonesia di mata bangsa lain, dan sudah mulai terhenti siklusnya
sejak 60 tahun lebih kemerdekaan, maka Rusdi Kirana adalah Pahlawan
Indonesia di masa kebangkitan ekonomi saat ini.
Ia jauh melampaui para pemimpin-pemimpin Indonesia sekarang yang kuat di pencitraan bagi pembodohan masyarakat dalam negeri.
Pun politisi-politisi
yang melayani rakyat kecil yang rakyat kecilnya adalah para
cecunguk-cecunguk penipu yang tidak berharga di dunia.
Rusdi Kirana adalah
satu-satunya yang terbaik, yang mampu, jika dilihat dari kacamata
strategi pengampilan keputusannya adalah kualitas teratas, dan pantas
memimpin tidak hanya suatu organisasi profit namun juga suatu
pemerintahan dengan jumlah penduduk yang besar di dalamnya.
Mengatasi kompromi-toleransi-kompromi-toleransi peradaban Indonesia, Rusdi Kirana pantas menjadi Presiden NKRI.
Dengan manajemen
pemberangkatannya yang bersifat teknis dan cukup terasa mengganggu di
aplikasi bawah Lion Air, Rusdi Kirana masih dapat dikomparasi dan
diunggulkan dengan seluruh pemimpin organisasi di Indonesia saat ini.
Dan hari ini terjadi
berita kecelakaan atas Pesawat Lion Air di Laut Bandara Ngurah Rai Bali
yang terjadi kemarin, yang pesawatnya merupakan salah satu dari pesawat
yang penandatanganannya dilakukan di hadapan Barrack Obama.
Jika dilihat dari
tragedi besar transportasi udara di Indonesia pada masa 5 tahun
terakhir, Lion Air adalah salah satu yang paling jarang mengalami
bersama Garuda Indonesia, dengan jelajah dan jumlah pesawat yang paling
banyak, melampaui Garuda Indonesia, di Indonesia.
Dan pada masa 5 tahun
terakhir inilah kenaikan dan pengambilan keputusan pembelian Pesawat
Lion Air terjadi sekaligus kepailitan para maskapai Penerbangan
Indonesia lainnya : Adam Air, Merpati, Mandala dan terakhir Batavia Air,
terjadi.
Benar bahwa keluhan
mengenai manajemen pemberangkatan Lion Air membuncah menodai kesuksesan
Lion air menguasai pasar transportasi udara di Indonesia.
Keterlambatan yang acap terjadi yang tidak dibarengi dengan kompensasi sebaliknya serta toleransi atas keterlambatan
penumpang dan kasus-kasus seperti kepemilikan Narkoba Pilot dan
perilaku tidak mengesankan staf udara lainnya adalah masalah pada
tingkat manajemen teknis bawah di Lion Air.
Disini, dari sisi manajemen dapat dikatakan bahwa Rusdi Kirana bukanlah seorang pemilih eksekutor lapangan yang baik.
Keluhan mengenai Lion
Air yang “pelit” memberikan pelayanan udara seperti Hiburan dan Makanan
yang layak selama di perjalanan, adalah sama dengan maskapai low budget
lain di Dunia, sehingga jika ditarik ke muaranya, tidak bisa dibenarkan
juga keluhan ini.
Sebagai eksekutor lapangan di tingkat strategi ia adalah yang terbaik.
Dengan terjadinya
musibah Lion Air yang terjadi di Bali kemarin, semakin jelas
identifikasi masalah atas ketidak sempurnaan Rusdi Kirana dan Kebanggaan
Bangsa Indonesia memilikinya terhadap Lion Air, bahwa ia belum cukup
memiliki pelaksana lapangan yang mampu mengorganisir Lion Air cukup
baik. Terlepas dari apapun hasil penyelidikannya.sumber: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/04/14/kebanggaan-atas-lion-air-551008.html
Lion Air Sang Fenomenal…??
Sebagai warga bangsa, tentunya sudah selayaknya turut berbangga adanya sebuah maskapai lokal yang bisa menggurita membawa terbang merah putih ke seantero pelosok negeri bahkan diharapkan dapat menguasai langit regional. Tidak hanya sebatas turut berbangga, namun juga perkembangan maskapai lokal akan membuka kesempatan kerja dan kesempatan usaha bagi warga bangsa sendiri.
