Bapak/Ibu/Sdr/i yang dirahmati Allah SWT, banyak sekali kita baca atau dengar tentang kisah, kejadian, peristiwa dan pengalaman yang sangat menarik seputar tahajud dan para pelakunya, diantaranya adalah :
1. Tahajud Atasi Depresi (oleh: dr Sulistyo M Agustini SpPK)
Depresi akrab dengan kehidupan dr Sulistyo M Agustini SpPK, pembina Korps Sukarelawan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang, Jawa Timur. Ia gampang cemas dan panik. Ia pun kerap merasa tertekan batinnya.
Gangguan ini dialami Agustini sejak kecil. Tepatnya, sejak ditinggal sang ibu, almarhumah S Hermiani, ketika usianya baru menginjak 12 tahun. “Sejak ibu meninggal, saya sakit-sakitan, sampai berkeluarga saya juga sering sakit-sakitan, tapi saya tidak mengerti itu dampak dari depresi yang lama karena saya tidak pernah merasakan itu menjadi suatu gejala atau gangguan psikologis,” ujarnya.
Ia melewati semuanya sendirian. Jatuh bangun sendirian, begitu dia mengistilahkan. “Setiap saya mengalamai sakit tak ada bimbingan sehingga persoalan-persoalan hidup tidak bisa teratasi sendiri,'' ujar Agustini.
Beruntung, kemudian ia kenal dengan Prof Dr Moh Sholeh Mpd PNI, ahli terapi shalat tahajud yang juga Guru Besar IAIN Surabaya. Dengannya, ia mengaku banyak belajar bagaimana shalat khusyuk dan shalat tahajud. Ia pun mempraktikkannya secara rutin. Makin hari, ia terasa makin terikat batinnya dengan Sang Khalik. “Batin menjadi tenteram dan tidak merasa sendiri lagi,” ujarnya tentang manfaat tahajud.
Di tengah malam ia selalu bermohon kepada Allah. Ya Allah hari ini saya banyak persoalan, saya hanya manusia lemah, saya mohon kekuatan-Mu. ”Ternyata itu yang membuat saya makin tenang menjalani berbagai persoalan. Saya bisa lebih sabar, emosi saya bisa dikendalikan,'' ujarnya kepada Republika Senin (26/3).
Menurut dokter yang dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang jurusan Patologi Klinik ini, sudah beberapa tahun ini ia men-dawam-kan shalat tahajud. Ia juga tak segan untuk meresepkan tahajud kepada pasien-pasiennya. “Jadi apapun sakitnya sebaiknya dibantu dengan shalat tahajud, dengan memohon kesembuhan pada Allah. Meminum obat itu hanya satu sarana untuk menyembuhkan.
Ia mengaku kini makin hari hidupnya makin tenang. ''Alhamdulillah, dengan shalat tahajud rasanya hidup ini tidak ada sulitnya. Pasti ada solusinya yang langsung diberi oleh Allah SWT,'' ungkap ibu tiga anak ini.
Kebesaran Allah SWT kembali terbukti saat ia melaksanakan ibadah haji tahun 2002. Sejak berangkat dari Tanah Air, mantan kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kabupaten Malang ini merasa saat puncak pelaksanaan ibadah haji, kemungkinan besar dirinya sedang datang bulan. Apalagi dia adalah tipe wanita yang sikus haidnya selalu tepat.
Namun diluar dugaannya, ampai selesai wukuf di Padang Arafah, ia belum datang bulan. Padahal, ia tidak mengonsumsi obat-obatan apapun. “Alhamdulillah saya diberikan kemudahan, saya di sana tidak hidup dengan siklus yang sebenarnya. Bagi saya itu menjadi suatu keanehan yang luar biasa,” ujarnya. Maka seluruh sunah dan rukun haji dilaksanakannya tanpa hambatan.
Kejadian di Masjid Nabawi juga menambah keimanannya. Saat itu, dia jatuh sakit sehingga berpikir tidak akan bisa melakukan shalat Arbain. “Saya sudah pasrah karena badan saya demam, panas tinggi seperti terbakar. Bahkan saya merasa tidak bakal hidup lebih lama lagi,” ujarnya.
