Selasa, 22 Oktober 2013
Tentang Prabowo: Jangan Terjebak Perilaku Aji Mumpung ( Istilah “aji mumpung” dalam bingkai kekuasaan, sering kali berkonotasi negatif )
by: http://sosok.kompasiana.com/2013/10/22/prabowo-jangan-terjebak-perilaku-aji-mumpung-601356.html
Istilah “aji mumpung” dalam bingkai kekuasaan, sering kali berkonotasi negatif. Seseorang yang terkena virus aji mumpung, umum nya tidak bakal ingat lagi pada aturan main yang seharus nya dihormati ketika diri nya menjalankan roda kekuasaan nya. Terlepas dari sengaja mau pun tidak, diri nya melupakan rambu-rambu yang ada, yang jelas perilaku aji mumpung sendiri, rasa nya sudah merasuk dalam nurani setiap orang yang menggenggam kekuasaan.
Betul, tidak semua penguasa bakal terjebak dalam perilaku aji mumpung. Hanya, berdasarkan pengamatan yang menyeluruh, para penguasa ini cenderung menjebakan diri pada sikap, tindakan dan wawasan semangat mumpung diatas. Mereka seperti yang enggan bercermin pada perjalanan sejarah. Mereka seperti yang terhipnotis oleh aura kekuasaan. Akibat nya wajar, jika banyak diantara mereka itu yang tidak “khusnul khotimah” dalam menjalankan kekuasaan yang digenggam nya.
Dalam sistem demokrasi yang kita pilih, sebetul nya memberi peluang kepada para penguasa untuk mempraktekan semangat mumpung ini. Seorang Kepala Daerah misal nya, setelah melalui perjalanan panjang dan perjuangan keras, akhir nya diri nya berhasil merebut kekuasaan. Kita tahu, dalam sistem demokrasi tidak ada kekuasaan yang gratis. Selalu ada biaya untuk meraih nya. Kekuasaan tidak mungkin akan diwariskan, tapi tetap butuh “cost” dari mereka yang berminat untuk menggapai nya.
Di Jawa Barat ada istilah yang kerap kali ditudingkan kepada penguasa yakni “mampang meumpeung”. Terjemahan bebas nya adalah “mumpung berkuasa”. Sikap mampang meumpeung ini, terekam kadung membudaya dalam diri penguasa, sehingga suka atau tidak, apa yang dikiprahkan nya itu cenderung akan mengarah kepada perilaku aji mumpung itu sendiri. Mereka berpikir, kesempatan itu tidak akan datang dua kali. Mumpung jadi penguasa, maka gunakan kesempatan itu secara maksimal.
Apa yang dilakukan Ahmad Fathanah sang “makelar” dalam kasus suap impor daging sapi adalah bentuk nyata dari praktek semangat mumpung. Sebagai sahabat nya mantan Presiden PKS, diri nya benar-benar memanfaatkan peluang yang ada guna menggapai ambisi dan obsesi nya. Kekuasaan yang melekat pada mantan Presiden PKS sekaligus juga tercatat selaku anggota DPR, betul-betul dimanfaatkan dengan baik. Ya itulah kehebatan sang makelar. Masuk ke segala lini, walau akhir nya tertangkap pula.
Aji mumpung bukanlah perilaku yang sifat nya terpuji. Siapa pun yang bercita-cita untuk jadi penguasa, sepantas nya penting menghayati dengan cerdas apa itu yang disebut dengan aji mumpung ini. Dalam budaya bangsa, kita tidak pernah mentolelir perilaku aji mumpung. Apa pun yang menjadi alasan nya, aji mumpung adalah perilaku yang harus dihindari. Sebab, selain akan merugikan nasib dan kehidupan bangsa secara keseluruhan, ternyata bagi pelaku nya sendiri, boleh jadi akan menjadi bumerang kehidupan nya. Untuk itu, agar kita tetap selamat, maka kita kubur dalam-dalam semangat mumpung itu sendiri. Dijamin halal 100 %, kita akan selamat dunia-akherat. Prabowo Subianto sendiri sangatlah menghayati apa yang menyebabkan orang-orang menjebakan diri pada semangat aji mumpung. Tanpa basa-basi lagi Prabowo meminta kepada seluruh warga bangsa untuk menghentikan nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com