Suatu kali ada seorang anak bertanya ” Apa sih pekerjaan Rasulullah
itu?. Ini menyadarkan saya bahwa ternyata profil Nabi Muhammad yang
seorang pedagang ulung masih belum terlalu populer dikalangan anak muda
jaman sekarang. ini menjadi salah satu penyebab generasi sekarang
berlomba-lomba menjadi pegawai negeri atrau karyawan daripada menjadi
pengusaha.
Rasulullah s.a.w. menyerukan supaya kita berdagang. Anjuran ini
garis-garis ketentuannya diperkuat dengan sabda, perbuatan dan
taqrirnya.
Dalam beberapa perkataannya yang sangat bijaksana itu kita dapat mendengarkan sebagai berikut:
“Pedagang yang beramanat dan dapat dipercaya, akan bersama
orang-orang yang mati syahid nanti di hari kiamat.” (Riwayat Ibnu Majah
dan al-Hakim)
“Pedagang yang dapat dipercaya dan beramanat, akan bersama para Nabi,
orang-orang yang dapat dipercaya dan orang-orang yang mati syahid.”
(Riwayat al-Hakim dan Tarmizi dengan sanad hasan)
Kita tidak heran kalau Rasulullah menyejajarkan kedudukan pedagang
yang dapat dipercaya dengan kedudukan seorang mujahid dan orang-orang
yang mati syahid di jalan Allah, sebab sebagaimana kita ketahui dalam
percaturan hidup, bahwa apa yang disebut jihad bukan hanya terbatas
dalam medan perang semata-mata tetapi meliputi lapangan ekonomi juga.
Umat Islam ini kekuatannya adalah berusaha, tanpa usahawan-usahawan
yang baik, siapa yang akan membayar zakat, infak dan sedekah, untuk
membiayai dakwah ini. Kalau yang berusaha lebih banyak nonmuslim, tentu
mereka tidak akan keluarkan zakat. Jadi perlu ditumbuhkan banyak
pembayar zakat. Itu juga bagian dari dakwah. Sejarah Rasulullah dimulai
dari seorang pengusaha, Siti Khadijah juga pengusaha, dan pada dasarnya
Islam datang dari Arab itu bukan dibawa oleh ulama. Islam dibawa oleh
para pedagang. Bukan pula para dai yang membawa ajaran Islam ke
Indonesia tetapi para pedagang, saudagar.
Kita semua menyadari bahwa tanpa peningkatan pendidikan, umat Islam
akan selalu ketinggalan. Pemerintah tentu selalu berusaha meningkatkan
pendidikan untuk seluruh bangsa. Apabila kita berbicara seluruh bangsa
itu berarti 85% umat Islam yang akan ditingkatkan pendidikannya. Akan
tetapi itu belum cukup tanpa partisipasi kita semua khususnya umat
Islam. Apalagi upaya-upaya yang lainnya seperti dakwah. Dakwah adalah
upaya meningkatkan keimanan, pengetahuan, dan kecintaan kita terhadap
Allah SWT.
Bekerjalah untuk duniamu seakan kamu akan hidup abadi; Dan bekerjalah
untuk akhiratmu seakan kami akan mati besok. Begitu untaian bijak yang
disinyalir diungkap Sayyidina Ali ibn Abu Thalib RA beberapa abad lalu.
Intinya: perimbangan mencari urusan dunia (kerja, usaha, bisnis) dan
akhirat (kebaikan, pahala).
Abdurrahman ibn ‘Auf adalah seorang Sahabat Rasulullah SAW yang
sangat piawai berdagang. Setiap kali pulang berdagang, pasti membawa
keuntungan berlimpah. Masyarakat Madinah menyambut sukacita kedatangan
tokoh Sahabat itu.
Suatu ketika, Abdurrahman membawa pulang 700 ekor unta penuh muatan
hasil keuntungan berdagang. Tapi Ummul Mukminin Aisyah RA malah terlihat
murung seraya menggeleng-gelengkan kepala. Ia berkata mendengar
Rasulullah pernah bermimpi melihat Abdurrahman masuk surga dengan cara
merangkak.
Mendengar peringatan itu, sontak Abdurrahman segara membagi-bagikan
seluruh muatan 700 unta yang dibawanya kepada masyarakat Madinah.
Khususnya kalangan yang membutuhkan dan fakir miskin. Pernah pula ia
menyerahkan 500 ekor kuda untuk digunakan pasukan kaum muslimin
berperang. Di lain waktu ia hibahkan 1500 ekor unta.
Sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq, pernah memberikan seluruh kekayaan
miliknya hasil berdagang untuk kepentingan perjuangan Islam. Begitupula
Umar ibn Khattab, Utsman ibn Affan dan lainnya. Benarlah sabda
Rasulullah, “Sungguh beruntung harta dan jabatan yang berada di tangan
orang-orang shalih.”
Bagi sebagian kalangan yang berangapan bahwa dakwah dan dagang itu
terpisah, artinya kurang pmahaman, kita bisa mngkaji sunnah Rosulullah
dimana berdagang itu untuk menopang dakwah, apalagi soal keilmuan dan
sumber daya, gak mungkin kia ni ngandelin donasi sdekah jamaah terus,
atau minta2 dipinggir jalan dsb kalau semuanya memiliki kesadaran akan
hal ini, banyak diantara rekan yg salah menyikapi soal pondok jualan
susu, padahal dananya akan dialokasikan untuk operasional pesanren,
penghafal Qur’an, larinye juga ke ustadz-ustadz yg begitu banyak,
prasarana dst. Malahan kalo diantara jamaah yg ikutan promoin produk
pesantran yg udah ketara jelas, ke rekanan lain, Insya Allah ada
pahalanya tuh, ikutan majuin dakwah, ikutan andil dalam pergerakan
majunya sumber daya Islam di tanah air.
https://suksesitudekat.wordpress.com/2012/01/24/anjuran-berdagang-dalam-islam/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com