Seiring dengan perkembangan maskapai ini yang dapat dikategorikan fenomenal bahwa hanya dalam ukuran waktu yang singkat tetapi telah dapat melayani dan menghubungkan sebagian besar pulau-pulau nusantara, bahkan mulai merambah langit regional. Namun demikian, terdapat beberapa catatan yang barangkali dapat dijadikan perhatian ataupun bahan evaluasi bagi maskapai berlogo singa ini, antara lain;
Beberapa waktu lalu, kami kedatangan team auditor skala internasional yang merupakan warga negara Indonesia, USA dan Jepang, dimana salah satu tamu kami mengalami kehilangan bagasi yang memuat seluruh pakaian dan perlengkapang lapangan yang besok harinya akan diperlukan guna pelaksanaan audit di lapangan. Namun, kehilangan ini tidak mendapat informasi yang memadai apalagi dapat diketemukan, walaupun sudah berusaha menghubungi maskapai ini. Dan sepertinya, kehilangan bagasi pada periode itu nampaknya sering terjadi dan sering menimbulkan kejengkelan penumpang. Tetapi syukur Alhamdulillah, penulis sebagai seorang penumpang yang sering menggunakan jasa maskapai ini dapat melihat bahwa pada akhir-akhir ini kelemahan handling bagasi nampaknya sudah dapat diatasi, dimana tidak terlihat lagi adanya penumpang yang complain, kemudian label bagasi masih utuh tertempel hingga di tujuan. Artinya lion mau dan mampu meng-improve operasionalnya.
Memang mendatangkan sejumlah pesawat baru langsung dari pabriknya tentunya merupakan kebanggaan maskapai, namun lion harus mulai menyadari bahwa maskapai penerbangan tidak berjualan pesawat akan tetapi berjualan “service” alias jasa pelayanan. Terkait hal ini, sudah sebaiknya branding promosi maskapai tidak terlalu menekankan pada nama pabrikan pesawat namun akan lebih tepat mengedepankan unsur service tadi. Dikarenakan branding promosi akan mempengaruhi seluruh crew dalam menjalankan operasionalnya, dengan promosi mengedepankan nama pabrikan pesawat akan memberikan keyakinan kepada crew bahwa mereka lebih unggul dari kompetitor, namun melupakan jasa pelayanan yang antara lain mampu menjaga kenyamanan pelanggannya, jadi sekali betapa pentingnya mengedepankan “service” kepada pelanggan selain tentunya kebersihan dan kecanggihan pesawatnya.
Pertumbuhan dan pertambahan pesawat yang demikian buanyak dalam waktu singkat tentunya memerlukan kesiapan dan ketersediaan crew yang mengoperasikannya, dalam hal ini sebetulnhya tidak adil kalau pendidikan dan pelatihan crew ini sepenuhnya menjadi domain maskapai….kemana peran negara..?? Padahan sudah selayaknya penyelenggara negara melihat bahwa terdapat peluang kerja yang demikian besar bagi warga bangsanya di dalam negaranya….kenapa penyelenggara negara tidak ikut menyiapkan warga bangsanya melalui berbagai sarana pendidikan & pelatihan guna mengisi kesempatan yang ada dan telah diciptakan oleh corporate. Sehingga kesempatan ini dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh seluruh komponen bangsa sekaligus dapat meningkatkan sinergi antara negara dan swasta dalam mengoptimalkan potensi bangsa.
Hal lain juga, penerbangan tidak dapat dilepaskan dengan kesiapan pelayanan dan pengelolaan di darat, mulai jalan masuk menuju Bandara hingga hirukpiukuk di dalam bandara. Dalam hal ini pihak maskapai harus sudah memulai berjualan service buat para pelanggannya, dikarenakan pelayanan di bandara merupakan awal dan merupakan rangkaian dengan pelayanan di udara, demikian pula sejauhmana kesiapan penyelenggara negara dalam hal ini BUMN pengelola bandara memberikan service pula bagi para pelangganya.
