Jumat, 28 November 2014

Ternyata Inilah Alasan Kenapa Kita Harus Sarapan Pagi

Pagi hari yang sibuk adalah hal biasa yang dialami oleh para karyawan khususnya di daerah perkotaan. Lalu lintas yang macet membuat sedikit waktu adalah hal berharga agar tidak terlambat sampai di kantor. Akibatnya, karena tergesa-gesa, banyak orang yang pergi ke kantor tanpa sarapan. Ada beberapa alasan mengapa seseorang tidak memulai harinya dengan sarapan. Atau ada juga yang menganggap makan pagi atau sarapan kurang penting, bahkan merupakan salah satu cara untuk mengurangi berat badan dengan mengurangi masuknya makanan di pagi hari. Sebenarnya, apakah memang penting untuk mengawali hari dengan sarapan? Bagaimana menyiasati agar Anda dapat secara rutin melakukan sarapan? Apa menu sarapan yang sehat untuk tubuh?

Manfaat Sarapan
Sarapan atau makan pagi penting untuk dilakukan. Alasannya karena saat tidur selama kurang lebih 8 jam tubuh kita tidak ada makanan yang masuk dalam tubuh sedangkan aktivitas seperti bernafas, bergerak atau aktivitas ringan lain tetap berjalan. Akibatnya kadar gula dalam tubuh sangat rendah. Sedangkan pagi hari aktivitas fisik mulai berjalan, seperti melakukan perjalanan ke kantor, berpikir atau perlunya konsentrasi agar dapat melakukan kegiatan dengan baik. Semua ini memerlukan adanya energi dan energi didapatkan dari makanan yang disantap.

Dengan menyantap makanan yang baik, akan membuat tubuh akan merasa kenyang dan akan membangkitkan semangat untuk melakukan aktivitas. Anda tidak akan merasa lesu atau disibukkan oleh perut yang kelaparan. Sarapan yang sehat dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Secara emosi, sarapan dapat menjadi tempat berkumpulnya seluruh anggota keluarga, saling bercerita, berkomunikasi dan mendekatkan diri secara emosi. Ini merupakan hal yang baik untuk menciptakan keluarga yang harmonis.

Mengapa Tidak Sarapan?
Tetapi, walau menyadari pentingnya sarapan. Ada orang yang merasa enggan melakukannya karena beberapa alasan. Misalnya:

  • Diburu waktu, agar tidak terlambat sampai di kantor, seseorang melewatkan sarapan atau hanya minum susu atau kopi sebagai sarapannya. Untuk mengatasi masalah ini, ada baiknya Anda bangun lebih pagi. Agar tidak merasa mengantuk saat bangun pagi, Anda harus tidur lebih awal. Mendisiplin diri agar tidak tergoda untuk menonton TV atau berinternet yang dapat membuat kita terjaga sampai larut malam.
  • Takut gemuk. Mengurangi jatah masuknya makanan di pagi hari dapat membuat kita terlihat langsing. Pendapat ini salah besar karena justru tanpa sarapan, kalori yang disantap bisa lebih banyak. Tanpa sarapan, metabolisme tubuh dan pembakaran lemak dalam tubuh akan menurun sehingga nafsu makan siang akan meningkat. Tubuh yang terasa lapar dapat membuat Anda mencari cemilan sehingga kalori yang masuk dalam tubuh meningkat.
  • Tidak terbiasa, merasa mual atau sakit perut bila makan di pagi hari. Anda harus menanamkan dalam pikiran untuk bersungguh-sungguh membiasakan diri sarapan agar tetap sehat. Coba untuk tidak langsung sarapan setelah bangun tidur tetapi berikan jeda waktu antara 1-2 jam setelah bangun baru menyantap sarapan Anda. Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan tidak lengsung menghabiskan sarapan, tetapi membaginya dalam beberapa porsi kecil yang dapat disantap sepanjang pagi. Pastikan agar kemasan tidak rusak yang dapat menyebabkan makanan menjadi rusak.
  • Bosan atau tidak nafsu untuk menyantap sarapan. Solusinya adalah dengan membuat menu sarapan bervariasi tidak hanya nasi goreng, roti selai, telur dadar atau menu lain yang hanya itu-itu saja. Memang hal ini tidak mudah, karena mungkin Anda yang bekerja, Anda bisa terlambat ke kantor bila harus menyiapkan makanan yang repot. Tetapi Anda dapat mencoba mempersiapkan bahan makanan untuk sarapan pada malam hari. Esoknya, Anda tinggal menyelesaikan makanan dengan memasak yang akan menghemat waktu. Dengan meyediakan waktu lebih banyak, manfaat yang bisa didapat lebih banyak pula.

Menu Sarapan
Sarapan sudah dilakukan setiap hari. Tetapi, apakah menu makan pagi Anda sudah sehat? Banyaknya kalori yang sebaiknya masuk dalam tubuh kita waktu sarapan adalah sebanyak 300-400 kalori. Makanan yang dianjurkan untuk sarapan adalah menu yang cukup gizinya, menu yang sesuai dengan “Empat Sehat Lima Sempurna”, yang 3 diantaranya adalah terdiri dari karbohidrat, protein, susu, sereal. Pilihan lain adalah dengan minum jus buah, 2 porsi buah besar, susu atau susu rendah lemak.
