Good morning gooood people! Guys,
apa yang terlintas dalam pikiran saat tiba-tiba ada orang yang datang
kepada kita lalu mengatakan, “Saya ingin mengkritik anda!” Biasanya
kalau mendapat perlakuan seperti ini, kita akan merasa tidak nyaman,
resah dan gelisah. Seolah-olah, harga diri dan kehormatan sedang
terancam karena menganggap kritik bisa merusak nama baik.
.
Sekarang lain cerita. Bagaimana kalau
tiba-tiba orang itu bilang, “Saya ingin ngasih kripik untuk anda!” Untuk
orang-orang yang doyan makan, pastilah respon spontan kita akan senang!
Wajah langsung cerah, perasaan sumringah, dan hati pun merekah. Nah,
disini lah perbedaan ‘kritik’ dan ‘kripik’, meskipun berbeda 1 huruf,
tapi respon kita pasti berbeda. Lho, lalu apa hubungannya kritik dan
kripik dalam tulisan @NotesFromQatar ini? Ya emang ga ada hehehe.. Just
intermezzooo
.
Baiklah, tanpa banyak basa basi, mari kita mulai dengan sebuah cerita…
.
Alkisah pada zaman dahulu di suatu negeri
padang pasir, ada seorang bapak beserta anaknya yang akan pergi dari
kampung halaman untuk merantau ke negeri seberang. Untuk sampai ke
tempat tujuan, mereka harus melewati empat kota yang berbeda, anggap
saja A,B,C dan D. Bapak dan anak ini kemudian membawa serta onta
kesayangan mereka karena ya zaman dulu alat transportasinya cuma onta.
Keduanya pun langsung menaiki onta tersebut dan mulai berjalan. Setelah
beberapa lama, sampailah mereka di kota A.
.
Sesampainya, orang-orang sekitar langsung
melihat sinis dan mengkritik keduanya. Mereka berkata bahwa bapak dan
anak ini tidak punya rasa kemanusiaan kepada binatang, masa satu onta
dinaiki oleh dua orang? Lalu bapak dan anak ini mikir, “Iya bener juga!”
Maka setelah keluar dari kota A, sang Bapak pun turun dari onta.
Sekarang hanya si anak yang naik dan bapaknya berjalan sambil menuntun
sang onta.
.
Perjalanan pun sampai di kota B. Saat
memasuki kota tersebut, kembali orang-orang mengkritik bapak dan anak
tersebut. Mereka berkata bahwa sang anak kurang ajar sekali, masa dia
enak-enakan naik onta dan membiarkan bapaknya jalan? Lagi-lagi bapak dan
anak ini mikir, “Oiya bener juga ya!” Maka saat keluar dari kota B,
sang anak pun turun dari onta dan membiarkan ayahnya yang naik karena
takut juga disebut anak durhaka. Lalu sekarang gantian sang anak yang
berjalan sambil menuntun onta.
.
Setelah beberapa lama, sampailah mereka
di kota C. Ketika melintasi masuk, kembali terdengar orang ramai
mengkritik keduanya. Mereka berkata bahwa bapak ini sungguh kejam sama
anak sendiri. Masa bapaknya enak-enakan naik onta sementara anaknya
jalan? Lagi, lagi, dan lagi, sang bapak dan anak mikir, “Iya bener juga
ya itu kata orang-orang!” Maka setelah keluar dari kota C, sang bapak
pun turun dan mereka berdua tidak menaiki onta melainkan berjalan sambil
menuntun sang onta.
.
Sampailah keduanya di kota D, akhir dari
perjalanan. Mereka pun masuk ke kota tersebut dengan wajah senyum karena
merasa sudah memperlakukan onta dengan sangat manusiawi. Tapi tak
disangka, ternyata orang-orang kota itu kembali mengkritik dan malah
menertawakan keduanya. Kata mereka, bapak dan anak ini kok bodoh banget,
udah bawa onta kok malah dituntun doang ga dinaikin??? Akhirnya bapak
dan anak ini udah ga tau lagi harus berbuat apa karena semua yang
dilakukan salah semua di mata orang lain. Mereka pun pingsan terkapar di
jalanan (yang ini lebaydotcom hehe).
.
Yak teman-teman, cerita di atas adalah
analogi kehidupan yang kita jalani di dunia ini. Ada kalanya, kita
melakukan hal baik dengan niat yang baik, tapi pasti ada saja
orang-orang yang mengkritik. Akhirnya kita jadi terpengaruh dan berhenti
melakukan hal tersebut. Lalu pada saat kita diam dan tidak melakukan
hal tersebut, lagi lagi pasti ada saja orang-orang yang kembali
mengkritik kita. Jadi kesimpulannya adalah, dalam hidup ini, kita
melakukan sesuatu ataupun tidak, pasti akan sama-sama kena kritik hehe..
