Dalam
pandangan guru besar ilmu tasawuf/tarekat, YM. Prof. DR. H. S.S.
Kadirun Yahya, M.A. M.Sc., roh manusia merupakan “zat” yang berasal dari
karunia Allah, tidak berasal dari air, gas, atau tidak pula dari bumi.
Roh dapat mengambil bentuk seperti rupa manusia, bila ia meliputi tubuh
manusia itu sendiri. Seperti juga cahaya, air, atau gas mengambil bentuk
dari bejana tempat di mana air atau gas itu dimasukkan. Roh ini berasal
dari alam gaib/metafisika karena berasal dari anugerah Allah SWT.,
hingga tidak dapat dilihat dengan mata kepala, walaupun ia tidak
bercerai-berai dengan jasmani manusia selama hayat dikandung badan.
Tetapi
begitu dimasukkan sebagai jenazah ke bumi, tempat asal mulai jasmani
itu jadi, maka sang roh bercerai daripadanya dan sang roh pun
menyeberang kea lam baka. Maka mulailah sang roh harus
mempertanggungjawabkan segala tidak tanduknya, segala gerak geriknya
selama di dunia, selama ia diberikan alat jasmani serta akal yang
komplit dengan segal organ/alat-alat tubuh yang sangat sempurna dan
indah.
Sang
Syekh mengibaratkan fungsi roh seperti computer. Roh bisa mendapatkan
input dari alam gaib sebagai “wahyu” bila ia adalah seorang nabi, atau
rasul, atau ilham bila ia adalah seorang manusia saleh dan taqwa. Tetapi
selain getara wahyu/ilham yang positif, roh itu dapat pula dimasuki
getaran-getaran yang berasal dari Iblis di alam gaib/metafisik. Input
yang telah masuk ke dalam roh itu kemudian memprogram pula jasmani dan
akal manusia.
Ini
menurut sang Syekh yang perlu dipertanyakan pada diri masing-masing,
apakah “program” yang diperintahkan roh kepada akal/pikiran manusia
telah mengandung segala perintah Allah sepenuhnya, hingga manusia itu
melaksanakan fitrah hidupnya dengan sebaik-baiknya? Apakah akal budi dan
jasmani kita telah mengabdikan diri sepenuhnya dalam kehidupan untuk
Allah SWT.? Apakah sempat pula roh itu tertipu oleh Iblis Laknatullah,
yang juga merupakan suatu roh yang sangat pintar, sangat halus, dan
hebat serta sangat sakti dan dahsyat, karena ia merupakan mantan
malaikat yang termasuk sangat tinggi ilmunya? Tetapi sayang akibat
menyeleweng Iblis itu kemudian menjadi musuh bubuyutan dari roh semua
Bani Adam.
Di
sinilah kata sang Syekh, letak kunci dari pada segala-galanya di alam
jagad raya ini bagi hidup dan kehidupan manusia dari dunia hingga ke
akhirat kelak. Karena manusia yang rohnya dikendalikan oleh Iblis, dia
pasti akan merusak jagad raya ini!
Jika
saja roh ini terisi dengan energy Ilahi maka akan jadi surgalah seluruh
jagad raya ini, yang akan berkelanjutan terus bersambung sampai ke
akhirat. Oleh karena itu, roh kita perlu sekali di isi dengan energy
Ilahi. Untuk melaksanakan ini harus ada metode yang sesuai dengan hadist
dan Qur’an dan sesuai pula dengan ilmu teknologi modern. Metode inilah
yang dinamakan Tarekatullah.
Tak
heran jika kemudian seorang murid senantiasa menempuh jalan
tarekatullah. Mereka kerap menghubungkan rohaninya dengan rohani gurunya
yang mursyid. Tujuannya agar mendapatkan Nuurun Alaa Nur,
(cahaya di atas cahaya). Sekalipun misalnya jasad sang guru telah tiada
(wafat) hal itu tetap bisa dilakukan. Bahkan justru lebih dapat diterima
akal karea dengan tidak adanya jasad unsur manusianya lebih jernih dan
bersih dari segala kotoran yang bersifat duniawi sehingga mempermudah
proses hubungan itu.
Jika
misalnya ada pada rohani guru mursyid sesuatu sentuhan dari muridnya,
maka saat itu pula langsung sampai pada Allah, dan pada saat itu pula
kembali dari Allah, melalui wasilah langsung pada si murid sebagai
penyentuh tadi.