Ia duduk di pinggiran masjid, sampai kemudian datang seorang wanita tua yang membawa air zamzam di tangannya. Wanita itu mendoakannya dengan doa waktu Nabi Ibrahim dibakar oleh Raja Namrud dan membasuhnya dengan air itu. Ia juga diminta untuk melakukan shalat Tobat.
Ia pun bergerak untuk melakukan shalat. Di rakaat kedua, ia merasa badannya ringan. Usai shalat, ia merasa panas tubuhnya menurun. “Saya bahkan sempat membaca Alquran meskipun tajwid saya waktu itu tidak bagus,” ujarnya. “Subhanallah!” kata itu yang selalu keluar dari bibirnya jika mengingat kebesaran Allah yang dilimpahkan baginya.
2. Kisah pedang malam Al Fatih (Sang Pembuka)
Islam menaklukkan eropa, dipimpin oleh seorang pemuda yang sangat saleh, berusia 21 tahun. Namnya Muhammad Al Fatih kesuksesan hidup ia raih, dikenang jutaan manusia sepanjang abad. Harum nama Al Fatih berkat keshalehan, keberanian dan kemuliaan akhlaknya. Umurnya muda remaja semerbak wangi, 21 tahun. Sebagai jenderal beliau memimpin laskar islam menaklukkan benteng terkuat imperium Byzantium, Konstantinopel. Kota ini diubahnya menjadi kota Istambul. Dari sini beliau menebarkan kasih sayang islam di bumi eropa.
Jika saudara bertanya siapakah yang berjasa sehingga kini benih islam tumbuh di jantung eropa, seperti Bosnia Herzegovina, misalnya? Jawabanya, sejarah tak pernah melupakan jasa orang orang turki yang gagah berani. Diantaranya Muhammad Al Fatih yang baru berusia 21 tahun.
Apa rahasia dibalik semua kesuksesan beliau? Ternyata rahasianya beliau sangat kuat shalat malamnya yaitu tahajud. Bukankah Rosululloh SAW menegakkan shalat tahajud sepanjang malam dan setiap hari? Bukankah beliau Rosululloh SAW shalat tahajud merupakan kewajiban yang tak bisa beliau tinggalkan dalam setiap perjuanganya.
Jika sudara bertanya, apakah benar Muhammad Al Fatih sudah melakukan tindakan besar yang megubah sejarah peradaban dunia? Ya, dalam sejarah, hal ini tidak aneh. Bukankah sahabat Rosululloh SAW bernama Usamah juga menjadi panglima perang dalam usia 18 tahun. Sementara yang menjadi prajuritnya adalah Umar bin Khatab sahabat besar Rosululloh SAW. Ini menunjukkan betapa kualitas keimanan dan kekuatan ruhani Usamah menjadi salah satu ukuran yang dipertimbangkan Rosululloh SAW ketika menetapkan Usamah memimpin ekspedisi militer menghadapi kekuatan super power Romawi?
Bukankah dalam usia belasan tahun Usamah bin Ladin bergabung dengan Mujahidin Afganistan melawan super power Rusia. Bukankah dalam usia 17 tahun Ibnul Khatab, warga saudi arabia, (sebelum akhirnya menjadi komandan lapangan di ladang jihad Chechnya, dan menggapai syahid dalam usia 35 tahun April 2002) menerjunkan diri dengan teguh hati ke medan jihad Afghanistan dan mengurungkan niatnya melanjutkan kuliah di Universitas terkemuka di Amerika.
Namun Sang Pedang Malam, orang asia bernama Muhammad Al Fatih merontokkan super power Romawi pada 1453, agak unik. Beliau ahli shalat malam (tahajud), ahli qiyamul lail. Beliau selau kontak dengan energi terbesar di alam semesta ini, Allah SWT. Beliau selalu taqorrub, mendekatkan diri kepada Allah SWT, The Big Boss of Universe.
Sejak kecil Muhammad Al Fatih dididik oleh seorang wali. Beliau tumbuh menjadi remaja yang memiliki kepribadian unggul. Beliau jadi Sultan, dalam usia 19 tahun menggantikan sang ayah.
