Ketika
saya membuat membuat blog ini menulis tentang tasawuf/tarekat tidak
sedikit orang menentang baik dikalangan pengamal tarekat maupun orang
yang memang menentang tarekat. Orang yang menentang tarekat dan tasawuf
menyerang lewat dalil-dalil dengan begitu yakinnya mengklaim bahwa
tasawuf adalah ilmu bid’ah yang tidak pernah diajarkan Rasulullah saw.
Perdebatan panjangpun terjadi lewat komentar, email, YM dan ketika saya
membuat akun Facebook, perdebatan itu berlangsung. Itulah awal-awal saya
memulai blog ini dan pada akhirnya secara perlahan perdebatan itupun
berkurang dan mulai terbangun sikap saling menghargai walaupun mereka
tidak tetap tidak menyukai tarekat.
Saya
bisa memahami perasaan orang-orang yang menentang tarekat, karena saya
juga awalnya adalah orang yang sangat menentang tarekat, menentang
dengan segudang dalil. Rasanya belum puas kalau belum menyampaikan
dakwah kepada pengamal tarekat yang menurut saya adalah orang-orang
bid’ah yang melakukan ibadah diluar apa yang telah ditetapkan Allah dan
Rasul-Nya. Sikap menentang itu berubah total setelah saya bertahun-tahun
berguru kepada Masternya Tarekat, berguru kepada Guru Mursyid yang
benar-benar ahli di bidang tarekat dan tasawuf, akhirnya saya menyadari
betapa saya merasa pandai dan ahli padahal saya tidak memahami sama
sekali tentang tarekat. Saya mendapat informasi tarekat dari orang-orang
yang membenci tarekat, buku-buku yang memang dibuat agar tarekat
dibenci oleh seluruh ummat Islam.
Tahun
2008 dan 2009 adalah tahun dimana saya begitu rajin memposting hal-hal
yang berhubungan dengan tarekat baik tulisan sendiri maupun kutipan
dari karya orang lain dan juga copy paste dari blog atau web lain.
Dengan memposting info tentang tasawuf memberikan saya semangat dalam
berguru, memperluas persahabatan dengan orang-orang yang mempunyai
pemahanan yang sama.
Dikalangan
pengamal tarekat sendiri tidak kurang kritik ditujukan kepada sufimuda.
Sebagian menentang karena menganggap sufimuda dengan terang-terangan
membuka hakikat yang selama ini menjadi rahasia dan dikawatirkan akan
menimbulkan fitnah. Di kawatirkan orang awam yang salah mengartikan
kata-kata hakikat dan akan menjadi senjata makan tuan. Lalu pertanyaan
yang harus dijawab adalah apa sebenarnya hakikat? Apakah yang
disampaikan lewat tulisan itu masih disebut hakikat atau itu hanya
tulisan yang tidak ada hubungan sama sekali dengan hakikat.
Sebenarnya
tidak ada larangan dalam Agama untuk menyampaikan sebuah ilmu asal cara
menyampaikan bisa dimengerti oleh si penerima. Rasulullah saw
memberikan nasehat, “Sampaikan sesuatu menurut kadar si penerima”.
Sebenarnya apa yang saya tulis (saat ini sudah 300 tulisan) di sufimuda
bukanlah hakikat apalagi makrifat. Saya hanya menulis sesuatu yang
memang boleh di tulis dan disebarkan. Apa yang ditulis di dalam
kitab-kitab tasawuf klasik jauh lebih mendalam dan berani bahkan akan
dianggap aneh oleh orang-orang yang tidak pernah mendalami tasawuf sama
sekali.
Setiap
Guru Sufi memberikan aturan dan larangan yang berbeda kepada muridnya.
Syekh Bahauddin Naqsyabandi semasa Beliau hidup melarang para murid
untuk mencatat ucapan dan nasehat Beliau termasuk melarang murid-murid
Beliau menulis riwayat hidup dan sejarah berguru Beliau. Beliau
beranggapan biarlah ajaran-ajaran Beliau itu tersimpan di hati para
murid dan kemudian diteruskan dihati kegenarasi selanjutnya tanpa
dirusak oleh tulisan yang kadang kala berbeda dengan makna sebenarnya.
Berbeda dengan Syekh Abdul Qadir Jailani, seluruh ucapan dan petuah
Beliau secara harian ditulis oleh para murid dan kemudian dibukukan
dengan tujuan agar apa yang beliau sampaikan bisa diterima oleh
orang-orang yang tidak pernah berjumpa dengan Beliau. Kedua prinsip
Syekh Besar tersebut menjadi dalil dan alasan yang sama-sama benar.