.
Lalu bagaimana solusinya? Ya lakukan saja apa yang menurut kita baik. Keep going!
Jangan terlalu banyak memikirkan apa kata orang, karena ga bakal
maju-maju hidup kita. Karena seperti kisah di atas, setiap orang itu
punya pemikiran yang berbeda dalam menafsirkan suatu hal, jadi ya pasti
respons nya pun akan berbeda-beda. Jadi kesimpulannya, lakukan apa yang
baik menurut kita dan jangan terpengaruh dengan kritik dari orang lain
okey!
.
Kritik Oh Kritik..
Ada dua pepatah yang sudah sangat familiar di telinga kita, yaitu “nobody’s perfect” dan “tak ada gading yang tak retak”.
Maknanya, tidak ada manusia yang sempurna karena kesempurnaan hanya
dimiliki oleh Allah Swt. Setiap orang memiliki kelemahan dan kekurangan,
namun setiap orang juga pasti memiliki kelebihan yang tidak dimiliki
oleh orang lain. Kekurangan yang dimiliki bertujuan agar kita tidak
menjadi pribadi yang sombong dan kelebihan yang dimiliki bertujuan agar
kita menjadi pribadi yang bersyukur.
.
Manusia adalah makhluk yang lemah. Dari
tukang becak sampai presiden sekalipun, pasti memiliki kekurangan dan
pernah berbuat salah. Bahkan, Nabi Muhammad saw, pemimpin terhebat
sepanjang sejarah umat manusia – menjadi urutan nomor 1 dalam daftar 100
orang paling berpengaruh di dunia dalam buku Michael Heart – pernah
dikritik oleh Allah Swt saat beliau menghiraukan seorang buta bernama
Abdullah bin Ummi Maktum yang datang kepadanya ingin bertanya tentang
Islam.
.
Saat itu dikisahkan Nabi Muhammad saw
bermuka masam dan memalingkan pandangan dari si buta karena sedang
menjamu para pembesar Suku Quraisy. Atas sikapnya ini, Allah Swt
langsung mengkritik beliau yang diabadikan di dalam Al-Quran Surat ‘Abasa.Kalau
seorang Nabi saja pernah kena kritik, apalagi kita yang manusia biasa?
Hehehe.. Terkadang memang berat untuk menerima kritik. Tapi ya kritik
ini adalah ujian, dan yang namanya hidup ya pastinya penuh ujian.
Seperti apa yang pernah disampaikan oleh Socrates.
.
“Hidup yang tidak teruji adalah hidup
yang tidak layak untuk dihidupi. Hanya ada satu tempat di dunia ini
dimana manusia terbebas dari segala ujian hidup, yaitu KUBURAN. Tanda
manusia tersebut masih hidup adalah ketika dia mengalami ujian,
kegagalan, dan penderitaan. Lebih baik kita tahu mengapa kita gagal,
daripada tidak tahu mengapa kita berhasil”
.
Khalifah Ali bin Abi Thalib pernah
berkata, “Jangan melihat siapa yang berbicara, tapi lihatlah apa yang
dibicarakan”. Maknanya, kita harus bisa bersikap terbuka menerima kritik
dari siapa saja, karena kebenaran bisa datang dari mana saja, bahkan
seorang anak kecil atau mungkin dari seekor binatang.
.
Salah satu kisahnya adalah Nabi Sulaiman,
seorang nabi yang diberikan kecerdasan serta mukjizat luar biasa dari
Allah Swt. Dia adalah raja pada zamannya, yang bahkan jin pun tunduk
kepadanya. Namun tetap saja masih ada ilmu pengetahuan yang tidak
diketahui oleh beliau, dan pengetahuan tersebut malah diketahui oleh
seekor burung kecil bernama Hud-Hud, yang kemudian memberikan kritik
kepada Nabi Sulaiman.
.
“Maka tidak lama kemudian (datanglah
Hud-Hud) lalu ia berkata, ‘Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum
mengetahuinya; dan kubawa padamu dari Negeri Saba suatu berita penting
yang diyakini.’” (QS. An-Naml [27]: 33)
.
Belajar Dari Nabi Ibrahim
Di dalam Al-Quran banyak kisah tentang
kritik yang dilakukan para nabi, dan salah satunya adalah Nabi Ibrahim
as yang mengkritik ayahnya sendiri yang masih setia menyembah berhala.