Karena waktu yang hanya sedikit, para karyawan sering sarapan setelah sampai di kantor. Sisi negatif dari membeli makanan adalah kita tidak tahu sampai sejauh mana kebersihan makanan tersebut. Untuk menghindari penyakit akibat makanan yang kotor, upayakan untuk memilih mengkonsumsi makanan yang sehat yang mengandung kandungan gizi yang cukup. Pilih makanan dalam kemasan yang tertutup agar dapat dipastikan makanan tersebut tidak dihinggapi lalat atau nyamuk yang membawa bibit peyakit.
Upayakan juga untuk menghindari makanan yang kurang sehat atau yang berminyak di menu sarapan yang dibeli. Misalnya Anda dapat menghindari mengkonsumsi jeroan saat bersantap bubur. Hindari santan saat menikmati bubur kacang hijau, hindari kerupuk saat bersantap nasi atau saat makan ketoprak. Tetapi, jangan lupa untuk tidak membiasakan diri dengan bersantap gorengan sebagai menu sarapan pagi karena kalori yang tinggi dan penggunaan minyak goreng yang kurang baik.
Kini, tidak ada alasan lagi untuk memulai hari tanpa sarapan karena ternyata ada banyak manfaat yang bisa didapat bila kita sarapan sehat secara rutin. Hal ini juga dapat dilatih pada anak-anak agar mereka terbiasa untuk sarapan yang akan memberikan energi bagi mereka untuk mengikuti kegiatan sekolah yang padat, membantunya berkonsentrasi dan memahami pelajaran yang diberikan. Maka, upayakan untuk menyediakan menu sarapan yang sehat dan lezat yang akan dinikmati seluruh anggota keluarga.


Source: kumpulan.info

 

https://id-id.facebook.com/notes/konsul-dokter/inilah-alasan-kenapa-kita-harus-sarapan-pagi-/10150166338466276
uka

Baca juga: 20 kebiasaan founder startup Indonesia untuk menunjang produktivitas bekerja http://id.techinasia.com/kebiasaan-menunjang-produktivitas-kerja/
0-Habits-thumb Mendiang Stephen R. Covey yang fenomenal dengan bukunya “The 7 Habits” | Sumber: Lifehack Dalam buku “The 7 Habits of Highly Effective People” karya mendiang Stephen R. Covey terungkap bahwa orang-orang sukes ditunjang oleh kebiasaan harian yang dilakukannya. Salah satu artikel Lifehack menguatkan pernyataan buku tersebut yang menguak betapa Bill Gates memiliki kebiasaan membaca buku selama satu jam dan Oprah Winfrey melakukan meditasi sebelum tidur yang bisa menunjang produktivitasnya. Jika berbicara lebih membumi dalam konteks lokal, bagaimanakah kebiasaan harian para founder dan/atau CEO startup Indonesia yang bisa menunjang produktivitas kerja? Pada edisi kali ini, Tech in Asia merangkum 20 kebiasaan harian yang senantiasa dilakukan founder dan/atau CEO startup Indonesia. Untuk memudahkan Anda, kami mengklasifikasi kebiasaan tersebut ke dalam tiga bagian: sebelum jam kerja, selama jam kerja, dan sesudah jam kerja. Apa sajakah kebiasaan mereka? Baca juga: 20 alasan mendirikan startup di usia 20 hingga 40 tahun Kebiasaan sebelum jam kerja Kami menemukan beberapa founder dan/atau CEO startup Indonesia yang memiliki kebiasaan sebelum kerja yang bisa menunjang produktivitas mereka. Dari mulai bangun pagi-pagi buta sebelum waktu Shubuh, membaca buku puluhan halaman, hingga olahraga pagi. Siapa sajakah mereka? Kebiasan ke-1: Bangun tidur antara jam 03.00 hingga 04.00 malam 1-Muslim-praying-thumb Sumber: My Amel Apakah Anda merasa orang yang paling sibuk sehingga susah bangun tidur di sepertiga malam terakhir? Mari kita berkaca kepada Diajeng Lestari yang terbiasa secara rutin bangun tidur antara jam 03.00 hingga 04.00 malam! Apa yang CEO HijUp ini lakukan di waktu orang pada umumnya masih terlelap tersebut? Istri dari Achmad Zaky, CEO Bukalapak ini melakukan sholat tahajjud, baca buku atau Al-Quran, berpikir, dan berkontemplasi. Kebiasaan ke-2: Berdoa pada waktu “Saat Teduh” 2-Saat-Teduh-thumb Sumber: Flickr Bagi umat Kristiani, tentu tidak asing dengan istilah “Saat Teduh”. Founder NulisBuku Brilliant Yotenega mengutarakan bahwa kebiasaan hariannya yaitu bangun pagi jam 05.00 sebelum kedua anaknya bangun tidur. Selama 30 menit, pria ramah yang akrab disapa “Mas Ega” ini memanfaatkannya untuk berdoa dan mendengar-Nya dan saat-saat seperti itu disebutnya dengan istilah “Saat Teduh”. Kebiasaan ke-3: Membaca buku sebanyak 50 hingga 100 halaman sebelum jam 07.00 pagi 3-Membaca-Buku-thumb Sumber: Flickr Tidak heran jika startup yang didirikannya saat ini terhitung cukup kuat merambah pasar kelas menengah muslim. Bayangkan, CEO ini memiliki kebiasaan membaca buku sebanyak 50 hingga 100 