by: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/06/15/mancing-ikan-baung-ditemani-hantu-wewe-gombel-kisah-nyata-565270.html
Oleh J. Haryadi
Sore itu Balkan bersama mertua
dan kedua rekannya bermaksud memancing ikan Baung di sebuah sungai yang
cukup besar di pinggir sebuah desa di Kotabumi, Lampung Utara. Mereka
berempat berangkat dari rumah mengendarai dua buah motor berboncengan.
Lokasi memancing ikan cukup jauh dari desa dan agak masuk kepedalaman,
sehingga motor hanya bisa parkir sampai ke sebuah gubuk ditepi ladang
milik salah seorang petani. Motor lalu dititipkan kepada seorang lelaku
tua paruh baya yang berpakaian lusuh.
Mereka berempat sebenarnya belum
pernah memancing ke daerah tersebut, namun mereka tahu lokasinya atas
petunjuk teman mereka yang pernah memancing disana. Mereka bertanya
kepada lelaki tua itu lokasi yang tepat untuk memancing ikan Baung, lalu
pria ramah tersebut memberi tahu ancar-ancar lokasi sungai yang biasa
dipakai orang memancing. Menurutnya, mereka harus berjalan ke arah Barat
dengan menyusuri jalan setapak yang berjarak sekitar 3 km. Patokannya
adalah sebuah pohon beringin tua, tak jauh dari sana akan ditemui sebuah
sungai yang cukup besar.
Mereka berempat berangkat menuju
sungai dengan menyusuri jalan setapak yang sempit dan dipenuhi dengan
rumput ilalang. Kiri-kanan jalan masih banyak ditemui hutan yang cukup
lebat, sesekali melewati beberapa ladang penduduk. Sekitar setengah jam
perjalanan, akhirnya mereka menemukan pohon beringin tua yang cukup
besar. Tidak jauh dari pohon beringin tersebut terdapat sungai yang
cukup luas dan dalam. Air sungai berwarna kecoklatan mengalir dengan
tenang. Beberapa pohon bambu yang cukup lebat menghiasai pinggiran
sungai tersebut. Mereka lalu menyisir tepi sungai sambil mencari lokasi
yang tepat untuk memancing. Mereka tiba ketika hari sudah menjelang
Maghrib.
Balkan, mertua dan kedua
rekannya mengambil posisi memancing dengan posisi berlainan, jarak
diantara mereka kira-kira 30 m. Diantara mereka tidak saling terlihat
karena dihalangi oleh semak belukar dan pohon bambu yang rindang.
Sudah menjadi kebiasaan
masyarakat di Lampung, kalau memancing ikan Baung menggunakan umpan
kucur, yang terbuat ikan dan daging busuk yang dicampur kapuk. Balkan
tidak menyia-nyiakan waktunya untuk segera memacang umpan kucur di mata
pancingnya. Perburuan ikan Baung pun segera dimulai.
Sudah satu jam berlalu,
langitpun sudah berubah menjadi gelap. Namun cahaya rembulan di malam
itu cukup membantu membuat suasana menjadi remang-remang. Anehnya,
sampai saat ini tak satupun ikan Baung diperoleh Balkan. Lalu dia
beranjak dari tempat duduknya dan bergerak menuju tempat memancing
temannya yang terdekat. Didapati temannya sudah mendapat dua ekor ikan
Baung yang cukup besar. Entah karena solidaritas atau ingin memiliki
privasi sendiri, rekannya itu justru berpindah memancing ketempat
lain. Tentu Balkan tidak menyia-nyiakan kesempatan baik ini, lalu posisi
rekannya digantikan oleh Balkan. Dalam hati dia berpikir, pasti akan
mendapat ikan Baung seperti temannya tadi.
Kembali Balkan menyiapkan umpan
kucur dan melemparkan mata pancingnya ke arah sungai, dibawah pohon
bambu hutan yang sangat lebat. Tiba-tiba tali senarnya bergerak lincah
kesana kemari. Pasti ikan Baung besar sudah memakan umpannya, pikir
Balkan. Pergumulan pun segera dimulai. Balkan segera memainkan
keahliannya menarik dan mengulur senarnya sedemikian rupa agar ikan
Baung tangkapannya tidak lepas begitu saja. Beberapa detik kemudian
pancingnya tersentak keras dan Balkan merasa mata pancingnya terlepas,
karena tarikannya menjadi enteng sekali.