Mari kita simak bersama bagaimana Nabi Ibrahim mengkritik kesalahan dan
kekeliruan ayahnya yang terangkum dalam QS. Maryam [19]: 41-43.
.
QS.19:42. “Ingatlah
ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya, ‘Wahai ayahanda tercinta,
mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan
tidak dapat menolong kamu sedikitpun?’”
.
QS.19:43. “Wahai
ayahanda tercinta, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu
pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku
akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.”
.
QS.19:44. “Wahai
ayahanda tercinta, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya
syaitan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, Allah Swt.”
.
QS.19:45. “Wahai
ayahanda tercinta, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa
azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu akan menjadi kawan bagi
syaitan.”
.
Mari kita telaah dan analisa bersama.
Dalam ayat di atas, kita bisa menyimak bagaimana gaya bahasa Nabi
Ibrahim ketika mengkritik ayahnya yang dimulai di ayat ke-42. Nabi
Ibrahim menggunakan kata “yaa abatii” yang berarti “wahai ayahanda
tercinta”. Nabi Ibrahim tidak menggunakan kata “yaa abii” atau “ayahku”
meskipun bermakna sama. Panggilan dengan menggunakan “yaa abatii” adalah
panggilan kasih sayang.
.
Nabi Ibrahim tahu betul bahwa ayahnya
telah melakukan kesalahan yang fatal karena menyembah patung, namun dia
tidak pernah menghujat ataupun mengecam ayahnya. Dia tetap memanggil
ayahnya dengan panggilan penuh hormat dan santun. Penghormatannya tidak
berkurang sedikitpun.
.
Memang seperti itulah ajaran Islam. Jika
orang tua musyrik dan mengajak kita kepada kemusyrikan, maka sebagai
anak kita tidak perlu patuh terhadap apa yang mereka perintahkan. Namun
kita tetap harus menghormati mereka sebagai orang tua.
.
Allah Swt berfirman, “…Dan jika
mereka (orang tua) bersungguh-sungguh mempengaruhimu supaya kamu
menyekutukan Aku dengan sesuatu yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentang itu, maka janganlah kamu turuti mereka. Tetapi berkawanlah
dengan mereka di dunia ini dengan cara yang baik; dan ikutilah jalan
orang bertaubat kepadaku; kemudian kepada-Ku lah tempat kembalimu, maka
akan kujelaskan kepadamu apa-apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Luqman: 14-15)
.
Ayat di atas menjelaskan bagaimana sikap
kita dalam menghadapi ajakan orang tua untuk menyekutukan Allah. Kita
tidak perlu patuh terhadap perintah kemusyrikan mereka namun kita harus
tetap hormat dan baik dengan mereka. Hal ini karena kemusyrikan orang
tua dengan hormatnya kita kepada mereka adalah dua hal yang berbeda.
.
Kemusyrikan mereka berurusan langsung dengan Allah SWT (habluminallah) dan bakti kita terhadap orang tua adalah hubungan antarsesama manusia (habluminannaas).
Inilah indahnya ajaran yang dibawa oleh Islam dalam hal hubungan
antarsesama manusia, terutama terhadap orang tua. Sebuah keindahan yang
tidak dapat dicapai oleh agama apapun, selain Islam.
.
Selanjutnya, setelah Nabi Ibrahim
memanggil ayahnya dengan panggilan hormat dan sayang, dia mulai
menyampaikan kritiknya dengan pertanyaan, “Kenapa ayahanda menyembah
sesuatu yang tidak bisa mendengar, melihat atau berbuat apa-apa?” Dalam
hal ini, Nabi Ibrahim mencoba mengajak ayahnya untuk berpikir bersama
tentang kekeliruan yang dilakukan dan tidak langsung memvonis, “Anda
sesat wahai ayah, tempatnya di neraka tuh, ati-ati!” hehe..
.
Itulah salah satu cara menyampaikan
kritik yang baik. Ayahnya pun yang diberikan pertanyaan oleh Nabi
Ibrahim tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Selanjutnya baru
setelah itu Nabi Ibrahim melanjutkan kritiknya dengan memberikan saran,
seperti yang tertulis di ayat 43, “Wahai ayahanda, sungguh telah datang
kepadaku sedikit ilmu yang mungkin tidak engkau miliki maka ikutilah
aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus”.
.
Nabi Ibrahim dengan rendah hatinya
mengatakan bahwa dia hanya punya ‘sedikit ilmu’ yang bisa mengantarkan
ayahnya ke jalan yang lurus. Ya kurang lebih seperti itulah cara
menyampaikan kritik dan saran yang terbaik. Jangan ada kesan seolah-olah
kita ini yang paling hebat, paling pinter, paling tau segalanya.