halaman sebelum jam 07.00 pagi! Jika demikian, jam berapa pria ini bangun tidur? Sebelum membaca buku sekian halaman itu, dia sudah harus bangun tidur jam 4 pagi, dilanjutkan dengan sholat tahajjud, sholat Shubuh, dan membaca Al-Quran 10 halaman. Selain itu dia juga masih menyempatkan diri untuk berolahraga minimal 15 menit. Hasilnya, CEO bernama Andreas Senjaya ini tetap tangguh dalam mengelola Badr Interactive. Baca juga: 42 kisah founder di tahun 2013 Kebiasaan ke-4: Berdoa dan olahraga 4-Praying-thumb Sumber: Flickr Calvin Kizana menuturkan bahwa berdoa dan olahraga merupakan satu kesatuan kegiatan yang tidak bisa dipisahkan. Founder dan CEO PicMix ini memiliki kebiasaan mengawali hari dengan berdoa yang membuat pikiran jernih secara rohani dan membiasakan diri berolahraga yang membuat tubuh sehat. Karena bagi Calvin, sebuah startup yang sehat memerlukan pikiran, tubuh, dan jiwa yang sehat juga. Kombinasi ini merupakan sebuah keharusan agar kita bisa tetap fokus, sehat, dan memiliki keputusan strategis yang jernih setiap hari saat kita menjalankan startup dan memimpin tim. Kebiasaan ke-5: Melaksanakan sholat Duha 5-Duha-thumb Sumber: Flickr Founder dan CEO ini percaya bahwa sebaiknya kita memulai hari dengan bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh-Nya. Namun, bersyukur untuk masing-masing orang berbeda caranya. Founder dan CEO Bubu bernama Shinta W. Dhanuwardoyo ini melaksanakan sholat Duha sebagai bentuk syukur. Sebelumnya Shinta tentu saja melaksanakan sholat Shubuh dan berdzikir. Shinta juga mengusahakan untuk olah raga pagi 20 hingga 30 menit. Kebiasaan ke-6: Membaca koran cetak ditemani secangkir susu cokelat 6-Reading-newspaper-thumb Sumber: Flickr Hadi Gunawan menyadari bahwa zaman sekarang kita memang bisa mengakses informasi kapanpun dan dimanapun dengan internet. Namun, menurut co-founder dan CEO GadgetGaul ini, membalik tiap halaman koran cetak merupakan salah satu ritual pagi paling nikmat yang sulit dilepaskan sejak sekolah dulu. Apalagi jika ritual tersebut sambil diiringi dengan menyeruput secangkir susu cokelat. Selain itu Hadi juga berolahraga ringan sekitar 15 hingga 20 menit. Kebiasaan ke-7: Melakukan yoga 7-Yoga-thumb Sumber: Flickr Founder dan CEO RabbitHole ini memiliki kebiasaan melakukan yoga setiap pagi. Ya, selama beberapa tahun terakhir rutin melakukan yoga, Devi Raissa merasa tubuh lebih fit, pikiran lebih tenang, dan lebih berkonsentrasi dalam mengerjakan suatu hal. Psikolog muda alumni Universitas Indonesia ini menambahkan bahwa dengan ketenangan dan fokus yang didapatkan dengan yoga, ide-ide untuk inovasi produk dapat lebih mudah untuk muncul. Mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus pun lebih mungkin dikerjakan. Kebiasaan ke-8: Lari pagi sejauh 5 kilometer 8-Running-thumb Sumber: Flickr Ivan Sebastian Setyadarma memiliki kebiasaan berolahraga lari pagi sejauh 5 kilometer sekitar 30 menit pada jam 06.30 WIB. CEO Inapay ini mengutarakan bahwa olahraga berlari bisa membuat tubuh meningkatkan adrenalin yang membuat kita lebih waspada dan bersemangat untuk mengeksekusi setiap rencana-rencana kita. Ivan melanjutkan bahwa berlari juga bisa menghasilkan hormon endorphin yang membuat kita lebih nyaman dengan mood yang bagus, dimana keadaan itu membuat kita lebih bisa berpikir positif dalam segala hal. Dua hal tersebut yaitu bersemangat dan berpikir positif adalah dua hal yang sangat berguna bagi produktivitas kita sehari-hari. Kebiasaan ke-9: Berolahraga 9-Jogging-thumb Sumber: Flickr Dari kalangan CEO wanita, bukan hanya Shinta W. Dhanuwardoyo yang memiliki kebiasaan berolahraga di pagi hari, melainkan juga Hanifa Ambadar selaku co-founder dan CEO Female Daily. Menambahkan agenda berupa olahraga pada rutinitas harian kita sebetulnya membantu menyelesaikan urusan pekerjaan. Kita lebih memiliki energi dan stamina yang kuat, lebih waspada, lebih bisa mengelola stres, dan jadi jarang sakit. Kebiasaan ke-10: Rutinitas “Golden Hour” dan “9AM” 10-Meeting-thumb Sumber: Flickr Ini merupakan daftar terakhir dari kategori kebiasaan sebelum kerja yang bisa menunjang produktivitas kerja dari founder dan/atau CEO startup Indonesia. Secara pribadi, founder dan CEO ini menamakan rutinitasnya dengan “Golden Hour” dimana selama satu jam setelah bangun tidur, dia menggunakannya untuk mempersiapkan mood dan pikiran yang positif untuk hari itu antara lain dengan