Segera digulungnya senar
pancingnya untuk memastikan apa yang terjadi. Ketika ujung senar muncul
ke permukaan air, ternyata mata pancingnya tidak putus, bahkan umpan dan
timah pemberat pancingpun masih terpasang rapi. Alhamdulillah, hati
Balkan tidak terlalu kecewa karena tidak perlu mengganti mata
pancingnya. Namun dia mulai merasa aneh dengan kejadian ini.
Mata pancing kembali dilemparkan
ke dalam sungai. Tak lama kemudian, kembali senarnya mengencang. Kali
ini Balkan tidak mau menyia-nyiakan kesempatan dalam memainkan
pancingnya. Dengan berbagai teknik dan pengalaman yang dimilikinya dia
berusaha mengalahkan Ikan Baung yang sedang memakan umpannya. Pergumulan
kembali terjadi dengan sengit, tarik menarik antara Ikan dan Balkan
berlangsung beberapa menit lamanya. Sayangnya, kejadian pertama tadi
terulang kembali. Tiba-tiba dia merasa ikan itu menyentak pancingnya
dengan keras dan beberapa detik kemudian tarikannya terasa ringan
sekali, pertanda mata pancingnya terlepas dibawa ikan.
Kembali kekecewaan Balkan
terobati karena mata pancingnya ternyata masih utuh, seperti tidak
terjadi apa-apa. Tentu saja Balkan semakin heran, seharusnya mata
pancingnya putus karena tarikan ikan Baung tadi keras sekali. Tetapi dia
masih penasaran dan kembali melempar mata pancingnya ke tengah sungai.
Baru juga masuk beberapa detik
ke dalam sungai, umpan kucur di mata pancingnya terasa ada yang
memakannya. Kejadian seperti sebelumnya kembali terjadi. Pergumulan
antara Bakan dan ikan lebih seru dari sebelumnya. Tarik menarik
berlangsung lama dan cukup menguras tenaga. Akhirnya kembali lagi Balkan
dikalahkan oleh ikan misterius tersebut. Dia merasa mata pancingnya
kali ini pasti benar-benar putus, karena tarikan senarnya sudah langsung
mengendur. Tetapi ketika sampai ke permukaan air, mata pancing dan
timah pemberatnya masih terpasang rapi, kecuali umpan kucur yang sudah
tidak ada.
Mungkin karena kesal sudah
mengalami kejadian ini selama tiga kali, kesabaran tukang ojek yang
merangkap sebagai guru ngaji ini pun mulai hilang. Sumpah serapah keluar
dari mulutnya.
“Dasar ikan sialan ! Kalau mau makan umpan ya makan saja, jangan main-main. Kalau kamu setan, muncul saja sekalian …,” teriak Balkan dengan kesal, setengah menantang.
Sambil duduk bersila, Balkan
memegang mata pancingnya dan bermaksud memasang kucur yang ada disisi
kanannya, sambil menyalakan batere kecil sebagai penerangannya. Ketika
kepalanya menoleh ke kenan, alangkah terkejutnya karena disampingnya ada
seorang nenek-nenak sedang jongkok berpakaian kebaya zaman dulu dengan
kedua bola matanya yang panjang melotot dan wajah berantakan dipenuhi
benjolan-benjolan seperti orang terkena penyakit kusta. Sontak semua
bulu kuduk dan semua rambut yang dimiliki Balkan berdiri tegak seperti
landak.