Dengan kejadian di Bali ini diharapkan dapat dilakukan evaluasi menyeluruh bagi para regulator dan tentunya maskapai lion air guna perbaikan ke depan dan tidak terulang kembali hal serupa…walau bagaimana majulah maskapai Indonesia, kuasailah langit nusantara dan berdayakan warga bangsa pada semua tingkatan operasional maskapai.
sumber: http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/04/14/lion-air-sang-fenomenal-546114.html
Siapa yang Malu Lion Air Jatuh?
Banyak sekali berita yang kita terima setiap harinya, bila tak selektif, maka bisa saja kita terjerembab ke dalam kubangan berita bohong yang menyebar, dan biasanya karena diberitakan banyak media dan terus menerus diulang, seakan-seakan berita itu benar adanya, padahal bisa saja hanya untuk mempengaruhi oponi publik, dan celakanya berita seperti itu bukan di tulis atau diberitakan oleh media samabil lalu, tapi sekelas CNN atau atau Euronews, ingat waktu penyerangan AS terhadap Irak, berita bohong yang di beritakan terus-menerus akhirnya mempengaruhi masyarakat dunia, bahwa Irak punya senjata kimia, yang dijadikan alasan pembenaran AS menyerang Irak, yang sampai saat ini negara tersebut kacau balau setelah penyerangan AS yang membabibuta.Berita di era digital sudah tak berjarak, dalam hitungan menit berita tersebut menyebar ke seluruh dunia, termasuk jatuhnya pesawat Lion Air di Bali. Berita melalui internet maupun TV, dan jatuhnya Lion Air yang mendunia lagi-lagi menambah berita buruk tentang Indonesia. Padahal inginnya kita semua, Indonesia dapat kita banggakan bersama, dan baru kemarin saya menulis tentang Indonesia,” Ayo Banggakan Indonesia”.
Namun ketika saya melihat berita di TV Rusia 1 dan di internet melalui “mbah” Yahoo yang memasang di depan webnya dengan headline! Berita tentang jatuhnya pesawat Lion Air yang mendunia mempunyai dua dampak, sisi pertama, Indonesia otomatis langsung dikenal dunia, semacam iklan gratis! Namun di sisi yang kedua, menambah daftar buruk tentang Indonesia! Setelah berbagai macam berita tentang korupsi yang terus menerus , sehingga Indonesia dikenal sebagai salah satu negara terkorup di dunia!
Berita buruk jatuhnya Lion Air diberitakan di TV-TV Rusia, juga di CNN. Kalau yang memberitkan TV-TV Rusia masih berskala negara Rusia saja, walaupun bisa “ditangkap” di kedutaan Rusia yang ada di Jakarta, jadi skala atau jangkauan beritanya tak mendunia. Tapi kalau yang memberitakan CNN dan di webnya Yahoo mendunia, otomatis berita jatuhnya Lion Air walau tak ada korban jiwa, tetap saja menambah citra buruk tentang Indonesia, khususnya tentang penerbangan di Indonesia.
Dan karena jatuhnya di Bali yang menjadi sentralnya para wiasatawan manca negara di Indonesia, jelas-jelas membawa kesan buruk lagi, walau bisa saja mereka tak peduli, namun mereka akan membawa berita tersebut ke negaranya masing-masing, sukur-sukur tidak membuat mereka takut atau kapok datang ke Indonesia, khususnya ke Bali. Karena bagaimanapun kedatangan wisatawan selain menambah devisa negara kita, juga menambah pendapaant masyarakat yang ada di sekitar wilayah pariwisata tersebut.
Kita semua berharap ini kecelakaan biasa, semoga tak ada sabotase apa-apa, jangan lupa dengan berita ini, saya kutip dari: www.merdeka.com” Kabar mengenai aksi pembelian pesawat secara besar-besaran oleh maskapai penerbangan Indonesia ternyata terdengar sampai ke Ghana. Salah satu yang membuat negara di Benua Afrika tersebut kagum adalah pembelian 234 pesawat Airbus oleh Lion Air. Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti mengatakan Ghana sangat memuji Indonesia karena pertumbuhan penerbangannya sangat tinggi. Pertumbuhan industri penerbangan nasional mencapai 20 persen per tahun.
