Aku ingin mengatakan sesuatu padamu, dirimu yang sesungguhnya, bukan kosmetik, bukan lipstik, bukan pula apa yang engkau dan aku lihat, tetapi jiwamu, yang tak seorangpun mampu melihatnya. Tahukah engkau, termasuk yang manakah engkau jika aku memberi dua ruang jaman yang ingin engkau singgahi. Jaman pertama, sekitar abad lima belas dan setelahnya, tepat setelah renaisans. Pada saat itu orang-orang mulai meninggalkan tradisi dan agama, mereka meninggalkan bukan karena kuno tetapi karena mereka meninggalkanlah, jaman itu menjadi kuno. Saat itu, tradisi diambil alih oleh pemikiran-pemikiran Descartes dan logika-logika ilmu pengetahuan.
Tahukah engkau, mereka meninggalkan jiwa-jiwa yang penuh perasaan, diganti oleh rasionalitas akal yang tinggi. Mereka tidak salah, sama sekali tidak salah, mereka hanya hidup menyesuaikan jaman. Pada jaman itu, wanita-wanita mereka dapat berpikir rasional karena mereka memiliki kebebasan yang belum pernah diperoleh sebelumnya. Mereka memperoleh kebebasan sejak dalam pikiran. Mereka sungguh-sungguh pandai membahagiakan diri sendiri, tapi mereka tak lagi sensitif. Mereka tidak lagi bisa kita temukan di rumah-rumah, tapi kita bisa menemukan mereka dimana saja karena mereka beredar dimana-mana.
Jaman yang kedua, sebelum abad lima belas, jauh sebelum renaisans berkobar. Jaman yang namanya bagitu mengerikan, jaman kegelapan. Mengertikah engkau, pada jaman itu wanita-wanita mereka tidak bisa dikenal secara utuh, karena mereka tidak kelihatan, kalaupun kita sekarang mau mengintip, kita hanya bisa mengintip melalui buku-buku yang lebih mirip fosil ketimbang buku. Mereka tidak pernah kita kenal karena kita menganggapnya kuno. Pada jaman itu mereka hidup dalam ikatan-ikatan yang kuat nilai-nilai tradisi, tapi mereka seperti dikekang. Kita tidak akan tertarik memperhatikan apalagi meniru mereka karena kita anggap tidak relevan.
Mereka begitu tertutup dan pendiam, sampai kita akan merasa mereka dipenjara. Mereka memang benar-benar tidak memiliki kebebasan. Tapi kalau mereka mendatangi kita, lalu menanyakan kepada kita tentang kebebasan, kita akan dipermalukan habis-habisan. Apa yang bisa kita katakan tentang kebebasan? kita tak pernah mengerti karena kita hanya mengenal kebebasan melalui gunting. Ya, gunting yang diselipkan dibalik baju, kemudian memotong kainnya. Dengan cara itulah kita dikenalkan tentang kebebasan. Wahai engkau seorang wanita, jaman yang manakah yang engkau pilih?
http://sosiologis.com/wahai-wanita-apa-itu-kebebasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com