Kamis, 05 Juni 2014

Mata ataukah Hati? ( “Karena dewasa adalah ketika seseorang bisa mengatur pandangannya, pendengarannya, dan hatinya.” )


Seperti biasanya. Aku mengalakan mentari untuk terlebih dahulu membuka mata. Entah terbangun karena apa, namun itu sungguh nikmat. Membuatku bisa melakukan sesuatu sebelum kebanyakan orang melakukan aktifitasnya.
Seperti kebanyakan anak lakukan, sebelum meninggalkan rumah, sebisa mungkin aku membatu kedua orang tuaku menyelesaikan pekerjaan yang bisa ku kerjakan. Mengetahui aku hari ini ada agenda di suatu tempat yang tidak lagi asing untuk kedua orang tuaku, akhirnya ibu sengaja melebihkan membuat masakan untuk sekedar bisa aku bawa. Meski tidak begitu banyak.
__________________
Masak-masak bersama yang menyenangkan. Bukan masalah maskannya apa. Yang terpenting adalah kebersamaannya yang membuat masakan itu menjadi istimewa. Begitu banyak cerita hari ini yang terekam, namun tak bisa satu persatu aku runtutkan.
Dalam sebuah diskusi malam ini dengan dua orang teman yang luar biasa, ada banyak hal yang kami  bicarakan. Namun ada satu yang begitu membekas dan lagi-lagi membuat aku berfikir dalam koridor yang lain.
“Karena dewasa adalah ketika seseorang bisa mengatur pandangannya, pendengarannya, dan hatinya.”
Saya sepakat dengan ungkapan itu. Menjaga pandangan memang  perlu. Tapi pernahkan kita menyadari sesuatu bahwa pikiran dan hati kita harusnya yang lebih dijaga? Karena tidak bisa dalam segala situasi kita menundukkan pandangan kita terus menerus jika bertemu lawan jenis.
Pernahkah kita berfikir bahwa saat menundukkan pandangan, tapi ternyata jantung berdegup kencang, dan hati mulai merasakan perasaan yang lain? Bukankan itu sama saja?
Terlebih ketika mengoarkan menundukkan pandangan, tapi tetap saja membicarakan lawan jenis melulu. Itu gimana ya?
Bukan mata yang semata-mata harus dijaga. Melainkan pikiran dan hati yang seharusnya dijaga. Maka, itulah kedewasaan. Ketika bisa mengkontrol mata, pikiran, dan hati dengan cara manusiawi. Memanusiakan manusia.
Ketika hati itu tertata, maka pandangan juga akan ikut tertata dengan sendirinya. Tidak mudah menganggap sebuah tatapan atau perhatian itu sebagai bentuk cinta atau sejenisnya. *SalahFokus
____________________
Bentar-bentar. Jangan salah sangka dulu. Bukan berarti terus mata seenaknya sendiri. Nggak gitu juga. Yang jelas adalah sudahlah, biarkan tiap orang berproses sendiri untuk mendewasakan mata, pikiran dan hati mereka. Yang terpenting adalah jaga hati. Karena bukan hanya mata yang bisa membuat hati merasa ini itu, karena masih ada pendengaran yang tidak jarang membuat jantung berdegup kencang dan hati merasa “begini begitu”. So, yang harusnya dijaga itu “mata ataukah hati?”
http://magentarosmaya168.blogspot.com/2014/01/mata-ataukah-hati.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com