Di zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya, masjid merupakan pusat peradaban. Tempat yang bercahaya jika dilihat dari langit ini digunakan sebagai tempat mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, sekaligus sarana menggalang kekuatan umat.
Di masjid, sangat mudah menjumpai orang-orang yang benar shalihnya, kala itu. Bahkan, yang membedakan antara orang munafiq dan mukmin, bisa dilihat dari intensitasnya mendatangi shalat berjamaah dan berkumpul bersama kaum Muslimin di masjid. Sayangnya, kita tak menjumpai hal itu di zaman ini. Masjid telah berubah fungsi. Masjid sudah jauh dari makna awal didirikannya oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Rupanya, kondisi ini sudah jauh-jauh hari diprediksikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau mengatakan, “Akan datang kepada manusia suatu zaman, mereka berkumpul di masjid-masjid, dan tidak ada di antara mereka yang betul-betul beriman.”
Kini, kita mendapati kebenaran sabda yang diriwayatkan oleh Imam al-Hakim dengan sanad shahih ini. Kita bisa menjumpainya di banyak masjid kaum Muslimin, di berbagai daerah bahkan negara.
Dengan tidak bermaksud mendiskreditkan ornag-orang shalih yang senantiasa menjaga masjid, mari mengakui fakta ini. Ada segelintir orang yang menggunakan masjid hanya untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya, tanpa niat sedikit pun untuk memajukan kaum Muslimin dan membaguskan kualitas iman kepada Allah Ta’ala.
Pernahkah Anda menjumpai muda-mudi yang asyik bercengkerama di masjid, padahal mereka bukan muhrim? Pernahkah kita menjadi saksi orang-orang yang menggunakan masjid hanya untuk keperluan buang air dan membersihkan badan, tanpa aktif beribadah dan menggunakannya untuk keperluan iman yang jauh lebih penting?
Bahkan, ada masjid-masjid yang didirikan untuk kepentingan duniawi semata. Orang-orang berkumpul di masjid, tapi yang menjadi bahasannya adalah dunia dan harta. Yang dikaji bukan bagaimana mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dengan beragam ibadah yang disyariatkan, tapi malah mengajarkan bagaimana manusia bergegas mengejar dunia atas nama anjuran kaya.
Lantaran berkurangnya nilai spiritual masjid itu pula, hendaknya kita melakukan introspeksi diri. Apakah kita masuk dalam golongan yang berupaya memperbaiki dengan menjadi ahli masjid yang kelak dinaungi Allah Ta’ala, atau justru menghindar dengan dalih agar terjaga dari fitnah?
Semoga Allah Ta’ala mudahkan langkah kita untuk mengurusi rumah-rumah-Nya yang tersebar di seantero muka bumi ini. Aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]
http://kisahikmah.com/di-masjid-tapi-tidak-beriman/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com