minum kopi, sarapan, lari pagi 20 menit, dan/atau mendengarkan pembicara favoritnya di YouTube. Sedangkan program untuk tim di kantor, founder dan CEO Pricearea bernama Andry Suhaili ini memiliki rutinitas yang diberi nama “9AM” yaitu meeting harian selama 20 menit. Baca juga: Pelajaran bisnis dari Ramadhan menurut 24 founder startup di Indonesia Kebiasaan selama jam kerja Hanya ada tiga founder dan/atau CEO startup Indonesia yang bercerita seputar kebiasaan selama jam kerja yang bisa menunjang produktivitas mereka. Anda penasaran untuk mengetahuinya? Kebiasaan ke-11: Rutinitas “Do Nothing” Break-thumb Sumber: Flickr Kami sempat bingung setelah mengetahui bahwa kebiasaan CEO ini dinamakan rutinitas “Do Nothing”! Dia menjelaskan bahwa setiap satu jam bekerja, CEO Codemi ini biasanya memanfaatkan waktu 5 menit selanjutnya untuk tidak melakukan apapun yang berhubungan dengan pekerjaan tadi (itu sebab dinamakan “Do Nothing”). Ya, Zaki Falimbany melakukan kebiasaan “Do Nothing” ini untuk me-“reboot” dan me-“refresh” fokus. Menurutnya, mengalihkan pikiran sesaat, membantunya berpikir lebih efisien pada saat melanjutkan pekerjaan. Kebiasaan ke-12: Bersyukur dalam setiap kesempatan 12-Grateful-thumb Sumber: Flickr Apakah Anda terpikir menjadikan “bersyukur” sebagai kebiasaan yang bisa meningkatkan produktivitas selama jam kerja? Jika tidak, tampaknya Anda bisa meniru kebiasaan Muhammad Ajie Santika, CEO Tinker Games ini. Selain menyempatkan diri untuk bersyukur atas apa yang diterimanya minimal 10 hal setiap hari pada waktu tertentu, Ajie juga melatih kebiasaan bersyukur dalam setiap kesempatan apapun agar hal-hal positif bisa datang lebih cepat kepada kita. Bersyukur juga bisa menimbulkan energi positif dan memberikan motivasi untuk menyelesaikan berbagai macam permasalahan dan pekerjaan setiap harinya. Kebiasaan ke-13: Stretching tiap interval 2 hingga 3 jam kerja 13-Stretching-thumb Sumber: Flickr Pelaku startup identik dengan bekerja duduk di depan komputer. CEO Wikasa ini memiliki kebiasaan jalan kaki dan stretching tiap interval sekitar dua hingga tiga jam kerja. Ya, CEO bernama Rama Manusama ini melakukannya di sekitar tempat bekerja selama 5 hingga 10 menit dengan berjalan kaki dan disertai dengan stretching terutama leher, punggung, dan pinggang. Menurut CEO yang sekarang menetap di Singapura ini, kebiasaan tersebut membantu memperlancar peredaran darah, membuat badan terasa lebih segar, dan kegiatan ini juga membantu untuk berpikir lebih jernih. Sebagian efek positifnya, yakni kinerja terasa lebih produktif. Baca juga: 12 kisah sukses founder startup Indonesia Kebiasaan sesudah jam kerja Anda ingin meniru kebiasan para founder dan/atau CEO startup Indonesia sesudah jam kerja? Berikut kami sajikan tujuh kebiasaan sesudah jam kerja dari founder dan/atau CEO startup Indonesia yang bisa menunjang produktivitas kerja. Kebiasaan ke-14: Membaca blog 14-Blog-thumb Sumber: Flickr Inilah kebiasaan Ryan Gondokusumo setelah jam kerja untuk menambah wawasan dan pengetahuan: membaca blog. Mengapa setelah lelah bekerja tetapi founder Sribu ini masih menyempatkan diri untuk belajar? Ryan beralasan bahwa cara untuk membesarkan bisnis online tidak didapat dalam pelajaran sekolah. Salah satu sumber yang bisa menjadi referensi yaitu praktisi bisnis online yang sudah sukses di luar negeri. Beberapa diantara mereka membuat blog dan menerbitkan artikel yang berhubungan dengan startup yang mereka dirikan. Mereka juga membahas hal-hal teknis maupun non-teknis mengenai cara membesarkan startupnya. Cara yang cocok dapat diterapkan ke startup kita juga. Kebiasaan ke-15: Melakukan silaturahmi Dian-Pelangi Sumber: Bewara Apakah Anda hanya melakukan silaturahmi ketika Hari Raya tiba? Tampaknya, dalam konteks untuk meningkatkan produktivitas kerja, aktivitas silaturahmi juga bisa Anda lakukan setelah jam kerja. Faisal Rizal sebagai co-founder Cabara merupakan salah satu pelaku startup yang terbiasa silaturahmi secara fisik setelah jam kerja ke koleganya sesama entrepreneur atau ke sebuah komunitas dan grup mentoring bisnisnya. Pada silaturahmi tersebut Faisal berbincang seputar bisnis, pencapaian hidup, bahkan masalah agama. Kebiasaan ke-16: Review pekerjaan kantor Review-thumb Sumber: Flickr Masih ada kebiasaan sesudah kerja yang bisa menunjang produktivitas kerja yaitu me-review pekerjaan kantor seperti yang dilakukan Joseph