“Ghana terkagum kagum growth kita, order Lion Air dia tahu semua,” jelas Herry di Jakarta, Selasa (9/4). Tingginya laju pertumbuhan ini ternyata mengundang tanya. Ghana menanyakan bagaimana cara Indonesia mengontrol pertumbuhan tersebut. Kesiapan infrastruktur sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan yang tinggi. “Mereka tanya, saya bilang itu kan order belum tentu 234 pesawat itu masuk dalam satu hari. Belum tentu pesawatnya akan terbang di Indonesia semua. Kalau mau datang baru kita kontrol,” jelasnya.
Herry menjelaskan saat ini pihaknya telah melakukan kontrol yang ketat terhadap maskapai yang mendatangkan pesawat. Setiap maskapai yang ingin mendatangkan pesawat akan ditanyakan kesiapannya seperti pilot, kru dan lain sebagainya. “Kita tanyakan persiapan personel, infrastruktur, bandara dan di mana dia menempatkan pesawat pesawat itu. Kita tidak selalu menerima semua pembelian pesawat. Misalnya setahun mereka mau beli 25 kita setuju cuma 15,” jelasnya.
Ternyata bukan hanya kagum, Ghana juga meminta maskapai pelat merah, Garuda Indonesia membuat penerbangan ke Afrika. “Mereka bilang kalau bisa terbang ke Afrika, Nigeria dan lain lain,” tutupnya.
Demikian berita yang ditulis www.merdeka.com. Coba lihat itu, negara lainpun sampai heran begitu banyak Lion Air memesan pesawat, nah ketika pesawat Lion Air jatuh, apakah akan tetap pesanan itu berjalan? Bayangkan 234 pesawat dipesan oleh Lion Air, jenis Air Bus ke Perancis. Dengan berita jatuhnya Lion Air ini apakah mereka tetap melanjutkan pemesanannya? Bukankah biasanya penumpang bisa trauma bila naik pesawat tersebut, bila hal tersebut terjadi, bisa saja penumpang Lion Air merosot tajam, bila itu terjadi pendapatan mereka menurun, kalau pendapatan menurun, lalu bagaimana mereka akan melanjutkan pembelian pesawat tersebut?
Dampaknya, bila mereka membatalkan akan terjadi diilema yang sama besar, dibatalkan sudah tekan kontrak, tak dibatalkan dananya darimana? Bila tetap dilanjutkan, maka pembayaran akan terus berlangsung, namun bagaimana dengan penumpang yang trauma? Bisa saja Lion Air pesawat banyak, tapi penumpangnya sedikit, nah ini jelas akan mengurangi pendapatan.
Kalau di batalkan juga bermasalah, ini menyangkut nama baik perusahaan, juga naik baik bangsa Indonesia, karena walaupun bagaimana Lion Air adalah salah satu dari maskapai penerbangan di Indonesia! Bila dibatalkan bukan saja mempermalukan maskapai tersebut, juga “memukul” dua negara sekaligus, yaitu Perancis dan Indonesia. Mungkinkah Amerika Serikat “marah besar”, karena 234 pesawat bukan dibeli dari AS, bayangkan nilai uang yang akan hilang! Bayangkan dengan karyawan Air Bus yang sudah siap-siap membuat pesanan tersebut.
Wah ini perlu analisa yang tajam untuk membahasnya, perlu para ahli yang berkecimpung di dalamnya. Jangan lupa dengan jatuhnya pesawat Shukoi yang mempermalukan Rusia dan Indonesia, nah sekarang dengan jatuhnya Lion Air, siapa yang dipermalukan? Indonesia saja atau Amerika Serikat saja? Atau keduanya yang ikut menanggung malu? Atau kedua negara tersebut tak perlu malu? ” Au ah gelap!”
sumber: http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/04/14/siapa-yang-malu-lion-air-jatuh--551215.html
Salutku untuk Sang Pilot Lion Air
Bangun pagi…!
