Baru saja bangsa ini merayakan euforia kesatuan wadah prestise di dunia persepakbolaan tanah air. Kubu LPI dan LSI yang akhirnya menyatakan ‘kelegowoannya’ untuk beratapkan satu rumah yang sama yakni PSSI. Belum puas dengan pesta kembalinya persatuan di tubuh PSSI ini, kang Rahmad kudu sesegera mungkin melakukan persiapan ‘instant’ yang mau tidak mau dilakukan pemain-pemain yang akan di’umpan’kan ke hadapan ’singa-singa’ padang pasir [KSA].
Publik sudah tentu akan menebak, poin apa yang akan diraih timnas negeri mimpi [ya negeri kita ini]?
yappss…poin penuh kekalahan…
ibarat kita saat masih mahasiswa dulu, dalam menghadapi mid term atau ujian akhir, besok senin, nah, malam minggunya baru buka HO ato malah buat ‘keprekan’ alias contekan…hehe. Ya tentu saja hasilnya tidak bakal maksimus….eh, maksimal.
Jikalau kita melihat secara seksama, pola permainan timnas sedari dulu, selalu saja ngotot di awal dan ‘lemes’ di pertengahan hingga akhir. Jangan selalu menyalahkan hujan, wasit jelek, lapangan jelek, lawannya lebih bagus…bla…bla…bla…. Yang namanya kalah, ya kalah…
Namun, yang menarik disini, ketika paska pertempuran semalam, timnas mendapat pujian bak pahlawan yang pulang dari medan juang dengan penuh luka. Di lain cerita, kemarin sebelum adanya penyatuan kubu LPI dan LSI, timnas yang digawangi kubu Johar menderita kekalahan, cacian dan hujatan begitu deras mengalir…saya sampai geleng-geleng kepala, kenapa kok timnas ini ga ada kabar baiknya, padahal di cabang lain, bulu tangkis, lumayan lah mulai ada perbaikan, kemarin baru saja memenangi beberapa event internasional. Tapi, tetap saja cabang itu ga ‘dilirik’ masyarakat kita dan tentunya pemerintah.
kesimpulannya: pertama, sepak bola negeri mimpi [ya negeri kita ini] belum menunjukkan prestasi membanggakan, meski berganti pelatih dari kelas ‘ecek-ecek’ hingga pelatih ‘impor’ dengan klasifikasi ‘wahid’, tetap saja ga ‘ngefek’ entah alasan pemainnya yang kudu dicekoki ‘k*ku b*ma en*rgi’ biar ‘rosa’, atau memang dasarnya fisik negeri mimpi ya seperti ini. kedua, politisasi di dunia sepak bola masih begitu kental, maklum saja, suporter fanatik sangat menggiurkan untuk dijadikan kompor 2014 besok, sehingga meski timnas era Johar paska penyatuan kalah, pujian terus mengalir dengan berbagai alasannya. Berbanding terbalik saat timnas era Johar pra penyatuan mengalami kekalahan, justru makian yang muncul. sekian.
sumber artikel: http://unik.kompasiana.com/2013/03/24/celah-di-balik-kegagalan-timnas-vs-arab-539775.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com