Aditya, founder dan CEO Ralali setiap sore setelah pulang kantor. Selain itu, pria yang sudah memiliki satu putri ini membuat rencana kerja untuk keesokan harinya. Dia melakukan kebiasaan ini karena bisa mengetahui aktivitas kantor dan memonitor kinerjanya sehingga target bisa tercapai. Kebiasaan ke-17: Menulis jurnal “Hal baru yang dipelajari hari ini” 17-Writing-a-journal-thumb Sumber: Flickr Tidak salah jika alumni Teacher College of Columbia University ini menjadi co-founder dan CEO sebuah startup pendidikan yang mendapatkan pendanaan dari East Ventures1 yaitu RuangGuru. Muhammad Iman Usman memang memiliki kebiasaan khas pembelajar sejati yaitu menulis ringkasan hal baru yang dipelajari hari itu pada jurnalnya. Sesuatu yang baru itu bisa saja tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Dengan melakukan hal itu, selain pekerjaan menjadi produktif, Iman juga menjadi lebih fokus karena setiap aktivitas ada “learning goal”-nya. Kebiasaan ke-18: Menganalisa kesalahan setiap hari Analyze Sumber: Flickr Juny “Acong” Maimun sebetulnya memiliki beberapa kebiasaan harian rutin yang bisa menunjang produktivitas kerja yaitu bekerja 12 jam per hari, menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin tanpa menunda, mencuri-curi tidur untuk menjaga stamina tubuh, mencatat semua planning sebelum tidur, dan menganalisa kesalahan setiap hari. Namun, kebiasaan terakhir dari founder dan CEO Indowebster ini bisa menjadi inspirasi bagi Anda yang ingin membentuk kebiasaan sesudah jam kerja. Kebiasaan-kebiasaan dia tadi bermakna “work hard then smart” yaitu mendahulukan “work hard” tetapi dengan “smart way”. Kebiasaan ke-19: Refleksi diri dan mencari ide 19-Contemplation-thumb Sumber: Flickr Selain di sepertiga malam terakhir seperti yang dilakukan Diajeng Lestari, kebiasaan refleksi diri dan berpikir mencari ide untuk menunjang produktivitas kerja juga bisa dilakukan setelah jam kerja. Brimy Laksmana, founder dan direktur Kelase melakukannya sebelum tidur sambil duduk di teras rumahnya. Namun, ujung-ujungnya refleksi ini bertujuan untuk menguatkan diri terhadap masalah apapun dan tantangan yang sedang dihadapi dengan memasrahkan diri kepada Allah SWT. Dengan refleksi seperti ini, biasanya pikiran dan hati menjadi lebih tenang. Kebiasaan ke-20: Tidur yang cukup setiap malam 20-Sleeping-thumb Sumber: Flickr Kebiasaan yang sederhana namun sering diabaikan orang sehingga mengganggu produktivitas kerja: tidur yang cukup. Jason Lamuda, CEO Hijabenka yang mendapatkan pendanaan dari East Ventures1 ini memiliki kebiasaan tersebut karena selain bisa membuat produktif sepanjang hari, tidur yang cukup juga membuat kita sehat dan fokus. Bukankah kita tidak menginginkan tubuh ini lelah, sakit, atau tidak produktif di saat waktu-waktu yang penting pada hari tersebut? Jadikanlah tidur yang cukup sebagai kebiasaan yang bisa menunjang produktivitas kerja.

Baca juga: 20 kebiasaan founder startup Indonesia untuk menunjang produktivitas bekerja http://id.techinasia.com/kebiasaan-menunjang-produktivitas-kerja/
0-Habits-thumb Mendiang Stephen R. Covey yang fenomenal dengan bukunya “The 7 Habits” | Sumber: Lifehack Dalam buku “The 7 Habits of Highly Effective People” karya mendiang Stephen R. Covey terungkap bahwa orang-orang sukes ditunjang oleh kebiasaan harian yang dilakukannya. Salah satu artikel Lifehack menguatkan pernyataan buku tersebut yang menguak betapa Bill Gates memiliki kebiasaan membaca buku selama satu jam dan Oprah Winfrey melakukan meditasi sebelum tidur yang bisa menunjang produktivitasnya. Jika berbicara lebih membumi dalam konteks lokal, bagaimanakah kebiasaan harian para founder dan/atau CEO startup Indonesia yang bisa menunjang produktivitas kerja? Pada edisi kali ini, Tech in Asia merangkum 20 kebiasaan harian yang senantiasa dilakukan founder dan/atau CEO startup Indonesia. Untuk memudahkan Anda, kami mengklasifikasi kebiasaan tersebut ke dalam tiga bagian: sebelum jam kerja, selama jam kerja, dan sesudah jam kerja. Apa sajakah kebiasaan mereka? Baca juga: 20 alasan mendirikan startup di usia 20 hingga 40 tahun Kebiasaan sebelum jam kerja Kami menemukan beberapa founder dan/atau CEO startup Indonesia yang memiliki kebiasaan sebelum kerja yang bisa menunjang produktivitas mereka. Dari mulai bangun pagi-pagi buta sebelum waktu Shubuh, membaca buku puluhan halaman, hingga olahraga pagi. Siapa sajakah mereka? Kebiasan