Beberapa detik lamanya badan
Balkan tidak bisa bergerak dan saling pandang dengan hantu wewe gombel
yang ada dihadapannya. Masih beruntung, dalam kondisi takut yang luar
biasa, dia teringat nasihat almarhum ayahnya. Beliau pernah bercerita
kalau ketemu dengan hantu, hujamkan pisau atau benda tajam lainnya ke
bumi, maka hantu itu pasti akan hilang. Dengan sisa kekuatan yang masih
tersisa, secara repleks Balkan mengambil pisau belati yang tersimpan
dari balik bajunya dan menghujamkannya ke bumi sambil mengucapkan sumpah
serapah. Sontak saja wewe gombel itu tiba-tiba menghilang dari
pandangannya.
Kemudian Balkan segera berdiri dan berteriak minta tolong sambil memanggil mertuanya. “Toolooong …a..a..baaah !”
Beberapa kali Balkan berteriak,
tetapi anehnya, suara dari mulutnya seakan-akan terganjal di
tenggorokan. Dia merasa sudah berteriak sekeras-kerasnya, namun hasilnya
justru nihil, tak terdengar suara sedikitkpun dari mulutnya.
Dengan sisa kekuatan yang ada,
Balkan berusaha berjalan sambil mulutnya terus berteriak. Tetapi
langkahnya terasa berat sekali. Satu langkah itu terasa seperti membawa
beban yang sangat berat, tetapi dia terus berjuang sambil berteriak dan
membaca ayat suci Al-Qur’an dalam hati. Baru pada langkah ke tujuh
kakinya terasa ringan dan tiba-tiba teriakannya menjadi normal dan
kencang sekali.
Sayup-sayup terdengar jawaban
diujung sungai. Balkan segera bergerak cepat mencari rekan-rekannya,
namun mereka tidak ditemukan. Balkan terus menyusuri tepi sungai dengan
cepat. Akhirnya setelah bergerak beberapa menit mereka ditemukan.
Ternyata rekan-rekannya berada cukup jauh darinya, sekitar 1 km dari
lokasi kejadian.
Mereka berempat sepakat untuk
menghentikan kegiatan memancingnya dan kembali ke gubuk petani.
Sesampainya disana Balkan menceritakan kejadian yang dialaminya ke pak
tua. Petani itu kemudian menjelaskan kalau tempat tersebut memang angker
dan Balkan bukan orang pertama yang mengalami hal serupa. Beberapa
pemancing pun pernah mengalaminya. Ternyata menurut pak tua, tidak jauh
dari lokasi kejadian terdapat makam tua yang tidak terurus. Mungkin
penghuni alam gaib yang ada disana merasa terganggu dan marah dengan
kehadiran mereka sehingga menakut-nakuti mereka.
Sejak saat itu Balkan tidak
berani lagi memancing ikan Baung ke daerah tersebut dan kejadian itu
menjadi pelajaran berharga baginya sampai sekarang.
***
Kamus :
- Ikan
Baung : Sejenis ikan lele yang biasa hidup di air tawar.
Baung adalah nama segolongan ikan yang termasuk ke
dalam marga Hemibagrus, suku Bagridae. Ikan yang menyebar luas di India, Cina selatan dan Asia Tenggara ini juga dikenal dengan banyak nama daerah, seperti ikan duri, baong, baon (Malaysia.), bawon (Betawi), senggal atau singgah (Sunda), tagih atau tageh (Jawa), niken, siken, tiken, tiken bato (Kalimantan tengah), dan lain-lain.
Baung masih sekerabat
dengan lele (bangsa Siluriformes). Nama marganya, Hemibagrus, berasal
dari kata bahasa Latin hemi yang berarti “setengah” atau “separuh”,
dan bagrus, yang dipungut dari pelafalan Muzarab bagre atas
perkataan Yunani pagros, yakni nama sejenis ikan laut (Inggris: seabream).
- Kucur adalah sejenis umpan untuk memancing, khususnya terhadap ikan baung. Umpan
kucur ini terbuat dari bahan dasar ikan. Sebelum menjadi umpan yg
dinamakan kucur, ikan ini akan melalui proses pembusukan dengan bahan
campuran kapas. Setelah masa atau proses pembusukan selesai maka ikan yg telah membusuk tersebut sudah siap utk djadikan umpan memancing. Perlu anda ketahui bahwa umpan ini mengeluarkan aroma yang tidak sedap disaat pemakaiannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com