Saya kaget bukan kepalang. Kecelakaan
pesawat terjadi lagi di Indonesia. Kali ini yang mengalami nasib naas
adalah maskapai penerbangan Lion Air.
Mungkin saya sama dengan sebagian orang yang lain. Saat kecelakaan terjadi, pertanyaan pertama yang langsung muncul adalah berapa orang yang meninggal?
Apalagi ini adalah kecelakaan udara dimana peluang untuk hidup dalam
sebuah kecelakaan yang terjadi lebih kecil dibandingkan
kecelakaan-kecelakaan sejenis yang terjadi di laut dan di darat.
Namun, setelah menunggu beberapa saat, hati saya lega. Menurut informasi,
dari keseluruhan penumpang pesawat naas itu, tidak ada korban jiwa.
Semuanya selamat. Saya bisa membayangkan betapa keluarga korban pasti
harap-harap cemas menunggu kabar berita dari anggota keluarganya.
Patutlah kita bersyukur dengan tidak adanya korban jiwa dari musibah
ini.
Tak pelak, menyusul kecelakaan yang
terjadi ini, berbagai kecurigaanpun bermunculan. Pihak-pihak yang merasa
berkepentingan mulai mengeluarkan hipotesis awal terkait penyebab
gagalnya Lion Air naas ini mendarat di Bandara Ngurah Rai. Secara umum,
hipotesis tersebut tidak akan keluar dari 3 faktor utama penyebab
kecelakaan transportasi yakni faktor manusia, kendaraannya, dan
cuacanya. Ke-3 faktor inilah yang memainkan peran sangat penting dalam
menjamin keselamatan transportasi, termasuk transportasi udara. Saya
sebagai orang awam tentu tidak sabar menunggu hasil penyelidikan KNKT
terkait dengan peristiwa ini agar dapat dijadikan bahan evaluasi dalam
sistem transportasi di negeri kita.
Namun, ada satu pertanyaan yang
menggelayuti benak saya. Terlepas dari penyebab kecelakaan itu, saya
angkat topi terhadap kesigapan para awak pesawat tersebut, terutama sang
pilot. Siapa pilotnya yah? Ada yang tahu?
Mengapa? Karena keputusan mendarat di laut tentu menjadi keputusan darurat yang harus diambil sang pilot setelah melihat emergency condition.
Dalam sepersekian detik, sang pilot dan co-pilot memutuskan untuk
melakukan pendaratan darurat di perairan dekat bandara. Keputusan yang
membuat sang pilot sebagai penanggung jawab penerbangan itu sadar dengan
resikonya. Bukan tidak mungkin, keputusan yang diambilnya ini akan
mengakibatkan korban jiwa, bahkan nyawanya sendiri. Sekali lagi…dalam
sepersekian detik pun, sang pilot bisa mempertimbangkan resiko-resiko
yang muncul terhadap keputusannya. Dalam sepersekian detik pula
koordinasi yang dilakukannya dengan para awak kabin berjalan dengan
baik.
Keputusan telah diambil. Alhamdulillah…keputusan itu tepat. Indikatornya sederhana : tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini.
Terlepas dari faktor penyebab kecelakaan
itu, saya mengakui bahwa sang pilot pesawat itu adalah pilot hebat. Dia
mampu menunjukkan kecekatan dan kelihaiannya mengambil keputusan
terbaik dalam kondisi darurat di udara. Ingat bahwa tidak semua pilot
mampu melakukan hal ini.
Pray for Lion Air.
sumber: http://regional.kompasiana.com/2013/04/14/salutku-untuk-sang-pilot-lion-air--545981.html
Benarkah Lekukan Sayap Penyebab Jatuhnya Pesawat Lion Air?
Bila
kita perhatikan untuk model pesawat lion air yang jatuh tadi sore.
Ujung sayapnya melengkung ke atas. Lekukan tersebut bisa jadi penyebab
jatuhnya pesawat. Mengapa demikian?
Sayap pesawat meniru sayapnya burung. Atas sayap di
desain datar dan di bawah saya tebal dan menipis ke belakang. Hal ini
dimaksudkan untuk mencipatkan gaya angkat udara sehingga pesawat bisa
terbang.