ke-1: Bangun tidur antara jam 03.00 hingga 04.00 malam 1-Muslim-praying-thumb Sumber: My Amel Apakah Anda merasa orang yang paling sibuk sehingga susah bangun tidur di sepertiga malam terakhir? Mari kita berkaca kepada Diajeng Lestari yang terbiasa secara rutin bangun tidur antara jam 03.00 hingga 04.00 malam! Apa yang CEO HijUp ini lakukan di waktu orang pada umumnya masih terlelap tersebut? Istri dari Achmad Zaky, CEO Bukalapak ini melakukan sholat tahajjud, baca buku atau Al-Quran, berpikir, dan berkontemplasi. Kebiasaan ke-2: Berdoa pada waktu “Saat Teduh” 2-Saat-Teduh-thumb Sumber: Flickr Bagi umat Kristiani, tentu tidak asing dengan istilah “Saat Teduh”. Founder NulisBuku Brilliant Yotenega mengutarakan bahwa kebiasaan hariannya yaitu bangun pagi jam 05.00 sebelum kedua anaknya bangun tidur. Selama 30 menit, pria ramah yang akrab disapa “Mas Ega” ini memanfaatkannya untuk berdoa dan mendengar-Nya dan saat-saat seperti itu disebutnya dengan istilah “Saat Teduh”. Kebiasaan ke-3: Membaca buku sebanyak 50 hingga 100 halaman sebelum jam 07.00 pagi 3-Membaca-Buku-thumb Sumber: Flickr Tidak heran jika startup yang didirikannya saat ini terhitung cukup kuat merambah pasar kelas menengah muslim. Bayangkan, CEO ini memiliki kebiasaan membaca buku sebanyak 50 hingga 100 halaman sebelum jam 07.00 pagi! Jika demikian, jam berapa pria ini bangun tidur? Sebelum membaca buku sekian halaman itu, dia sudah harus bangun tidur jam 4 pagi, dilanjutkan dengan sholat tahajjud, sholat Shubuh, dan membaca Al-Quran 10 halaman. Selain itu dia juga masih menyempatkan diri untuk berolahraga minimal 15 menit. Hasilnya, CEO bernama Andreas Senjaya ini tetap tangguh dalam mengelola Badr Interactive. Baca juga: 42 kisah founder di tahun 2013 Kebiasaan ke-4: Berdoa dan olahraga 4-Praying-thumb Sumber: Flickr Calvin Kizana menuturkan bahwa berdoa dan olahraga merupakan satu kesatuan kegiatan yang tidak bisa dipisahkan. Founder dan CEO PicMix ini memiliki kebiasaan mengawali hari dengan berdoa yang membuat pikiran jernih secara rohani dan membiasakan diri berolahraga yang membuat tubuh sehat. Karena bagi Calvin, sebuah startup yang sehat memerlukan pikiran, tubuh, dan jiwa yang sehat juga. Kombinasi ini merupakan sebuah keharusan agar kita bisa tetap fokus, sehat, dan memiliki keputusan strategis yang jernih setiap hari saat kita menjalankan startup dan memimpin tim. Kebiasaan ke-5: Melaksanakan sholat Duha 5-Duha-thumb Sumber: Flickr Founder dan CEO ini percaya bahwa sebaiknya kita memulai hari dengan bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh-Nya. Namun, bersyukur untuk masing-masing orang berbeda caranya. Founder dan CEO Bubu bernama Shinta W. Dhanuwardoyo ini melaksanakan sholat Duha sebagai bentuk syukur. Sebelumnya Shinta tentu saja melaksanakan sholat Shubuh dan berdzikir. Shinta juga mengusahakan untuk olah raga pagi 20 hingga 30 menit. Kebiasaan ke-6: Membaca koran cetak ditemani secangkir susu cokelat 6-Reading-newspaper-thumb Sumber: Flickr Hadi Gunawan menyadari bahwa zaman sekarang kita memang bisa mengakses informasi kapanpun dan dimanapun dengan internet. Namun, menurut co-founder dan CEO GadgetGaul ini, membalik tiap halaman koran cetak merupakan salah satu ritual pagi paling nikmat yang sulit dilepaskan sejak sekolah dulu. Apalagi jika ritual tersebut sambil diiringi dengan menyeruput secangkir susu cokelat. Selain itu Hadi juga berolahraga ringan sekitar 15 hingga 20 menit. Kebiasaan ke-7: Melakukan yoga 7-Yoga-thumb Sumber: Flickr Founder dan CEO RabbitHole ini memiliki kebiasaan melakukan yoga setiap pagi. Ya, selama beberapa tahun terakhir rutin melakukan yoga, Devi Raissa merasa tubuh lebih fit, pikiran lebih tenang, dan lebih berkonsentrasi dalam mengerjakan suatu hal. Psikolog muda alumni Universitas Indonesia ini menambahkan bahwa dengan ketenangan dan fokus yang didapatkan dengan yoga, ide-ide untuk inovasi produk dapat lebih mudah untuk muncul. Mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus pun lebih mungkin dikerjakan. Kebiasaan ke-8: Lari pagi sejauh 5 kilometer 8-Running-thumb Sumber: Flickr Ivan Sebastian Setyadarma memiliki kebiasaan berolahraga lari pagi sejauh 5 kilometer sekitar 30 menit pada jam 06.30 WIB. CEO Inapay ini mengutarakan bahwa olahraga berlari bisa membuat tubuh meningkatkan adrenalin yang membuat kita lebih waspada dan bersemangat untuk mengeksekusi setiap