by: http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2013/09/10/pak-dahlan-iskan-apa-kabar-asset-rp-2500-trilyun-bumn-yang-tidak-produktif-588407.html
Lagi-lagi setiap mengikuti pembahasan di suatu acara, hati langsung
nyesek begitu membaca di suatu buku mengenai suatu BUMN, bahwa ada asset
BUMN senilai Rp2.500 triliun yang tidak produktif. Asset itu bisa
berupa tanah, bangunan, dan sebagainya, yang tersebar di Pertamina, PLN,
PT KAI, dan seterusnya.
PLN sendiri, misalnya, mempunyai tanah seluas 500 ha yang sama sekali
tidak digunakan. Anehnya, asset itu banyak juga yang hanya sebagai
investasi, jadi tidak terkait dengan ‘core’ bisnis BUMN tersebut.
Padahal, kadang kita tahu, bahwa BUMN sulit untuk berkembang karena
kekurangan modal. Tidak bisa bikin pembangkit listrik, atau investasi
kilang minyak, dan sebagainya, dengan alasan tidak punya duit. Tetapi
kalau lihat Rp2.500 triliun itu apa bukan duit? Bisa kali itu untuk
bikin pembangkit sekalian dengan pengembangan panas bumi dan lain
sebagainya itu.
Yang mirisnya, ternyata bukan hanya BUMN saja yang mempunyai asset tidak
terpakai. Kementrian juga mempunyai banyak asset idle yang tidak
produktif.
Misalnya Kementerian Perumahan Rakyat atau Kemenpera. Ternyata banyak
rusunawa (rumah susun sederhana sewa) yang dibangun Kemenpera tidak
dihuni, baik karena lokasinya, tidak ada fasilitas pendukung seperti
listrik dan sebagainya. Rusunawa itu menjadi gedung ‘berhantu’, karena
sudah dibangun, tetapi terbengkalai.
Dari catatan lama saja, ada sekitar 40 twinblock yang dibangun tetapi tidak digunakan. Nilai setiap twinblock sekitar Rp13 miliar, dan jika ada 40 berarti senilai Rp520 miliar.
Kemudian, Kementrian Pertanian (Kementan) juga memiliki masalah yang
sama. Ada 10 Rumah Pemotongan Hewan (RPH) modern yang dibangun dengan
biaya sangat mahal, ternyata tidak terpakai. Aneh memang, ketika yang
dilakukan hanya membangun, tanpa sosialisasi, menyiapkan sumber daya
manusia (SDM) untuk pengoperasian, dan pengawasan awal untuk
pengoperasiannya.
Paling tidak seharusnya setahun didampingin dulu. Kalau begitu selesai
dibangun langsung diserahkan ke Pemda, ya pemdanya cuek aja.
Perkiraannya, biaya untuk membangun RPH ini juga memakan puluhan miliar
rupiah.
Selain itu, ketika ke medan dan melewati kampus USU, aku juga melihat
sebuah rumah sakit yang dibangun sangat modern, dengan fasilitas yang
lengkap, di depan Fakultas Kedokteran USU. RS yang dibangun dengan dana
APBN ini juga tidak terpakai. Alasanya karena Angelinda Sondakh terlibat
korupsi. Apa hubungannya?
Kalaupun AS terlibat, ya seharusnya RS ini langsung di-clear-kan
urusannya, diserahterimakan, dan kemudian difungsikan. Sayang sekali
jika asset yang juga bernilai miliaran ini tidak terpakai. Mubazir
banget.
Dan kembali ke asset BUMN ini, semoga pak Dahlan Iskan tidak hanya
menegur kepada BUMN yang assetnya menganggur tersebut, tetapi juga punya
‘daya paksa’ terhadap BUMN untuk semakin profesional, produktif, dan
bisa melayani rakyat Indonesia dengan sepenuh hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com