Nah, sekarang perhatikan apakah burung punya
lengkungan sayap ke atas. Tidak sama sekali. Jadi desain pada pesawat
lion air salah. Anda setuju? Kalau anda setuju anda pun salah karena
ternyata lekukan itu ada fungsinya.
Fungsi lekukan pada ujung peawat adalah untuk
mengurangi gesekan udara diujung sayap (wing tips vortex). Gesekan udara
ini menciptakan hambatan. Hmabatan ini yang merugikan dan membahayakan.
Gaya hambatan ini dinamai induced drug. Untuk menguranginya diciptakan lekukan lekukaan diujung sayap yang disebut Winglets.
Ada beberapa macam winglets sesuai dengan keguanaannya yang lebih spesifik yaitu:
Wingtip Fence,
yaitu winglet yang berupa sebuah sirip tambahan pada bagian atas dan
bawah pada posisi tegak di ujung sayap. Contoh pesawat yang menggunakan
winglet jenis ini adalah Airbus A320.
Blended Winglets,
yaitu winglet yang berupa perpanjangan dari sayap dan ditekuk ke arah
atas sayap. Contoh pesawat yang menggunakan winglet jenis ini adalah
keluarga Boeing 737 NG.
Raked Wingtip,
yaitu winglet yang berupa perpanjangan sayap yang memiliki sudut agak
lebih tinggi di bagian ujung sayap. Winglet jenis ini adalah salah satu
dari teknologi Boeing yang digunakan pada pesawat terbarunya yaitu 787
dan 747-8.
Sekarang saya mau tanya, Jenis winglets apa pesawat lion air di Bali? emha pasti anda tahu sekarangsumber: http://regional.kompasiana.com/2013/04/13/benarkah-lekukan-sayap-penyebab-jatuhnya-pesawat-lion-air-550864.html
Detik-Detik Jatuhnya Pesawat Lion Air di Bali
Kembali
dunia penerbangan Indonesia berduka, Pesawat Lion Air dengan rute
penerbangan Bandung-Denpasar terjatuh di laut tidak jauh dari Bandara
Ngurah Rai Bali, Kecelakaan jatuhnya Pesawat Lion Air ini, terjadi
sekitar pukul 15.35 Wita pada sabtu (14/04/2013). Pesawat
jenis Boeing 737-800 itu dijadwalkan tiba di Bandara Ngurah Rai pukul
15.16 WITA. Namun pesawat mengalami kecelakaan pada 15.10 WITA. Saat
ini, pesawat yang mengalami kecelakaan di ujung runway bandara itu masih
menjalani proses evakuasi.
Sampai saat ini belum
diketahui penyebab kecelakaan pesawat naas tersebut, Kecelakaan ini
berawal dari rencana pesawat yang hendak mendarat runaway, tetapi entah
bagaimana bisa mendarat di laut, Kondisi pesawat itu crash, patah
dibagian ekor dan posisi ada di air, saat ini sedang dilakukan proses
penyelidikan lebih lanjut oleh pihak berwenang agar dapat diketahui
faktor penyebab terjadinya kecelakaan tersebut.
Akibat kecelakaan itu,
praktis aktifis Bandara Ngurah Rai ditutup sementara selama 30 menit.
Dalam kecelakaan pesawat Nahas tersebut, tidak ada korban jiwa, sebanyak
172 penumpang termasuk awak pesawat hanya menderita luka ringan saja
dan seluruh penumpang sudah dievakuasi untuk diberikan pertolongan.
sumber: http://regional.kompasiana.com/2013/04/13/detik-detik-jatuhnya-pesawat-lion-air-di-bali-550779.html?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Khewp
Kecelakaan Pesawat Lion Air JT 904
Ngurah Rai, Bali. Seratus satu (101) penumpang pesawat lion air mengalami luka ringan setelah burung besi tersebut mendarat di permukaan laut 50
meter sebelum landasan Bandara Ngurah rai, Bali. Adapun penyebab
kecelakaan tersebut belum diketahui. Pesawat lion air terbelah dibagian
belakang mendekati ekor. Tepat Pukul 12.48 Wib,
Pesawat JT 904terbang dari Bandara Husain Sastranegara Bandung menuju
Denpasar, Bali. Pukul 15.00 Wita, Cuaca disekitar bandara tersebut
terlihat gelap nampak tidak bersahabat.