Bagaimana sifat Muhammad Al Fatih sehingga beliau mampu memetik keberhasilan dalam hidupnya dengan sangat efektif, merebut benteng Konstantinopel yang kokoh itu. “sifatnya tenang, berani, sabar menanggung penderitaan, tegas dalam membuat keputusan dan mempunyai kemampuan mengawasi diri (self control) yang luar biasa. Kemampuanya dalam memimpin dan mengatur pemerintahan sangat menonjol.”
Muhammad Al Fatih sangat tegas terhadap musuh. Namun, lembut qolbunya bagai selembar sutra dalam menghadapi rakyat yang dipimpinnya. Kebiasaan Sultan Muhammad Al Fatih, unik. Beliau selalu berkeliling di malam hari, memeriksa kondisi teman dan rakyatnya. Sengaja beliau berkeliling untuk memastikan agar rakyat dan kawan-kawanya menegakkan shalat malam dan qiyamullail.
Qiyamul lail, shalat tahajud, inilah senjata utama Muhammad Al Fatih dalam mengarungi kehidupan di dunia yang fana ini. Inilah Pedang Malam, yang selalu diasahnya dengan tulus ikhlas dan khusuk, ditegakkan setiap malam. Dengan pedang malam ini timbul energi yang luar biasa dari pasukan Muhammad Al Fatih. Sjarah mencatat Muhammad Al Fatih yang baru berusia 21 tahun berhasil menggapai sukses besar, menerobos benteng Konstantinopel, setelah dikepung beberapa bulan maka takluklah Konstantinopel.
Suatu hari timbul soal ketika pasukan islam hendak melaksanakan shalat jum’at yang pertama kali di kota itu. “Siapakah yang layak menjadi imam shalat jum’at?” tak ada jawaban. Tak ada yang berani yang menawarkan diri ! lalu Muhammad Al Fatih tegak berdiri. Beliau meminta kepada seluruh rakyatnya untuk bangun berdiri. Kemudian beliau bertanya. “ Siapakah diantara kalian yang sejak remaja, sejak akhil baligh hingga hari ini pernah meninggalkan meninggalkan shalat wajin lima waktu, silakan duduk!!” Subhanalloh……!!! Maha suci Allah ! tak seorangpun pasukan islam yang duduk. Semua tegak berdiri. Apa artinya? Itu berarti, tentara islam pimpinan Muhammad Al Fatih sejak masa remaja mereka hingga hari ini, tak seorangpun yang meninggalkan shalat fardhu. Tak sekalipun mereka melalaikan shalat fardhu. Luar biasa…..!!!!!!
Lalu Muhammad Al Fatih kembali bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak baligh dahulu hingga hari ini pernah meninggalkan shalat sunah rowatib?kalau ada yang pernah meninggalkan shalat sunah sekali saja silakan duduk!!!”. Sebagian lainya segera duduk. Artinya, pasuka islam sejak remaja mereka ada yang teguh hati, tidak pernah meninggalkan shalat sunah setelah maghrib, dua roka’at sebelu shubuh dan shalat rowatib lainaya. Namun ada yang pernah meninggalkanya. Betapa kualitas karakter dan keimanan mereka sebagai muslim sungguh bernilai tinggi, sungguh jujur, pasukan islam Al Fatih.
Dengan mengedarkan matanya ke seluruh rakyat dan pasukanya Muammad Al Fatih kembali berseru lalu bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak masa akhil baligh sampai hari ini pernah meninggalkan shalat tahajud di kesunyian malam? Yang pernah meninggalkan atau kosong satu malam saja, silakan duduk!!” apa yang terjadi…???? Terlukislah pemandangan yang menakjubkan sejarawan barat dan timur. Semua yang hadir dengan cepat duduk!!”Hanya ada seorang saja yang tetap tegak berdiri. Siapakah dia???dialah, Sultan Muhammad Al Fatih, sang penakluk benteng super power Byzantium Konstantinopel. Beliaulah yang pantas menjadi imam shalat jumat hari itu. Karena hanya Al Fatih seorang yang sejak remaja selalu mengisi butir-butir malam sunyinya dengan bersujud kepada Allah SWT, tak kosong semalampun.