Bisa-bisa bukannya kita yang mengkritik, malah nanti kita yang kena
kritik, “Ahh dasar sotoy lo!”
.
Setelah itu di ayat 44 dan 45, barulah
Nabi Ibrahim menyampaikan masukan dan memberikan peringatan tegas kepada
ayahnya untuk tidak mengikuti langkah-langkah syetan dengan
menyembahnya, karena akan terkena azab Allah Swt.
.
Seni Mengkritik
Berikut adalah sedikit tips & tricks dari saya dalam mengkritik seseorang.
.
1. Luruskan niat.
Saat kita ingin mengkritik seseorang, baik itu teman, sahabat, pacar,
mantan, gebetan, HTS-an, ataupun yang lainnya, pertama kalinya yakinkan
diri bahwa kritik yang disampaikan bertujuan untuk membuat orang-orang
tersebut tahu akan kesalahannya dan berubah menjadi pribadi yang lebih
baik.
.
2. Lihat situasi dan kondisi.
Sebelum ngasi kritik, cari dulu waktu yang tepat dan enak untuk
berdiskusi. Contoh waktu yang tidak baik misalkan seorang istri
mengkritik suaminya di waktu sang suami abis pulang dari kantor dengan
tampang kusut dan muka kelipet. Kalo seperti itu kejadiannya, sudah bisa
dipastikan terbang semua itu piring-piring di rumah hehehe..
.
3. Jangan emosi.
Sampaikan kritik dengan tenang tanpa emosi, karena biasanya kalo marah
bicaranya akan jadi ngalor ngidul dan tidak jelas apa yang ingin
disampaikan, sehingga bisa terjadi kesalahpahaman. Caranya juga harus
manis, seperti misalkan ajak dulu minum kopi atau makan bakso bareng.
Setelah kenyang, baru deh silahkan menyampaikan kritik kepada orang yang
bersangkutan, sukur-sukur dia ga tidur karena kekenyangan.
.
4. Pakai bahasa yang santun.
Kritik itu penting bos, namun yang lebih penting adalah cara
menyampaikannya agar orang yang dikritik tidak merasa direndahkan,
dilecehkan ataupun disakiti perasaannya. Janganlah memanggil dengan
panggilan dari makhluk-makhluk planet mars seperti monyet, kuda, kerbau,
domba, dlla. Namun, panggillah dengan panggilan hormat dan sayang
sehingga kritik yang disampaikan bisa diterima dengan baik. Bagaimana
mungkin seseorang akan menerima kritikan dan saran jika hati dan
perasaannya sudah tersakiti?
.
5. Jangan mempermalukan.
Pantangan dalam mengkritik adalah jangan sekali-kali mengkritik didepan
orang banyak. Karena hal itu dapat diartikan sebagai upaya
mempermalukan dirinya. Nanti yang ada malahan orang yang dikritik lebih
sibuk membela diri dan yang lebih parahnya lagi, mungkin bisa sampe
kencing di celana karena menahan rasa malu dikritik depan orang banyak
hehehe..
.
Seni Menerima Kritik
Setelah belajar seni mengkritik, nah
sekarang belajar seni menerima kritik. Menurut saya pribadi, jauh lebih
sulit menerima kritik daripada memberikan kritik. Saya pun terkadang
kalo terima kritik rasanya kuping panas bener hahaha.. Karena kalo cuma
mengkritik sih semua orang juga bisa, makanya kenapa biasanya komentator
sepakbola itu lebih jago dari pemain bola itu sendiri.
.
Orang harus bisa menerima kritik, karena kalau kita hanya dikelilingi oleh orang-orang yes-man atau
ABS (Asal Bapak Senang) maka disitulah awal kehancuran. Pertanyaannya
sekarang, apa yang harus dilakukan untuk bisa menerima kritik? Nah
berikut tips & tricks nya ya. Karena menerima kritik lebih susah
dari mengkritik, saya kasih tipsnya banyakan.
.
1. Shut up and listen!
Ini hal yang paling penting. Biasanya nih ya saat orang memberikan
kritik, bukannya kuping kita yang mendengarkan dengan baik, tapi malah
mulut kita yang sibuk mencari pembenaran atas apa yang dilakukan. Betul
kan? Nah makanya hal yang paling baik dalam menerima kritik adalah diam
dan dengarkan. Dengerin dulu apa yang mau disampaikan, kalo orangnya
udah selesai ngomong baru sampaikan klarifikasi kita.
.