Para
ahli tasawuf/tarekat adalah orang-orang yang mencari wujud tertinggi
dan kepuasan spiritual dalam pengalaman personal bersatu dengan Tuhan.
Mereka tidak menemukan kepuasan spiritual dengan sekedar mengikuti hukum
syariat yang diturunkan Allah secara formal kepada manusia. Maka mereka
terus mengejar melalui jalan spiritual agar memperoleh pengalaman
personal dengan Allah SWT.
Bagian:2
Jalan
itu salah satunya adalah dengan terus menghubungkan diri rohaninya
dengan diri rohani gurunya yang senantiasa bergendengan dengan arwah
suci Rasulullah. “Faainlam takun maallahi fakun ma’aman ma’allahi faa innahu yuusi luka ilallahi
(Barang siapa belum beserta Allah, besertalah dengan orang (rohnya)
yang beserta Allah. (Roh)) orang itulah (yang rohnya berisi wasilah
Allah) yang menghubungkan (roh) engkau (langsung) dengan Allah”.
Hakikat
daripada roh ia tidak berjarak, asal elemen dan unsur yang ada di
dalamnya sama. Sebab dua sifat yang berbeda tidak mungkin terdapat oada
sesuatu dalam waktu yang bersamaan. Apabila rohani yang diikuti
(pertama) memiliki Nuurun Alaa Nur dari Rasulullah, maka otomatis pula rohani yang berikutnya yang telah menggabungkan diri, juga memiliki Nuurun Alaa Nur. Sebagaimana
benda cair dengan benda cair, gas dengan gas, semuanya dapat menyatu.
Benda padat dengan benda padat ia tidak dapat menyatu karena memiliki
unsur yang berbeda dan berjarak.
Salah Kaprah
Dalam
persoalan roh, manusia sering terjadi salah kaprah. Karena roh
dikatakan urusan Tuhan dan manusia hanya diberi pengetahuan sedikit
tentang itu, “Quli’ rruuhu min amri rabbi” (Katakanlah ya Rasul,
bahwa roh itu adalah urusan Tuhan), maka mayoritas manusia beranggapan
bahwa hal itu tidak perlu lagi dipikirkan, semua urusan Tuhan.
Pandangan
yang demikian sebetulnya merupakan reduksi, pengurangan dari ajaran
Islam yang ada dalam Al-Qur’an. Membuat orang semakin jauh untuk dapat
mengenal Tuhannya. Bukankah sedikit menurut Tuhan berbeda dengan sedikit
menurut ukuran manusia. Sedikit menurut Tuhan dalam soal roh, bukan
manusia tidak perlu mengetahui, mengkaji, meneliti sedikit pun
manifestasi daripada roh tersebut. Untuk apa Tuhan membicarakan
persoalan roh kalau sedikit pun manifestasinya tidak bisa diketahui
hamba-Nya.
Roh
segala manusia, roh segala malaikat, roh segala jin, rohnya iblis,
rohnya hewan, rohnya tumbuhan, dan segalanya itu benar urusan Tuhan.
Akan tetapi, yang membersihkan dan menyucikan roh semua makhluk itu
bukan lagi Tuhan tetapi masing-masing makhluk itu sendiri. “Ar waahinaa ajsaadinaa waajsaa dinaa arwaahinaa” (Roh kami adalah tubuh kami dan tubuh kami adalah roh kami).
Tuhan
tidak akan menyucikan roh seseorang sebelum orang itu sendiri berusaha
menyucikan rohnya sendiri (dirinya yang batin) dengan dzikrullah (dengan
metode Tarekatullah). Karena seperti dikatakan di atas ucapan lidah
yang zahir saja aja tidak akan tembus ke dalam roh yang berlainan
dimensi dan substansinya. Itulah tujuan beribadah dalam rangka
membersihkan jiwa/roh tersebut. Roh adalah cermin dari Dzat Allah, sebab
Allah SWT tidak dzahir dengan Dzat-Nya melainkan dengan roh tersebut.
Allah tampak pada semua makhluk yang lainnya hanya dengan sifat-Nya.