Sejak abad kedelapan sahabat Rosululloh berusaha merebut benteng ini. Salah satunya Abu Ayyub Al Anshari namun gagal. Baru setelah enam abad kemudian benteng itu berhasil direbut dibawah pimpinan Muhammad Al Fatih.Karena jasanya inilah beliau diberi gelar Al Fatih (sang pembuka) yaitu membuka kota Byzantium yang dulunya adalah Konstantinopel. Beliau adalah seorang pemberani, ahli strategi militer, juga istiqomah dalam shalat tahajudnya.
Itulah sebuah kisah sejarah yang sungguh indah dalam bungkai ketakwaan kepada Allah SWT. Kisah Pedang Malam yang merupakan rahasia sukses dari seorang pribadi penggubah sejarah, bernama Muhammad Al Fatih, orang asia asal Turki, yang baru berusia 21 tahun. Shalat Tahajud merupakan modal yang sangat penting untuk membangun kekuatan ruhiyah dalam kesuksesan Al Fatih dikemudian hari. Sehingga islam jaya, berpendar-pendar cahayanya selama 500 tahun di bumi eropa sejak abad ke-15. Semuanya berasal dari Pedang Malam Al Fatih yang amat begitu luar biasa.
Maa syaaAllah, Luar biasa……Sultan Muhammad Al Fatih (Sang Pembuka)……!!!!
3. Catatn dari Sholat Tahajud
Ini kisah nyata yang dialami dan dituturkan temanku waktu halaqoh ahad kemarin. Namanya Syamsul. Beliau mempunyai seorang istri dan baru saja mempunyai seorang anak. Dua minggu sebelum kelahiran anaknya, Syamsul mengadu ke ustadz kami, mengutarakan masalah yang diderita istrinya. Posisi bayi dalam kandungan istrinya terbalik, sehingga pada saat lahir nanti harus lewat operasi cesar. Tentu saja operasi lewat cesar membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Syamsul berharap ustadz kami dapat membantu memberikan bantuan untuk biaya cesar tersebut.
Ustadz kami yang sudah sangat berpengalaman menghadapi masalah finansial yang dihadapi oleh mad’u (murid-muridnya), rekan-rekannya dan tetanga-tetangganya bersikap sangat tenang.
“Jangankan antum yang masih punya waktu dua minggu, dalam waktu 1×24 jam saja Allah mampu membalikkan apa yang manusia tidak mampu melakukannya. Antum jangan menempatkan saya di garis depan. Jadikanlah Allah di garis depan. Mintalah pertolongan Allah. Kalo antum mau meminta, Allah pasti mengabulkan. Kuncinya adalah shalat tahajjud (qiyamullail). Qiyamullail itu kondisi di mana Allah tidak akan menolak permintaan hambanya”
Nasihat ustadz kami ini seringkali diulang setiap halaqoh. Beliau banyak mencontohkan hal-hal yang tidak masuk akal yang dialaminya. Sampai akhirnya minggu kemarin, ustadz bertemu Syamsul saat halaqoh:
“Gimana kabarnya?” sapa ustadz saat bersalaman dengan Syamsul.
“Alhamdulillah.. sehat ustadz” jawab Syamsul.
“Gimana istrinya? Sudah melahirkan?”
“Alhamdulillah ustadz.. sudah kemarin di rumah sakit”
“Gak pake cesar, kan?”
“Alhamdulillah.. ustadz.. bisa lahir normal”
“Nah bener kan.. tahajjudnya berapa kali?”