2. Jangan bersikap defensif atau membela diri.
Sedikit banyak mirip dengan yang pertama. Biasakan untuk tidak langsung
menolak kritik yang disampaikan orang lain, apalagi bereaksi berlebihan
alias lebay-dot-com. Karena biasanya, saat orang tidak defensif
terhadap kritik, orang yang mengkritik pun akan dengan senang hati akan
menolong. Tapi kalau sikap kita defensif, bisa jadi nanti malah
disumpahin, “Udah biarin aja dikasitau juga ga mau denger. Liatin aja
nanti kena batunya nih anak!” Nah gawat kan? Hahaha..
.
3. Kenyataan tidak ada manusia yang sempurna.
Seperti yang sudah kita tahu bersama bahwa tidak ada manusia yang
sempurna karena kesempurnaan hanya dimiliki oleh Allah Swt. Manusia itu
tempatnya salah dan alpa. Jadi kalo ada yang mengkritik, yaudah terima
aja sebagai kenyataan bahwa kita jauh dari kata sempurna.
.
4. Semangat memperbaiki diri. Pada Prinsipnya setiap orang itu kan ingin menjadi lebih baik. Makanya yakinkan diri kalo ada kritik yang datang, positive thinking aja ini untuk kebaikan diri sendiri. Kritik akan menunjukkan kekurangan kita sehingga dapat segera diperbaiki.
.
5. Perhatikan isi kritik dengan seksama.
Memang sih yang namanya kritik itu biasanya pedas, ganas, trengginas,
dan bikin telinga panaasss! Tapi jangan keburu emosi dulu bos, pikirkan
sisi baik dari kritik tersebut. Orang mempunyai kecenderungan hanya
mendengar hal-hal negatif dari sebuah kritik dan tidak menghiraukan
hal-hal positif yang sesungguhnya bisa diambil. Selalu ambil hal yang
positif untuk menghindari kesalahan yang sama di masa depan.
.
6. Never take it personally. Hillary Clinton pernah berkata,
“Take criticism seriously, but not personally. If there is truth or
merit in the criticism, try to learn from it. Otherwise, let it roll
right off you.” Maknanya adalah, ambil kritik secara serius untuk
melihat apa memang benar ada kesalahan dalam diri kita, dan bukan secara
personal. Maksudnya personal disini adalah, misalkan kita abis dikritik
sahabat kita, karena kita kesel, akhirnya putus silaturahmi.
.
7. Selalu bersyukur.
Kalau ada orang yang mau mengkritik kita, itu artinya dia sayang dan
peduli sama kita. Jadi harus banyak-banyak bersyukur jika ada yang
mengkritik karena orang tersebut mau mengorbankan waktu dan perhatiannya
untuk kita. Always say thanks and be grateful okey!
.
8. Nikmati dan enjoy aja.
Kritik itu pada dasarnya hal yang normal, tergantung respon kita mau
menanggapi dengan senyum, marah, cemberut atau nangis. Nikmati setiap
masukan yang diberikan orang lain, meskipun mungkin cara penyampaian
kritik yang diberikan tidak sesuai dengan yang kita inginkan.
.
9. Cuekin kalo kritiknya destruktif (menjatuhkan).
Kalau kita mendapat kritik yang bersifat destruktif dan bukan
konstruktif (membangun), maka cara yang paling efektif adalah, cuekin
aja!! hehehe.. Karena kalo kita dengerin, yang ada nanti mempengaruhi
pikiran kita dan produktivitas jadi terganggu. Contoh kritikan
destruktif biasanya diselipi kata bodoh, dodol, odong, atau kata-kata
lainnya yang bisa melemahkan rasa percaya diri.
.
10. Focus to your next step.
Ini dia nih pamungkasnya. Saat mendapat kritik, ya sudah akui memang
kita salah, tapi jangan terus menerus terpaku dengan kritik yang didapat
tanpa melakukan hal apapun setelah itu. Hal yang harus kita lakukan
adalah mengambil pelajaran dari kesalahan yang dilakukan lalu bangkit,
memperbaiki diri dan menatap ke depan untuk masa depan yang lebih baik.
.
Yak, sekian tulisan tentang kritik
menggelitik, semoga bisa bermanfaat bagi teman-teman semua. Tulisan ini
juga menjadi pengingat bagi diri saya pribadi. Satu hal yang pasti,
kritik itu seperti obat, yang mungkin terasa pahit di awal, tapi ada
kebaikan yang dibawa, yaitu untuk membuat kita tumbuh menjadi pribadi
yang lebih baik dan berkembang.
.
Best regards,
@MuhammadAssadhttps://muhammadassad.wordpress.com