Guru
saya melarang para muridnya menulis tentang kaji-kaji dalam tarekat
mulai dari kaji dasar sampai dengan khalifah. Kenapa? Karena di
kawatirkan dibaca oleh orang awam dan mempraktekkan tanpa Guru Mursyid
yang membuat orang akan tersesat karena setan akan sangat mudah menyusup
di setiap amalan yang di amalkan tanpa izin. Sementara Syekh lain
termasuk Syekh Jalaluddin dengan terang-terangan menulis seluruh kaji
dalam suluk dari Ismu Dzat sampai dengan Dzikir Tahlil dan beberapa
kitab lain termasuk bahan referensi di Universitas menulis semua
kaji-kaji dan amalan di dalam Tarekat. Syekh Muhammmad Amin Al-Kurdi
dalam kitabnya Tanwir al-Qulub fi Mu’amalah ‘Allam al-Ghuyub
yang menjadi rujukan para pengamal Tarekat di seluruh dunia membahas
secara luas tentang hadap dan tata cara suluk tetapi disana tidak
ditulis jenis-jenis amalan karena di kawatirkan akan diamalkan oleh
orang yang tidak memiliki Mursyid.
Apa
yang dialami oleh orang-orang yang telah tenggelam dalam Hakikat akan
menjadi rahasia sepanjang hidupnya dan tetap akan menjadi rahasia
selamanya sebab kalau diungkapkan maka itu bukan lagi sebuah rahasia.
Menariknya ilmu hakikat adalah walaupun diungkapkan secara
terang-terangan maka itu tetap menjadi sebuah rahasia bagi orang yang
belum mencapai kesana. Al-Qur’an mengungkapkan secara terang-terangan
bahkan sangat jelas membahas tentang hakikat Tuhan, tapi apakah semua
orang yang membaca Al-Qur’an mencapai tahap makrifat? Jawabannya tidak
karena Ayat-ayat Al-Qur’an penuh dengan symbol yang hanya bisa
dimengerti oleh orang yang telah terbuka hijabnya.
Begitu
terang-terangan Rasulullah SAW lewat hadist Beliau menjelaskan tentang
hakikat, bahkan sangat terang, tapi karena umumnya yang membaca tidak
terbuka hijab, ucapan Nabi yang demikian terbuka malah ditasfirkan
secara keliru oleh akal manusia yang memang tidak sampai pemahaman
disana akhirnya rahasia tersebut tetap menjadi rahasia.
Beberapa ucapan sahabat yang menggambarkan betapa rahasianya Ilmu Hakikat itu antara lain ucapan Abu Hurairah, “…Apabila aku ceritakan niscaya Halal darahku”, apabila hakikat itu diceritakan dengan bahasa salah maka nyawa sebagai taruhan. Atau ucapan saidina Husaen ra, “Apabila aku jelaskan hakikat itu kepada kalian niscaya kalian akan menuduh aku sebagai penyembah berhala”.
Orang yang telah mencapai kaji disana akan tersenyum membaca ucapan
dari saidina Husein, dan andai hakikat itu dibuka di zaman sekarang
pasti orang akan menuduh yang sama yaitu dianggap orang yang mengamalkan
hakikat itu sebagai penyembah berhala.
Sungguh
luar biasa Allah melindungi ilmu-ilmu berharga tersebut demikian
rahasianya, ditempatkan di dalam qalbu para hamba-Nya sehingga tidak
seorangpun bisa mengambilnya. Allah telah melindungi ilmu-ilmu berharga
tersebut dengan hijab (penghalang) cahaya sehingga manusia tidak akan
melihat karena begitu terangnya cahaya tersebut. Rahasia itu hanya bisa
dimiliki oleh orang-orang yang telah bermandikan cahaya, larut dalam
Dzat-Nya sehingga apa yang menjadi rahasia tidak lagi menjadi rahasia.
Apa
yang saya sampaikan disini bukanlah hakikat, tapi tulisan-tulisan untuk
memberikan semangat kepada kita semua untuk mencari kebenaran, mencari
pembimbing yang menuntun dan membimbing kita semua kepada Allah. Dengan
mendapat bimbingan kepada Allah sehingga kita tidak lagi tersesat
dibelantara jalan tanpa arah dan dengan tenang kembali kepada asal kita
masing-masing.
Rahasia
tetaplah rahasia dan tetap akan menjadi rahasia sepanjang masa kecuali
orang-orang yang telah berada dalam rahasia tersebut. Rahasia tersebut
hanya bisa terbuka lewat Qalbu kepada Qalbu, ditransfer dengan teknik
khusus yang diajarkan Rasulullah saw kepada para sahabat dan dari para
sahabat kepada sekalian Guru Mursyid sampai saat sekarang ini. Rahasia
itu tidak akan pernah bisa ditembus kecuali oleh orang-orang yang diberi
petunjuk oleh Allah SWT. Semoga Allah yang Maha Pemurah selalu berkenan
membuka hijab-Nya sehingga kita bisa memandang keindahan wajah-Nya dari
dunia sampai akhirat., Amin ya Rabbal ‘Alamin!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com