“Setiap malam ustadz”
“Alhaamdulillah.. selamat ya.. Memang tahajjud itu bisa merubah apa yang tidak bisa di rubah oleh manusia”
“Benar sekali ustadz, dokter juga sampai kaget. kok bisa? wah ini bisa lahir tanpa cesar. Gitu katanya. Sehari sebelum melahirkan saya bawa ke dokter tempat biasa istri periksa. Dokter kaget dan terheran-heran, kok bisa poisisnya berubah 180 -360 derajat. Entahlah berapa derajat yang jelas waktu di cek dokter menyatakan bisa lahir normal. Pada saat ketuban pecah saya telpon dokter.. dokter langsung menyuruh di bawah kerumah sakit saja. Langsung saat itu saya bawa kerumah sakit… (ceritanya panjang dan saya gak bisa merekam semuanya)
…pada bukaan ke empat sudah dirangsang agar bayinya keluar. Tapi belum keluar juga. Sama dokter disuruh jalan-jalan dulu. saya bawa istri jalan-jalan…(cerita selanjutnya saya kurang paham soal bukaan-bukaan sampai bukaan ke-10 (?) apa itu?
…istri saya kesulitan melahirkan. Dokter rumah sakit bilang jika lima menit lagi tidak lahir juga, mau tidak mau harus operasi cesar, karena jika tidak, akan membahayakan janin. Saya terus membaca ayat-ayat Alquran. Kebetulan saya sedikit-dikit hafal surat Alwaqiah, (sebelumnya ustadz menganjurkan memperbanyak membaca Surat Alwaqiah-red) Alhamdulillah, saya ulang-ulang terus. Tepat pada menit kelima, saat itu adzan dzuhur, entah sedang bunyi hayya’alasshalah entah hayya’alal falah..saya gak ingat persis, soalnya udah gak konsentrasi lagi. Alhamdulillah istri bisa melahirkan. Pas jam 12.25 ..”
“Ya begitu. Allah sering memberikan pertolongan pada saat-saat kritis. Ibaratnya penalty.”
“Benar sekali ustadz….(Syamsul merinci biaya-biaya yang dikeluarkan untuk persalinan istrinya dan keajaiban lain - kalo saya sebut sbg pertolongan Allah-yang di alaminya di rumah sakit”
Banyak lagi yang dibicarakan. Ustadz mencontohkan kasus ikhwah lain dan Allah memberikan pertolongan dengan shalat tahajjud.
“Kalo kita sudah berusaha dan meminta sedemikian rupa namun tidak dikabulkan juga, berarti ada hikmah di balik itu. Mungkin Allah sedang menguji kita atau justru sedang menegur kita” terang ustadz.
4. Dari Catatan Sholat Tahajud
Siapa yang tidak ingin tampil cantik? Kecantikan merupakan merupakah satu hal yang sangat diinginkan oleh para wanita. Mereka para kaum Hawa itu banyak yang telah mencoba berbagai kiat, baik dengan menggunakan berbagai kosmetik, pemutih atau menggunakan lulur, ekstrak bengkoang dan lain-lain agar wajahnya putih alami dan berseri.
Terlepas dari keberhasilan semua trik-trik di atas yang notabene masih dipertanyakan terlebih lagi mengandung zat-zat kimia yang berbahaya, kenapa tidak menggunakan kiat yang satu ini?
Apa kiatnya? Yaitu shalat tahajjud di malam hari.
Berkata Imam Ibnul Qayyim, Sesungguhnya shalat malam itu dapat memberikan sinar yang tampak di wajah dan membaguskannya Ada sebagian istri yang memperbanyak pelaksanaan shalat malam. Ketika ditanyakan kepada mereka mengenai hal tersebut, mereka menjawab, Shalat malam itu dapat membaguskan wajah dan kami senang jika wajah kami menjadi lebih bagus.Demikian yang dituliskan oleh Mahmud Mahdi Al-Istanbuli di bukunya Kado Perkawinan halaman 312 ketika mengutip perkataan Ibnul Qayyim di buku Raudha Ath-Thalibin.
Perlu juga diingat bahwa kiat ini bukan cuma monopoli kaum Hawa saja, kaum Adam pun perlu juga menerapkannya.