Diperkirakan pesawat Lion air tersebut
mendarat di permukaan laut tepat pukul 15.35 Wita. Evakusi korban
dilakukan oleh petugas Bandara Ngurah Rai dibantu dua buah nelayan
setempat. Tidak ada cidera yang serius, sebagian mengalami luka-luka
langsung dibawa ke rumah sakit terdekat.
Kerumunan warga terlihat begitu padat untuk sekedar melihat, menyaksikan secara langsung dan
mengabadikan kejadian tersebut. Aparat TNI dibantu dengan aparat
Kepolisian dengan sigap menyeterilkan lokasi terhadap warga yang hendak
merangsek mendekat.sumber: http://regional.kompasiana.com/2013/04/13/kecelakaan-pesawat-lion-air-jt-904-551060.html
Lion Air Jatuh, Ada Apa Dengan Regulasi Kemenhub?
Sabtu (13/4/2013), pesawat Lion Air boing 737 800 NG jatuh dan terbelah di laut Bali. Meski seluruh penumpang dan awak pesawat dalam kondisi selamat, namun lagi-lagi ini soal penting terkait kinerja kementerian perhubungan.
Pasalnya
meski seluruh media memberitakan pesawat yang jatuh tersebut dalam
kondisi layak terbang, namun jatuh dan terbelahnya pesawat yang saat ini
merajai bisnis airlines di Indonesia tersebut mengonfirmasi kita, bahwa
apakah benar, peswat tersebut benar-benar layak terbang?
Kalau
misalnya pesawat yang hatuh itu kelak diketahui memiliki kecacatan
secara mekanik, atau tak memenuhi standar kelayakan penerbangan, maka
siapa sesungguhnya yang paling berperan? Pilot, pemilik maskapai, atau
pemegang regulasi?
Dibeberapa
media memberitakan, jenis pesawat Lion Air yang jatuh tersebut
jumlahnya ada 12 buah. Dengan demikian, bila kita mencurigai jatuhnya
Lion Air di Bali merupakan persoalan standar kelayakan fisik pesawat,
maka secepatnya Kementerian Perhubungan melakukan moratorium izin
penerbangan terhadap jenis pesawat di maksud, sebelum menelan korban
lebih banyak dan merusak sistem penerbangan nasional.
Jatuhnya
Lion Air di laut Bali ini juga, menguak sejumlah soal terkait hegemoni
pesawat yang berlogo “Singa” tersebut. Pasalnya dengan jam terbang yang
tinggi dan hampir 75% menguasai ATC dibeberapa armada penerbangan dalam
negeri, Lion Air menyimpan manajemen yang buruk.
Mulai
dari keseringan delay, hingga teknik mendarat yang kasar sebagaimana
keluhan beberapa penumpang yang sempat menjadi agenda pembahasan di
DPR-RI komisi V beberapa hari lalu.
Namun
lagi-lagi persoalan ini tak lepas dari regulasi yang ada ditangan
Kementerian perhubungan. Kementerian perhubungan mestinya memberikan
ruang perizinan yang proporsional, sehingga kualitas pengendalian
terhadap sistem airlines nasional tidak didominasi salah satu maskapai
saja.
Kenapa
demikian? Karena dominasi pasar airlines yang acapkali terjadi dalam
bisnis penerbangan, menyebabkan pihak manajemen maskapai lebih
mementingkan keuntungan bisnis dan cenderung lalai dalam soal
keselamatan pengguna (konsumen).
Saat
ini, pesawat yang digadang-gadang milik investor asal Singapura itu,
menyimpan banyak soal. Mulai dari pilotnya yang terkenal rata-rata masih
muda dan berasal dari luar negeri, hingga keseringan mengecewakan
penumpang karena delay berjam-jam.
Beberapa
hari lalu 10 April 2013 , komisi V DPR-RI sempat mempersoalkan hal ini.