rencana-rencana kita. Ivan melanjutkan bahwa berlari juga bisa menghasilkan hormon endorphin yang membuat kita lebih nyaman dengan mood yang bagus, dimana keadaan itu membuat kita lebih bisa berpikir positif dalam segala hal. Dua hal tersebut yaitu bersemangat dan berpikir positif adalah dua hal yang sangat berguna bagi produktivitas kita sehari-hari. Kebiasaan ke-9: Berolahraga 9-Jogging-thumb Sumber: Flickr Dari kalangan CEO wanita, bukan hanya Shinta W. Dhanuwardoyo yang memiliki kebiasaan berolahraga di pagi hari, melainkan juga Hanifa Ambadar selaku co-founder dan CEO Female Daily. Menambahkan agenda berupa olahraga pada rutinitas harian kita sebetulnya membantu menyelesaikan urusan pekerjaan. Kita lebih memiliki energi dan stamina yang kuat, lebih waspada, lebih bisa mengelola stres, dan jadi jarang sakit. Kebiasaan ke-10: Rutinitas “Golden Hour” dan “9AM” 10-Meeting-thumb Sumber: Flickr Ini merupakan daftar terakhir dari kategori kebiasaan sebelum kerja yang bisa menunjang produktivitas kerja dari founder dan/atau CEO startup Indonesia. Secara pribadi, founder dan CEO ini menamakan rutinitasnya dengan “Golden Hour” dimana selama satu jam setelah bangun tidur, dia menggunakannya untuk mempersiapkan mood dan pikiran yang positif untuk hari itu antara lain dengan minum kopi, sarapan, lari pagi 20 menit, dan/atau mendengarkan pembicara favoritnya di YouTube. Sedangkan program untuk tim di kantor, founder dan CEO Pricearea bernama Andry Suhaili ini memiliki rutinitas yang diberi nama “9AM” yaitu meeting harian selama 20 menit. Baca juga: Pelajaran bisnis dari Ramadhan menurut 24 founder startup di Indonesia Kebiasaan selama jam kerja Hanya ada tiga founder dan/atau CEO startup Indonesia yang bercerita seputar kebiasaan selama jam kerja yang bisa menunjang produktivitas mereka. Anda penasaran untuk mengetahuinya? Kebiasaan ke-11: Rutinitas “Do Nothing” Break-thumb Sumber: Flickr Kami sempat bingung setelah mengetahui bahwa kebiasaan CEO ini dinamakan rutinitas “Do Nothing”! Dia menjelaskan bahwa setiap satu jam bekerja, CEO Codemi ini biasanya memanfaatkan waktu 5 menit selanjutnya untuk tidak melakukan apapun yang berhubungan dengan pekerjaan tadi (itu sebab dinamakan “Do Nothing”). Ya, Zaki Falimbany melakukan kebiasaan “Do Nothing” ini untuk me-“reboot” dan me-“refresh” fokus. Menurutnya, mengalihkan pikiran sesaat, membantunya berpikir lebih efisien pada saat melanjutkan pekerjaan. Kebiasaan ke-12: Bersyukur dalam setiap kesempatan 12-Grateful-thumb Sumber: Flickr Apakah Anda terpikir menjadikan “bersyukur” sebagai kebiasaan yang bisa meningkatkan produktivitas selama jam kerja? Jika tidak, tampaknya Anda bisa meniru kebiasaan Muhammad Ajie Santika, CEO Tinker Games ini. Selain menyempatkan diri untuk bersyukur atas apa yang diterimanya minimal 10 hal setiap hari pada waktu tertentu, Ajie juga melatih kebiasaan bersyukur dalam setiap kesempatan apapun agar hal-hal positif bisa datang lebih cepat kepada kita. Bersyukur juga bisa menimbulkan energi positif dan memberikan motivasi untuk menyelesaikan berbagai macam permasalahan dan pekerjaan setiap harinya. Kebiasaan ke-13: Stretching tiap interval 2 hingga 3 jam kerja 13-Stretching-thumb Sumber: Flickr Pelaku startup identik dengan bekerja duduk di depan komputer. CEO Wikasa ini memiliki kebiasaan jalan kaki dan stretching tiap interval sekitar dua hingga tiga jam kerja. Ya, CEO bernama Rama Manusama ini melakukannya di sekitar tempat bekerja selama 5 hingga 10 menit dengan berjalan kaki dan disertai dengan stretching terutama leher, punggung, dan pinggang. Menurut CEO yang sekarang menetap di Singapura ini, kebiasaan tersebut membantu memperlancar peredaran darah, membuat badan terasa lebih segar, dan kegiatan ini juga membantu untuk berpikir lebih jernih. Sebagian efek positifnya, yakni kinerja terasa lebih produktif. Baca juga: 12 kisah sukses founder startup Indonesia Kebiasaan sesudah jam kerja Anda ingin meniru kebiasan para founder dan/atau CEO startup Indonesia sesudah jam kerja? Berikut kami sajikan tujuh kebiasaan sesudah jam kerja dari founder dan/atau CEO startup Indonesia yang bisa menunjang produktivitas kerja. Kebiasaan ke-14: Membaca blog 14-Blog-thumb Sumber: Flickr Inilah kebiasaan Ryan Gondokusumo setelah jam kerja untuk menambah wawasan dan pengetahuan: membaca blog. Mengapa setelah lelah bekerja tetapi founder Sribu ini masih