Oleh Hj. Luthfiyah Syuhud
Buletin Alkhoirot Edisi November 2007
الحياء من الايمان (رواه البخارى
Malu itu salah satu unsur keimanan. (HR Bukhari)
Hadith yang diriwayatkan Imam Bukhari dengan sanad dari Sahabat Ibnu Umar ini menjadi salah satu Hadith “wajib” di kalangan santri, ustadz dan muballigh. Dalam arti, tak ada seorang pun yang tidak mengenalnya, setidaknya semua pernah mendengar bunyi Hadits ini dikumandangkan baik dalam versi Arabnya atau terjemahannya.Sayangnya tidak semua orang menghayati kandungan dan kedalaman isinya.
Iman yang memiliki konotasi tauhid menjadi tema sentral Islam dan yang menjadi standar utama keislaman kita. Dalam Islam, setiap perbuatan baik tidak akan memiliki nilai religius tanpa didasari kepercayaan (keimanan) kepada Allah yang Satu. Seorang non-Muslim bisa saja memiliki amal baik, namun tanpa menyandarkan amal baiknya kepada Yang Satu, maka perbuatan baiknya hanyalah bersifat duniawi semata.
Sebaliknya, seorang Muslim yang berbuat baik akan memiliki keuntungan dua dimensi; dimensi duniawi dan ukhrowi (keakhiratan). Ini pada gilirannya akan menciptakan rasa tawadhu’ (rendah hati) di hati seorang Muslim, bukan sikap sombong dan pongah, karena ia sadar bahwa amal baiknya semata karena timbul dari keimanannya pada Allah, bukan karena dirinya sendiri. Dan karenanya, seorang Muslim tidak patut berbangga diri apalagi sombong atas segala perbuatan baiknya.
Haya’ yang secara literal positif bermakna “rasa malu, rasa segan dan sikap sopan”[1] oleh Rasulullah disebut sebagai bagian dari keimanan. Ini artinya, seorang Muslim sangat dianjurkan memiliki sifat haya’. Haya’ dalam arti rasa malu adalah identik dengan sifat harga diri (muru’ah). Ketika kita mengatakan, “Dia tak tahu malu.” Hampir dapat dipastikan maksudnya adalah “Dia tak punya harga diri.”
Rasa malu dan harga diri, dengan demikian, adalah sifat mulya apabila dikaitkan dengan sifat-sifat mulya yang lain seperti kejujuran, kedermawanan, kesederhanaan dan kepedulian sosial. Kita merasa malu dan merasa tak punya harga diri apabila kita tidak jujur, tidak dermawan, tidak hidup sederhana dan tidak atau kurang peduli pada sesama yang membutuhkan uluran tangan kita.
Orang Jepang terkenal dengan sikap ini. Sering kita dengar berita di media seorang pejabat tinggi yang mengundurkan diri karena dituduh korupsi sekalipun belum terbukti. Orang India terkenal dengan sikap sederhana dan kepedulian sosialnya.[2] Orang Eropa terkenal dengan rasa malu untuk korupsi dan bangga hidup sederhana dan merakyat.[3] Bangsa Eropa Barat terkenal dengan sikap disiplin dan bersihnya.
Sikap haya’ semacam tersebut di atas tampak kurang mendapat perhatian kita, umat Islam Indonesia. Padahal, seperti tersebut dalam hadits di atas, ia harus menjadi bagian dari keimanan kita. Way of life (jalan hidup) kita.
Sudah waktunya kita menata dan meninjau ulang cara berfikir kita; sejauh mana kita telah menjalankan ajaran Islam yang benar. Serta mana ajaran-ajaran mulya Islam yang perlu kita prioritaskan. Haya’ menurut penulis adalah salah satu nilai Islam yang harus menjadi prioritas utama kehidupan keseharian seorang Muslim.[]
[1] Pemahaman haya’ lebih detail lihat, Lewis Maluf El Yasui, Al Munjid, Maktabah Syarkiyah (Beirut: 1986); J.M. Cowan (Ed.), Arabic English Dictionary, Spoken English Services, Inc. (New York:1976); J.G. Hava, Arabic English Dictionary, Goodwords (New Delhi:2001).
[2] Lihat A. Fatih Syuhud, “Hidup Sederhana sebagai Pilihan,” Buletin Alkhoirot (November:2007)
[3] Bangsa Skandinavia seperti Finlandia dan Norwegia terkenal sebagai negara yang pemerintahnya paling bersih dari korupsi. Presiden dan pejabat-pejabatnya sangat merakyat. Sering mereka keliling kota dengan menyetir sendiri tanpa pengawal pribadi. Mobil-mobil diparkir di pinggir jalan tanpa dikunci dan bahkan kunci mobil dibiarkan di tempatnya tanpa ada yang mencuri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com