Pasalnya dengan usia pilot yang rata-rata masih muda, sangat
berpengaruh terhadap aspek psikologi dalam menerbangkan pesawat.
Terutama saat lepas landas dan mendarat sebagaimana masifnya keluhan
pengguna Lion Air.
Dus
oleh salah satu media nasional hari ini (13/4/2013) melansir, Lion Air
Boeing 737, mendarat keras di runway Bandara Ngurah Rai, Bali. Pesawat
menukik dengan cepat di landasan. Kalau demikian yang terjadi, maka
asumsi kita, ini terkait kemampuan dan kehati-hatian pilot saat
mendarat.
Tapi
lagi-lagi mandulnya regeluasi kementerian terkait (Kemenhub) menjadi
inti soal dari sejumlah peristiwa tragis penerbangan dalam negeri. Tapi
apa lacur, menterinya lebih sibuk urus partai dari pada memperbaiki
sisitem penerbangan nasional. Wallahualam. []
sumber: http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/04/13/lion-air-jatuh-ada-dengan-kemenhub-551061.html
Lion Air Bersama Ultraman Hingga Eyang Subur
Insiden pesawat
tergelincir yang dialami maskapai Lion Air tadi siang (13/04/2013) pada
pukul 15.10 WITA membuat masyarakat Indonesia berduka. Di tengah situasi
weekend yang biasa
dilakukan dengan bersantai di rumah, tidur, atau bermain tiba-tiba
dikejutkan dengan berita ini. Pesawat Boeing 737-900ER penerbangan
Bandung-Denpasar milik Lion Air ini tergelincir pada saat mendarat di
bandara Ngurah Rai, Bali. Pesawat tersebut tergelincir sampai ke pinggir
laut dengan kondisi badan pesawat sudah patah di bagian belakang dekat
ekor.
Alhamdulillah semua
penumpang dan awak pesawat selamat. Hanya sedikit yang mengalami luka
ringan. Yaaa walaupun semua selamat, pasti tetap ada trauma yang
dirasakan.
Tapi di balik bencana
ini, ada saja orang iseng yang memanfaatkan situasi ini untuk dijadikan
bahan bercanda. Foto-foto Lion Air yang telah menyebar luas ini kemudian
di edit dengan menyisipkan gambar-gambar lain. Awal keisengan ini
dimulai dengan foto pesawat Lion Air bersama Ultraman. Ya, salah satu
tokoh superhero dari Jepang ini disisipkan pada gambar kecelakaan
pesawat tersebut.
Tak lama, muncul Ultraman bersama monster. Lalu ada barong dan malah eyang subur pun ikut di dalam foto Lion Air tersebut.
Mungkin ada orang
yang menganggapnya ini lucu, ya sebagai hiburan dan candaan saja. Tapi,
dimana rasa turut berduka itu? Kenapa harus melibatkan bencana untuk
membuat lelucon? Mari kita berfikir ulang, bagaimana perasaan korban
atau keluarga korban melihat gambar tadi? Pasti akan marah. Seolah-olah
bencana yang dialami mereka itu hanya untuk hiburan bagi orang lain.
Gambar-gambar tersebut
menyebar dengan cepat, khususnya lewat Display Picture pada BlackBerry
dan Twitter. Heran, kenapa ada orang yang sempat berpikir untuk membuat
candaan secepat itu? Dan apa tidak ada hal lucu lainnya yang bisa
membuat orang tertawa? Ini sama saja dengan tertawa di atas penderitaan
orang lain. Mungkin kali ini kreatifitas anak bangsa salah
mengaplikasikannya. Gak lucu kan kalau bencana malah dijadikan bahan
lelucon.
Mudah-mudahan kita
semua untuk kedepannya bisa menghargai perasaan orang lain dan pandai
melihat situasi yang ada. Jangan lagi membuat orang tertawa di atas
penderitaan orang lain. Mari kita memulainya dari diri kita
masing-masing.
Sumber Gambar: Twitter
Semua artikel diatas diambil dari situs Kompasiana digabung oleh bagindaery.blogspot.com dan semua artikel sudah disertai sumber masing-masing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com