menyempatkan diri untuk belajar? Ryan beralasan bahwa cara untuk membesarkan bisnis online tidak didapat dalam pelajaran sekolah. Salah satu sumber yang bisa menjadi referensi yaitu praktisi bisnis online yang sudah sukses di luar negeri. Beberapa diantara mereka membuat blog dan menerbitkan artikel yang berhubungan dengan startup yang mereka dirikan. Mereka juga membahas hal-hal teknis maupun non-teknis mengenai cara membesarkan startupnya. Cara yang cocok dapat diterapkan ke startup kita juga. Kebiasaan ke-15: Melakukan silaturahmi Dian-Pelangi Sumber: Bewara Apakah Anda hanya melakukan silaturahmi ketika Hari Raya tiba? Tampaknya, dalam konteks untuk meningkatkan produktivitas kerja, aktivitas silaturahmi juga bisa Anda lakukan setelah jam kerja. Faisal Rizal sebagai co-founder Cabara merupakan salah satu pelaku startup yang terbiasa silaturahmi secara fisik setelah jam kerja ke koleganya sesama entrepreneur atau ke sebuah komunitas dan grup mentoring bisnisnya. Pada silaturahmi tersebut Faisal berbincang seputar bisnis, pencapaian hidup, bahkan masalah agama. Kebiasaan ke-16: Review pekerjaan kantor Review-thumb Sumber: Flickr Masih ada kebiasaan sesudah kerja yang bisa menunjang produktivitas kerja yaitu me-review pekerjaan kantor seperti yang dilakukan Joseph Aditya, founder dan CEO Ralali setiap sore setelah pulang kantor. Selain itu, pria yang sudah memiliki satu putri ini membuat rencana kerja untuk keesokan harinya. Dia melakukan kebiasaan ini karena bisa mengetahui aktivitas kantor dan memonitor kinerjanya sehingga target bisa tercapai. Kebiasaan ke-17: Menulis jurnal “Hal baru yang dipelajari hari ini” 17-Writing-a-journal-thumb Sumber: Flickr Tidak salah jika alumni Teacher College of Columbia University ini menjadi co-founder dan CEO sebuah startup pendidikan yang mendapatkan pendanaan dari East Ventures1 yaitu RuangGuru. Muhammad Iman Usman memang memiliki kebiasaan khas pembelajar sejati yaitu menulis ringkasan hal baru yang dipelajari hari itu pada jurnalnya. Sesuatu yang baru itu bisa saja tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Dengan melakukan hal itu, selain pekerjaan menjadi produktif, Iman juga menjadi lebih fokus karena setiap aktivitas ada “learning goal”-nya. Kebiasaan ke-18: Menganalisa kesalahan setiap hari Analyze Sumber: Flickr Juny “Acong” Maimun sebetulnya memiliki beberapa kebiasaan harian rutin yang bisa menunjang produktivitas kerja yaitu bekerja 12 jam per hari, menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin tanpa menunda, mencuri-curi tidur untuk menjaga stamina tubuh, mencatat semua planning sebelum tidur, dan menganalisa kesalahan setiap hari. Namun, kebiasaan terakhir dari founder dan CEO Indowebster ini bisa menjadi inspirasi bagi Anda yang ingin membentuk kebiasaan sesudah jam kerja. Kebiasaan-kebiasaan dia tadi bermakna “work hard then smart” yaitu mendahulukan “work hard” tetapi dengan “smart way”. Kebiasaan ke-19: Refleksi diri dan mencari ide 19-Contemplation-thumb Sumber: Flickr Selain di sepertiga malam terakhir seperti yang dilakukan Diajeng Lestari, kebiasaan refleksi diri dan berpikir mencari ide untuk menunjang produktivitas kerja juga bisa dilakukan setelah jam kerja. Brimy Laksmana, founder dan direktur Kelase melakukannya sebelum tidur sambil duduk di teras rumahnya. Namun, ujung-ujungnya refleksi ini bertujuan untuk menguatkan diri terhadap masalah apapun dan tantangan yang sedang dihadapi dengan memasrahkan diri kepada Allah SWT. Dengan refleksi seperti ini, biasanya pikiran dan hati menjadi lebih tenang. Kebiasaan ke-20: Tidur yang cukup setiap malam 20-Sleeping-thumb Sumber: Flickr Kebiasaan yang sederhana namun sering diabaikan orang sehingga mengganggu produktivitas kerja: tidur yang cukup. Jason Lamuda, CEO Hijabenka yang mendapatkan pendanaan dari East Ventures1 ini memiliki kebiasaan tersebut karena selain bisa membuat produktif sepanjang hari, tidur yang cukup juga membuat kita sehat dan fokus. Bukankah kita tidak menginginkan tubuh ini lelah, sakit, atau tidak produktif di saat waktu-waktu yang penting pada hari tersebut? Jadikanlah tidur yang cukup sebagai kebiasaan yang bisa menunjang produktivitas kerja.

Baca juga: 20 kebiasaan founder startup Indonesia untuk menunjang produktivitas bekerja http://id.techinasia.com/kebiasaan-menunjang-produktivitas-kerja/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com