Rabu, 01 Januari 2014

Wow! Jokowi, “Man of The Year 2013″ ?

1388506660244268675
Dalam hitungan menit langkah kita akan menuju tahun 2014. Siapkah kita menyongsong tahun 2014 tahun penentuan arah perubahan bangsa ini dengan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden ? Sejarah telah mencatat tahun 2013 sebagai tahun politik dan menyisakan catatan tentang sosok yang menorehkan gaya kepemimpinan pro rakyat. Sosok yang muncul secara tak terduga sebagai kuda hitam saat Pemilhan Gubernur DKI Jakarta tahun 2012 lalu. Kemunculannya di DKI Jakarta mendadak menjadi fenomenal dengan mengalahkan gubernur incumbent Fauzi Bowo.
Masyarakat pun bertanya-tanya siapa sebenarnya sosok ini yang berpenampilan sederhana, kurus ceking, berwajah ndeso, bicara hanya seperlunya saja. Media dibuat penasaran dengan hadirnya sosok ini. Dan mau tidak mau untuk mengobati rasa penasarannya mereka tidak segan-segan untuk menyanggongi semua kegiatannya. Tak luput juga kegiatan pribadinya “dioprak-oprak” hingga akhirnya sosok ini menjadi media darling. Dari media darling kepopulerannya makin meluas hingga menjadi public darling. Figurnya menyeruak menenggelamkan tokoh-tokoh lainnya yang lebih dulu melenggang di panggung nasional.
Itulah fenomena Jokowi. Kehadirannya mengacaukan blantika perpolitikan nasional dengan gaya kepemimpinannya yang tidak populis, banyak membuat gerah kaum politisi. Kemunculan Jokowi sungguh suatu malapetaka. Meskipun kehadirannya di jagad politik nasional ini bagi sebagian besar rakyat bagai “oase” di padang gersang. Baru beberapa bulan menginjakkan kaki di Ibukota Negara ini, Jokowi sudah digadang-gadang menjadi capres selanjutnya. Suatu fenomena yang tidak masuk akal dan tidak pernah terjadi sebelumnya.
Elektabilitasnya sebagai capres langsung menyodok ke posisi puncak menggeser tokoh-tokoh yang lebih dulu muncul sebagai capres dan memiliki modal serta pengaruh kuat, seperti Jusuf Kalla, Prabowo Subianto, Megawati, Aburizal Bakri, Dahlan Iskan dan tokoh-tokoh politisi lainnya. Hingga muncul pemeo jika Pilpres dilaksanakan saat ini juga bisa dipastikan Jokowilah pemenangnya meskipun dipasangkan dengan cawapres siapa saja.
Jokowi tidak hanya mengantongi elektabilitas yang terus meroket tetapi juga popularitas yang mencapai 90 persen dan akseptabilitas atau penerimaan masyarakat yang tingi pula. Meskipun tak pernah terucap sedikitpun bahwa dirinya akan nyapres dengan mengatakan, “nggak mikir” tetapi justru kata-kata ini ibarat senjata makan tuan. Media dan masyarakat tidak percaya dengan kata-kata “nggak mikir” ini. Dan bagai detektif akan selalu mencari makna dibalik kata-kata itu. Pada kenyataannya Jokowi selalu hadir di setiap kampanye Pemilihan Kepala Daerah untuk membantu perolehan suara calon kepala daerah dari PDIP, meskipun kehadirannya tidak selalu menjanjikan kemenangan. Tetapi strategi “Jokowi Effect” ini sungguh menuai hasil yang signifikan. Nama dan sosok Jokowi bagai sebuah magnet yang semakin dikenal di jagad raya ini. Tidak hanya di perkotaan tapi juga di pelosok pedesaan. Dari petinggi pemerintahan hingga masyarakat kecil tahu siapa Jokowi.
Rakyat sudah berani berterus terang kepada Jokowi, jangan paksa mereka memilih kepala daerah dari PDIP jika memang tidak prospek. Tetapi jika Jokowi nyapres mereka akan mencoblosnya. Suatu kejujuran yang indah dan langka terjadi.
Bukan hanya saat Pemilukada saja Jokowi hadir, perguruan tinggipun mulai gencar mengundang Jokowi sebagai pembicara di seminar-seminar yang diadakan di kampusnya. Dan bisa ditebak kedatangan Jokowi di manapun itu seakan menjadi ajang “meet and greet” layaknya seorang selebriti. Jepret sana jepret sini, foto bersama, berjabat tangan merupakan pemandangan yang tidak akan terlewatkan begitu saja bila bertemu dengan Jokowi.
Gubernur yang merakyat dengan gaya blusukannya ini, yang sejatinya bisa mengalahkan popularitas presidennya sendiri tidak hanya terkenal di Indonesia. Buktinya, sejumlah media internasional seperti Time, New York Time, The Economist telah menulis sosok Jokowi sebagai sosok pemimpin yang diharapkan. Sepak terjangnya dalam memimpin DKI Jakarta sangat disukai sehingga 85 persen rakyat Jakarta menyatakan kepuasannya.
Jokowi yang inspiratif banyak menginspirasi jutaan warga bukan hanya di Jakarta saja tapi juga seluruh rakyat Indonesia untuk membuka mata bahwa ternyata (masih) ada atau mungkin banyak pemimpin yang belum terekspose layak dijadikan panutan. Kepala daerahpun rame-rame menduplikasi gaya kepemimpinannya disesuaikan dengan kondisi dan situasi daerah serta masyarakat setempat.
Fenomena Jokowi ini memang tidak terlepas dari pro dan kontra kaum politisi dan masyarakat itu sendiri. Rasa sakit hati terkalahkan dalam Pemilukada bila tidak disikapi dengan ikhlas menerima kekalahannya akan menggerogoti demokrasi itu sendiri. Pemerintahan akan menjadi ajang saling menjegal dan saling serang dengan tujuan “balas dendam”. Jika sudah begini rakyatlah yang menjadi korban sehingga berakibat lunturnya kepercayaan kepada para pemimpin, politisi atau partai.
Makanya jangan salahkan Jokowi jika kehadirannya bisa mewakili keterpurukan rakyat atas ketidakpercayaan pada pemimpinnya. Pun jangan salahkan rakyat jika menganggap Jokowi adalah “problem solver”. Secara tidak sengaja antara Jokowi dan rakyat telah terjadi koalisi sehingga memungkinkan Jokowi bekerja sesuai visi dan misinya yang pro rakyat.
Tidak salah jika tahun 2013 ini adalah tahunnya Jokowi. “Man of The Year 2013” Jokowi sang pembuat berita, Jokowi sang ‘selebriti’, Jokowi sang pembawa petaka, Jokowi sang pemimpin rakyat dan Jokowi……… Lalu siapa yang akan menjadi “Man of The Year 2014” yang merupakan tahun pesta demokrasi ? Apakah pamor Jokowi masih layak untuk dijual atau justru tenggelam oleh munculnya tokoh yang tidak diperhitungkan ?
Salam Sukses
Foto : merdeka.com
http://sosok.kompasiana.com/2014/01/01/jokowi-man-of-the-year-2013--624394.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com