TabloidNova.com
- Pernahkah Anda mengalami benturan di kepala
? Kecelakaan kecil ini sering kali dianggap sepele, padahal bisa
menyebabkan risiko yang beruntun. Benturan kepala tak mengenal usia,
penyebabnya bisa oleh kecelakaan lalu lintas (KLL), terjatuh, tertimpa
sebuah benda, atas alasan lainnya.
“Pada anak yang sedang belajar berjalan, risiko mengalami benturan di
kepala pun ada, misalnya saat mereka jatuh atau terantuk ke sebuah
benda keras,” kata dr. T. Juwono
, ahli saraf dari RS Premier Bintaro Jakarta.
Berisiko Epilepsi
Benturan yang terjadi pada kepala
seyogianya segera diperiksakan. Pasalnya, benturan bisa jadi
mengakibatkan retaknya tulang tengkorak atau benjolan yang besar di
kepala. “Jika terjadi benjolan besar, harus dicurigai. Apakah ada
fraktur di daerah tulang tengkorak atau terjadi sakit kepala yang
menetap? Jika setelah 3 – 5 hari kejadian sakit kepala masih terasa, itu
harus dilakukan CT Scan
. Pemeriksaan ini untuk melihat kondisi tulang tengkorak dan kondisi otak.”
Dari pemeriksaan tersebut, lebih lanjut akan dilihat sejauh mana
keretakan yang terjadi pada tulang tengkorak. Juwono menjelaskan,
keretakan bisa bersifat linier namun bisa juga masuk ke dalam jaringan
hingga melukai otak. “Jika masuk ke jaringan, ada indikasi harus
dilakukan operasi untuk mengembalikan ke posisi semula. Kalau tidak,
pasien berisiko epilepsi.”
Terpental Lebih Fatal
Dari sekian kasus benturan kepala
yang sering terjadi, Juwono menyebutkan bahwa benturan yang menyebabkan seseorang terpental, memiliki dampak yang lebih fatal.
“Bila kepala seseorang dalam kondisi bergerak, lalu terbentur benda
tumpul seperti tembok, apalagi hingga terpental lalu terbentur lagi, itu
ibarat kepalanya dikocok. Ini bisa menyebabkan efek yang sangat serius
pada pasien. Efek kepala yang bergerak itu berbeda dengan jika kepala
pasien dalam posisi diam lalu dihantam sesuatu benda,” urainya.
Kasus tersebutlah yang sering kali berujung pada Diffuse Axonal Injury
(DAI) alias cedera kepala berat paskatraumatik. DAI, tambah Juwono,
adalah cedera yang jarang terdeteksi sampai-sampai dokter ahli saraf pun
kadang tak melihatnya sebagai hal yang membahayakan jiwa.
“Ini terbilang aneh. Pasalnya, foto kepala pasien setelah kejadian
rata-rata menunjukkan kerusakan yang sangat minimal. Paling pendarahan
sedikit di tengah otak. Pasien akan kehilangan kesadaran sejak saat
cedera, kemudian berlanjut hingga lebih dari enam jam,” ujarnya.
Pengaruh Emosi
Bentuk ringan dari DAI adalah keluhan yang sering disebut dengan istilah
gegar otak. “Misalnya ada pasien yang mengalami gegar otak setelah
terjadi benturan, kemudian ia pingsan dan setelah terbangun tak terjadi
apa-apa. Meski terlihat sudah bugar, sebaiknya tetap pastikan dengan
melakukan CT Scan
atau EEG.”
Gegar otak umumnya memang ditandai dengan pingsan tanpa gejala sisa,
alias tanpa cacat. Namun, ia menegaskan, tak semua benturan
mengakibatkan gegar otak. “Saat korban benturan tidak pingsan pun tetap
harus diwaspadai, karena meski dia dalam keadaan sadar dan masih bisa
berbicara, bisa saja sebenarnya ia mengalami perdarahan dan pembengkakan
otak,” tambah Juwono.
Dampak lain dari gegar otak, dalam beberapa bulan ke depan pun pasien
bisa mengalami berbagai keluhan mental seperti lebih emosional, mudah
lelah, dan daya ingatnya merosot.
Bisa Amnesia
Kesembuhan benturan yang terjadi pada kepala
pun berbeda setiap kasus. Untuk memantau, Juwono menyarankan, lakukan
rekaman otak (EEG). Pasalnya, kerusakan yang terjadi di sel-sel otak,
biasanya tidak terlihat saat CT Scan
atau MRI kecuali ada perdarahan di dalamnya.
“Kondisi ini sering dikeluhkan oleh keluarga pasien. Pasien sudah dibawa ke unit gawat darurat dan sudah dikerjakan CT Scan
. Beberapa minggu berselang, emosinya jadi berubah, suka lupa, kemampuan
di sekolah pun menurun. Ternyata saat cedera kepala ada kerusakan
sel-sel otak, tapi tidak ada perdarahan di dalam otak. Sehingga otak
dianggap normal,” urainya
Pemeriksaan EEG akan melihat gangguan listrik di otaknya. “Pada CT Scan
dan MRI kepala, yang dilihat adalah anatomi otak, sedangkan EEG
aktivitas listriknya. Makanya, komplikasi epilepsi pada cedera kepala
hanya bisa dideteksi dengan pemeriksaan EEG,” ujar dokter senior ini. Ia
menyadari, banyak pasien lebih memilih CT Scan dan MRI karena EEG
dianggap sudah kuno. Padahal, ia menegaskan, hasil dari pemeriksaan EEG
lebih superior.
Sementara jika setelah terjadi benturan pasien tidak mengalami sakit
kepala dan muntah, Juwono mengasumsikan kondisi kepalanya tak terlalu
terganggu.
“Muntahnya itu juga harus dievaluasi dulu, apa benar karena benturan?
Namun yang perlu diwaspadai adalah muntah yang terjadi setelah beberapa
jam kejadian, ini bisa berarti ada pembengkakan di otaknya,” kata
Juwono.
Ia menambahkan, bisa juga pasien mengalami keluarnya cairan dari
hidung paskabenturan. “Saat ini terjadi, harus diketahui bahwa cairan
tersebut belum tentu kotoran biasa. Bisa jadi, itu adalah cairan otak
yang keluar karena ada yang patah di dasar tengkoraknya. Lebih lanjut ia
harus diperiksa kadar glukosanya. Kalau memang terjadi, kumannya bisa
masuk ke otak dan harus diberi antibiotik yang kuat.”
Efek dari benturan di kepala
bisa juga mengakibatkan amnesia atau lupa pada kejadian yang dialami.
“Ada yang ingat beberapa detik sebelum kejadian, tapi ada juga yang
lama. Pendek atau lamanya berkaitan dengan benturan yang terjadi. Kalau
benturannya hebat, berarti amnesianya makin panjang.”
Noverita K. Waldan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com