Minggu, 02 Maret 2014

Kisah Menarik: Soekarno, Angklung, dan Tito


 
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN Pekerja mengecat ulang patung Soekarno yang ada di kompleks Tugu Proklamasi, Jakarta, Selasa (5/6/2012).


KOMPAS.com — Musik angklung mengalun saat Guruh Soekarnoputra, putra bungsu mantan Presiden Soekarno, berkunjung ke Museum Josip Broz Tito, mantan Presiden Yugoslavia di Beograd, Serbia, Rabu (26/2/2014). Museum itu menyimpan sekaligus memajang sebagian koleksi Tito, pemberian atau hadiah dari sahabat-sahabatnya, termasuk angklung pemberian Presiden Soekarno.

Saat kunjungan atas undangan Kedutaan Besar RI untuk Serbia serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam rangka memperingati 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Serbia (dulu Yugoslavia), Guruh menerima salinan surat yang dikirimkan Soekarno untuk Tito. Lembaga Arsip Nasional Yugoslavia punya dokumen lengkap soal hubungan tersebut, juga dokumen berkaitan pendirian Gerakan Non Blok (GNB).

Setidaknya ada 9.000 foto dan 3.000 dokumen. Surat-surat dan cendera mata patung kayu God Shiva on The Garuda yang pernah diberikan Soekarno untuk Tito pada 1956 dipamerkan ke publik tahun lalu.

Soekarno dan Tito merupakan sahabat yang dekat. Keduanya adalah pendiri GNB bersama Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, dan Presiden Ghana Kwame Nkrumah.

Guruh mengatakan, dokumen tersebut makin melengkapi arsip tentang Soekarno yang dimiliki keluarga dan Yayasan Bung Karno. Setelah Serbia, Guruh yang juga Ketua Yayasan Bung Karno akan mencari dokumen serupa ke Rusia, China, Maroko, Aljazair, Venezuela, Belanda, dan Inggris.

”Banyak memorabilia Soekarno hilang, entah ke mana enggak ngerti. Ini yang harus ditelisik. Yang saya sayangkan, bintangnya, penghargaan dari seluruh dunia sudah tercerai-berai. Yang ada di keluarga cuma beberapa,” ungkap Guruh.

Selain ke Arsip Nasional Serbia, Guruh juga mengunjungi House of Flower, kompleks makam Tito dan istrinya, Jovanka Broz. Di tempat itu, ia bertemu cucu Tito, Zlaticka Broz.

Terkait pendirian GNB, Duta Besar RI untuk Serbia Samuel Samson mengatakan, Indonesia dan Serbia bekerja sama mempromosikan dokumen GNB di Bandung sebagai memory of the world UNESCO.

Terkait memori bangsa terhadap Soekarno, Guruh mengungkapkan, pihak keluarga masih berusaha mewujudkan amanat Soekarno agar menempatkan koleksi miliknya dalam sebuah museum. Rencana itu menemui titik terang pada zaman pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri. Pemerintah memberikan Graha Pemuda yang kini menjadi Kementerian Pemuda dan Olahraga sebagai tempat pembangunan Museum Persada Soekarno. Namun, rencana itu tidak berlanjut ketika era pemerintahan berganti.

Kini upaya gigih dimulai lagi.

(Susana Rita dari Beograd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com