5. Dari Catatan Sholat tahajud
Kaya dan Bahagia dengan Tahajud
Ternyata, memperoleh kekayaan tidak melulu melalui kerja keras. Namun, bisa diperoleh melalui keajaiban shalat tahajud. Yaitu, di samping melakukan tahajud dengan benar, khusyuk, ikhlas, dan dilakukan secara istiqamah, juga melakukan kontemplasi penuh secara integral pada diri dan kehidupan kita. Artinya, bahwa shalat tahajud merupakan sebuah syari’at dan media bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Yang mana, ketika shalat tahajud ini didirikan dengan sepenuh jiwa dan pikiran yang berlandaskan karena adanya keterpanggilan oleh Tuhan, memandang perbedaan sebagai peluang, mengambil manfaat dari kesulitan, menjunjung cita-cita yang luhur, melihat gambaran secara menyeluruh, menghargai kelebihan orang lain, memedulikan kepentingan orang lain, mencari jawaban-jawaban baru, menebarkan jaring seluas-luasnya, merasa percaya diri secara objektif, mengenali diri sendiri sedalam-dalamnya, dan menyambut kesempatan dengan antusias, akan diperoleh suatu kekuatan dan keajaiban yang besar bagi si pelaku tahajud.
Keajaiban ini, akan datang dengan sendirinya, di antaranya akan diperoleh kekayaan yang melimpah ruah dan kebahagiaan, selama kita melaksanakannya dengan mengikutsertakan hal-hal di atas sebagai bagian dari landasan bagaimana kita bertahajud.
Kenapa demikian? Penulis, M. Shodiq Mustika dan Rusdin S. Rauf mengungkapkan, sebab tahajud telah benar-benar terbukti memberikan efek kelapangan rezeki dan kebahagiaan sebagaimana diungkapkan oleh Rasulullah dalam salah satu hadits dan juga telah banyak dialami oleh hamba-hamba Allah yang taat melaksanakan shalat tahajud.
Dengan ungkapan yang membumi dan sangat menarik, penulis menjelaskan bagaimana kausalitas tahajud hingga mengakibatkan seseorang menjadi kaya dan bahagia. Kemudian, dari masing-masing pokok pikiran dan pembahasan, yaitu sebuah adaptasi terhadap dua belas prinsip transformasi yang diajukan oleh Danah Johar & Ian Marshall dalam buku Spiritual Capital, dijelaskan secara menyeluruh sampai ke sendi-sendi aspek tahajud, kekayaan, kebahagiaan, masalah, kesulitan, motivasi, dan lain sebaginya, berikut bagaimana kita bisa menarik benang merah di dalamnya.
Selain itu, di dalam buku “Keajaiban Shalat Tahajud” yang diterbitkan QultumMedia ini, kita akan mendapati betapa kita telah melalaikan suatu potensi, pasilitas, dan mutiara indah dalam hidup kita, yang mungkin saja di antaranya karena ketidaktahuan kita akan letak potensi, pasilitas, dan mutiara indah tersebut, yakni shalat tahajud ini. Padahal, andaikan semua orang mengetahuinya sejak dulu, niscaya mereka telah berebut untuk memperolehnya.
Raihlahlah keajaiban tahajud ini, niscaya akan kaya dan bahagia selamanya!
qultummedia.com
6. Ingin kebal ? Tahajud aja !
Salat tahajud membuat pelakunya mendapat tempat istimewa di hadapan Allah. Selain itu, juga bermanfaat bagi kesehatan raga karena dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan mengusir penyakit.
Pernahkah Anda berpikir kenapa setiap kali kita mesti berdoa?
Ada yang menjawab ini adalah kewajiban kita sebagai ciptaan Tuhan. Ada juga yang menjawab ini sudah tersurat dalam kita suci. Masih banyak lagi rasionalisasi bila dikaji.
Apa yang kita anggap tanggung jawab dan kewajiban itu memberi pengaruh positif terutama untuk kejiwaan kita. Anda mungkin tidak sadar kalau kepatuhan-kepatuhan kita terhadap ritual keagamaan, semisal salat serta bentuk ritual lainnya, juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Ambil contoh salat tahajud. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan dosen Fakultas Tarbiyah dan Guru Besar Program Pascasarjana di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya, Prof. Dr. Mohammad Sholeh, M.Pd, PNI, salat tahajud yang dijalankan dengan gerakan tepat. rutin, dan tentu saja tulus ikhlas, bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Prof. Sholeh yang dihubungi lewat telepon menyebutkan, penelitian yang dilakukannya di tahun 2000 selama satu semester ini dalam rangka menyelesaikan studi doktoralnya di Universitas Airlangga. Surabaya.
