Senin, 21 Oktober 2013

Inilah Sebuah Kecurangan di Jalur TransJakarta - Kopaja AC

13823495201889139843 
 
 
by: http://jakarta.kompasiana.com/transportasi/2013/10/21/kecurangan-di-jalur-transjakarta-kopaja-ac-602602.html
Transjakarta, salah satu moda transportasi umum di Jakarta. (Sumber: transjakarta.co.id)
Beberapa waktu lalu saya sempat naik bis Trans Jakarta (TJ) jalur yang melewati Pasar Festival ke Ragunan. Setelah membeli tiket untuk tujuan ke Halte Deptan sebesar Rp3.500,00 saya menunggu kedatangan moda transportasi umum yang termasuk modern di Jakarta itu. Saya bilang modern karena sistem transportasi ini relatif masih baru dan cikal-bakal alat transportasi yang berpotensi jadi baik karena teratur dan memiliki jalur sendiri, meskipun saat ini kondisinya masih memprihatinkan.
Setelah menunggu sekitar 15 menit tidak satu pun bis yang melewati jalur tersebut. Waktu telah menunjukkan hampir pukul 21.00 WIB. Tidak lama kemudian muncul bis di jalur tersebut, tetapi bukan bis TJ, melainkan bis Kopaja AC yang memang melewati jalur busway, jalur tempat bis TransJakarta beroperasi. Bis itu berhenti di halte tempat saya menunggu dan beberapa penumpang lain, mungkin sekitar 10 orang. Kenek Kopaja tersebut teriak-teriak mengundang calon penumpang ke arah Lebak Bulus dan menyatakan bahwa TJ masih lama.
Oleh karena sudah lelah menunggu TJ, saya tergoda masuk ke Kopaja tersebut bersama beberapa penumpang lain. Bis Kopaja itu kemudian bergerak meluncur menyusuri busway. Kemudian kenek Kopaja  mulai menagih ongkos ke beberapa penumpang yang baru naik, termasuk saya. Beberapa orang yang duduk di belakang saya terdengar bersitegang dengan kenek mempertanyakan ongkos yang diminta. Ia merasa telah membeli tiket melalui loket, tetapi masih ditagih lagi sebesar Rp5.000,00.
Ketika giliran saya ditagih, saya juga mempertanyakan bagaimana dengan tiket yang telah saya beli di loket tadi. Kenek itu menyatakan saya harus tetap membayar lagi Rp5.000,00 dan seharusnya di loket tadi saya membeli tiket Kopaja yang harganya Rp5.000,00. Saya menawarkan untuk menambah ongkos kekurangannya, yakni Rp1.500,00 sambil menyerahkan tiket yang saya beli di loket, tetapi kenek itu menolak. Saya mulai merasa dicurangi dengan sistem perongkosan ini seperti juga yang dirasakan beberapa penumpang di belakang saya. Akhirnya, saya merelakan saja membayar ongkos yang diminta dengan tetap merasa kecewa.
Sebetulnya bukan selisih nilai ongkos tersebut yang saya keluhkan, tetapi di sini ada beberapa hal yang tidak benar dan sebaiknya dibenahi.
Pertama, untuk jalur busway yang juga dilalui bis semacam Kopaja AC ini seharusnya menerapkan pilihan tiket di loketnya, yaitu naik TransJakarta atau Kopaja dengan ongkos yang berbeda. Jalur Kopaja ini memang lebih panjang, yakni dari Senen ke Lebak Bulus jadi memang wajar kalau menerapkan ongkos lebih mahal, meskipun akhirnya akan merugikan bagi penumpang yang jarak pendek. Akan tetapi, jika dari awal sudah diinformasikan oleh petugas loket atau setidaknya ada papan daftar harga, hal ini akan mengurangi kekecewaan penumpang. Dengan begini, penumpang yang membeli tiket Kopaja (lebih mahal) akan memiliki pilihan memakai TJ atau Kopaja.
Kedua, bisa juga diberlakukan penumpang yang membeli tiket TJ ketika naik Kopaja tinggal membayar selisih harga atau paling tidak membayar ekstra, misalnya maksimal Rp2.000,00 di atas bis saat ditagih kenek dengan menyerahkan tiket TJ yang telah ia beli di loket yang seharga Rp3.500,00. Hal itu akan terasa lebih fair bagi penumpang.
Perongkosan yang diberlakukan sekarang mengundang atau membuka peluang kecurangan awak Kopaja dengan meminta ongkos penuh, tetapi tidak memberi tiket seperti halnya saat meminta bukti tiket dari penumpang yang memang telah membeli  tiket 5 ribu di loket.
Mohon pemerintah DKI dan otoritas yang berwenang terhadap masalah ini segera meninjau ulang sistem ongkos jalur busway yang juga dilalui Kopaja. Bis Kopaja ini juga tidak memenuhi standar sistem menurunkan dan menaikkan penumpang. Mereka bisa mengambil dan menurunkan penumpang di mana saja di sepanjang jalur busway. Semoga ini akan jadi masukan bagi pemerintah DKI selain beberapa hal yang lain seperti jalur yang belum steril dan bis yang mulai tidak nyaman (AC mati dan bangku rusak) demi sistem transportasi umum yang lebih baik dan nyaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com