Allah tidak bersifat material (jasmani) tetapi bersifat spiritual
(rohani). Oleh karena itu, untuk mencapainya harus melalui jalan rohani
pula. Untuk kembali kepada Allah, jiwa/roh manusia harus dalam keadaan
suci. Sebab tiap sesuatu yang memiliki sifat yang berbeda mustahil
keduanya dapat menyatu. Sepotong magnet misalnya tidak akan pernah
menyatu dengan sepotong kayu karena keduanya dipisahkan oleh
ketidaksamaan elemen dan sifat yang terkandung didalamnya.
“Sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha baik, tidak dapat menerima melainkan yang baik pula”. (HR. Muslim).
Oleh sebab itu, jalan yang ditempuh
manusia yang ingin kembali kepada Allah adalah jalan penyucian roh,
jiwa/nafsu. Sebab pada gilirannya nanti semua akan kembali kepada asal
(pangkalnya) masing-masing. Jasmani dia akan kembali kepada asalnya
yakni tanah, sedangkan jiwa/rohani akan kembali ke asalnya yakni Tuhan.
“Hai jiwa atau nafsu yang suci dan tenang kembalilah engkau kepada Tuhanmu dalam keadaan tenang”. (QS. Al-Fajr : 27-28).
Dalam
ayat ini yang dipanggil adalah jiwa/nafsu yang suci dan tenang. Itu
artinya hanya jiwa/roh yang suci dan tenang yang bisa kembali kepada
Tuhan karena Tuhan sendiri Mahasuci.
Bagian:3
Ada
sebuah kisah yang mengisahkan tentang tempat tinggal roh. Abu Bakar
r.a. ditanya tentang ke mana roh itu pergi setelah ia keluar dari jasad.
Maka Abu Bakar berkata : “Roh itu akan menuju ke tujuh tempat yakni :
Roh para nabi ke surga Adnin, roh para ulama akhirat menuju ke surga
Firdaus, roh mereka yang berbahagia menuju ke surga Illiyyina, roh para
syuhada berterbangan seperti burung di surga sekehendak mereka, roh para
mukmin yang berdosa akan tergantung di udara, tidak di bumi dan tidak
dilangit sampai hari kiamat, roh anak-anak yang beriman akan berada di
gunung dari minyak misik, dan roh orang-orang kafir akan berada dalam
neraka Sijin, mereka disiksa beserta jasadnya sampai hari kiamat”.
Ikutan Setan
Sebagaimana
uraian di atas wali mursyid merupakan teknokrat di bidang kerohanian.
Syekh Abu Yazid Al-Bisthami berkata, “Barangsiapa menuntut ilmu tanpa
Syekh (Guru Mursyid), maka setan lah sebagai Syekh (Guru Mursyid) nya”.
Dalam sebuah hadist nabi bersabda: “Jadikanlah dirimu beserta Allah,
jika engkau tidak bisa menjadikan kamu beserta Allah maka jadikanlah
dirimu beserta dengan orang yang sudah beserta Allah”. Manusia yang sudah pasti beserta Allah tentu para Nabi dan para Auliya Allah.
Sekarang
Nabi telah tiada secara zahir, tetapi rohnya tetap hidup bergandengan
dengan Yang Maha Hidup (Allah SWT). Karena itu, manusia wajib mencari
guru yang mursyid (ulama pewaris nabi) sebagai pengganti Rasul di muka
bumi, sebagai juru selamat dunia dan akhirat. Karena rohani guru
tersebut senantiasa bergandengan pula dengan rohani Rasulullah. Di
situlah tempat bersandar diri bukan kepada ulama dunia yang kerap
menjual ayat-ayat Tuhan. Ulama dunia malah diancam oleh Tuhandengan azab
yang paling pedih.
Kembali
ke soal roh, urusan roh memang tergolong urusan yang sangat pelik, maka
jarang orang bisa memahaminya. Dekatnya jasmani misalnya dengan seorang
guru mursyid, itu tidak berarti secara otomatis jiwa/roh kita pun ikut
dekat. Bila si murid hendak berhubungan secara rohani dengan gurunya
maka ia harus terlebih dahulu mensyucikan jiwa/rohnya. Menyucikannya
bukan dengan air tetapi dengan dzikrullah secara sungguh-sungguh sesuai
dengan petunjuk guru mursyid.
Sumber : “Guru Mursyid Sang Juru selamat” karangan Nuryaman Ibrahim.
sumber artikel: http://sufimuda.net/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com