“Jadi ini demi sebuah disertasi,” tutur bapak dua anak ini. Disertasinya berjudul: "Pengaruh Salat Tahajud Terhadap Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh Imunologik: Suatu Pendekatan Psikoneuroimunologi."
Pertolongan Allah
Bagi kaum muslim, salat tahajud bukan wajib. Karenanya tidak banyak yang melakukan sembahyang ini sampai berhari-hari dan terus menerus.
Dalam riwayat Abu Daud dan At Turmudzy diceritakan, Ali RA, pernah berkata. “Salat witir itu tidak diharuskan sebagaimana salat fardu, tetapi Rasulullah SAW selalu mengerjakannya serta bersabda, “Sesungguhnya Allah itu witir (ganjil, yakni esa) dan suka pada witir, maka salat witirlah kamu sekalian wahai Ahlul Quran” (kitab Riyadlus Shalihin).
Kebiasaan menyepi di waktu malam ini bermula ketika menjelang kenabian Muhammad SAW. Waktu itu Muhammad sedang gundah gulana, menyepi di gua Hira. Sebagai seorang yang saleh dan berhati bersih, pria tengah baya ini merasakan betapa mundurnya kehidupan moral di Mekah waktu itu.
Perbudakan, perampokan, penindasan terhadap wanita, dan segala keburukan lain membuat hidup menjadi tidak menyenangkan. Mau apa aku ini? Itulah pertanyaan yang muncul dalam dirinya.
Suatu malam, Muhammad menyendiri dan merenungkan semua hal yang menimpa diri dan tanah kelahirannya. Tengah malam sampai menjelang pagi, Muhammad merasakan benar-benar kesedihan yang mendalam sekaligus berpasrah pada Sang Pencipta atas diri dan tanah kelahirannya.
Saat itulah, kemudian muncul pesan dari Malaikat Jibril yang sampai sekarang dikenal sebagal wahyu pertama dalam Alquran. Nabi sering menyendiri di malam hari ini merupakan kegiatan yang intinya mau mengatakan bahwa dirinya hanyalah manusia biasa. Tiada yang dapat dilakukannya tanpa pertolongan dari Allah. Kegiatan menyendiri yang diberi bentuk salat di kemudian hari ini lalu biasa dilakukan para pengikut Nabi, tatkala mengalami berbagai persoalan yang dirasa sangat berat. Namun, selama waktu itu, sejak kewajiban salat ini muncul sampai satu dekade terakhir ini, tidak banyak yang tahu bahkan kaum muslim sekalipun, apa sebenarnya yang terjadi ketika mereka melakukan tahajud.
Memang banyak ulama menyebutkan kalau salat bisa memperbaiki aklak, tetapi bagaimanakah semua itu berlangsung?
Inilah yang mendorong Prof. Sholeh melakukan penelitian mengenai salat tahajud.
Teliti 51 Siswa SMU
Pria jebolan Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri ini di tahun 2000 meneliti sekitar 51 siswa SMU Luqman Hakim, Pondok Pesantren Hidayatullah, Surabaya.
“Saya minta mereka melakukan salat tahajud selama dua bulan penuh setiap hari,” ungkap pria yang menyelesaikan S2 pada bidang psikologi konseling di IKIP Malang ini.
Responden mengambil jumlah rakaat yang tidak terlalu banyák yaitu 8 rakaat, dengan 2 rakaat salam. Kemudian ditambah salat witir 3 rakaat atau 1 rakaat. Semua responden mesti menjalankan salat pada pukul 02.00 sampal 03.30. seperti dicontohkan oleh Rasulullah.
Tentu tidak semua berhasil, sehingga 51 siswa yang diteliti ini akan dipilah lagi. “Mereka yang tidak pernah mengkuti senam pernapasan, tidak pernah ikut toriqoh (zikir), dan tidak pernah melakukan tahajud, saya masukkan dalam kelompok sendiri untuk dilihat lebih lanjut hasilnya,” papar Prof. Sholeh.
Ternyata dari 51 siswa, 23 orang hanya sanggup bertahan menjalankan salat tahajud selama
sebulan. Peserta yang tidak memenuhi syarat dengan alasan misalnya salatnya tidak lengkap sampai dua bulan, meski bisa melampaui sebulan penuh atau tidak sampai sebulan, minum obat kortikosteroid, melakukan hal-hal lain selain tahajud yang memengaruhi sistem tubuh misalnya zikir, dijadikan kelompok sendiri.
Sampai akhirnya, tinggal 19 siswa yang sanggup bertahan melakukan salat tahajud selama dua bulan. Jadi ada dua kelompok. Mereka yang berhasil sampai dua bulan tanpa tambahan kegiatan lain dan mereka yang tidak selesai salat sampal dua bulan.
Ke-19 orang ini menurut Prof. Sholeh mengalami perubahan secara mendasar. “Mereka yang menjalani salat dengan tulus ikhlas, penuh dua bulan, gerakannya tepat, kekebalan tubuhnya meningkat,” katanya.
Sementara yang tidak, perubahan secara berarti dari segi fisik maupun psikis tidak terlihat. Meningkatnya kekebalan tubuh inilah yang memungkinkan seseorang akan sulit kena penyakit, dari infeksi sampai kanker.
Setidaknya ada beberapa parameter yang diukur Prof. Sholeh di tiga laboratorium (Klinik Prodia, dan Paramita) di Surabaya, untuk membuat kesimpulan ini. Dengan mengukur kadar hormon kortisol (glukokortikoid alami utama yang dikeluarkan korteks adrenal. Zat ini memengaruhi metabolisme glukosa, protein, dan lemak) bisa diketahui apakah seseorang mengalami stres atau tidak.
Pada mereka yang berhasil melakukan salat tahajud sampai dua bulan, hormon ini meningkat. Ini pertanda orang tersebut ikhlas dan tidak stres,” katanya. Meningkatnya hormon ini akan disertai dengan meningkatnya kandungan serotonin, epinefrin, dan endorfin. Hormon-hormon inilah yang membuat kita merasa tenang dan tenteram.
Sebaliknya, tingkat acetylcholine pada ke-19 orang ini menurun. Acetylcholine adalah ester asam asetat dari kolin yang berfungsi sebagai neurotransmitter atau bahan kimia yang berfungsi menyampaikan pesan dari sel saraf yang satu ke sel saraf yang lain.
“Bila bahan kimia ini meningkat, itu tandanya orang lagi stres. Akibat lanjutannya orang akan mudah marah, cemas, dan khawatir’ tuturnya. Stres juga ditandai oleh meningkatnya kandungan vasopressin atau hormon yang dikeluarkan hipotalamus (bagian otak).
“Bila tingkat vasopressin tinggi dan menumpuk terus-menerus, daya tahan tubuh orang akan menurun. Orang akan mudah kena kanker. “Dengan sendirinya berbagai sistem imun yang ada di tubuh seperti makrofag, basofil, monosit, dan lainnya tidak akan terproduksi,” katanya.
Dirikanlah Salat
Jadi, sekarang kalau orang bicara bahwa salat bisa memperbaiki tingkat moral seseorang, ada alasan yang bisa dikemukakan secara ilmiah.
Dengan salat yang benar, dijalani tulus dan pasrah, serta rutin akan membuat fisik maupun psiki menjadi sehat.
Ketenangan hati, pikiran, dan ketenteraman jiwa akan menjadi status dasar mereka yang rajin salat. Orang bisa berpikir logis, matang, dan benar-benar masuk akal. Orang menjadi tahu diri dan tidak seenaknya. Selain itu, penyakit fisik akan enggan mampir ke tubuh mereka yang rajin salat karena sistem kekebalan tubuh meningkat pesat.
Jadi, salat tak hanya membuat manusia mendapatkan tempat (maqam) terpuji di sisi Allah, melainkan juga membuat sehat lahir batin. Kalau begitu, dirikan salat!
Sumber: Kompas Cyber Media