Suatu
sore di tengah suasana ngabuburit, saya berbincang dengan seorang kawan
yang saya ingin mengkategorikan dia profesional di bidangnya yaitu
disain grafis. Namun kali itu dia datang dengan galau tidak seperti
biasanya,
Pada pembicaraan
pertama, dia mengatakan diajak temannya untuk sebuah proyek buku. Sesuai
dengan lingkup tanggung jawabnya, ia berharap mendapat bayaran
anggaplah 5 ribu rupiah ketika proyeknya selesai, seperti yang biasa ia
terima jika dipekerjaan oleh orang lain. Karena merasa yang mengajaknya
adalah teman sekantor, ia tidak membicarakan dulu berapa dia akan
dibayar. Ia berfikiran positif saja bahwa teman pasti akan menghargainya
dengan layak karena selain teman juga ia lebih senior di bidang itu
yang tentunya lebih pandai menaksir dan menghargai tenaga orang. Masak
sih teman makan teman sendiri, begitu dalam benaknya.
Namun ketika pekerjaan
hampir selesai, ia hanya diberi seribu rupiah saja dengan alasan ini
adalah proyek rugi dimana sang teman yang mengajaknyapun mengaku dibayar
sedikit oleh pemilik proyek tersebut. Dengan total pembayaran tidak
sampai 25% dari yang diharapkan, ia tidak saja merasa didzolimi sama
teman sendiri, juga merasa dilecehkan profesinya. Menurut dia bayaran
dua ribu itu hanya layak sebagai
upah tukang photocopy, sementara dia
dipekerjakan sebaga expert.
Selama 10 tahun suka nyambi jadi expert
di tempat lain, ia selalu mendapat apresiasi dan bayan yang memuaskan,
setidaknya ia mendapatkan orderan itu 2 atau 3 kali setahun. ia mendapat
perlakuan yang tidak mengenakkan justru ketika diajak teman-temannya
sendiri, salah satunya seperti yang diceritakan di atas. Setidaknya ia
sudah mendapat perlakuan yang sama sebanyak 3 kali dari 3 teman yang
berbeda tetapi sama-sama satu kantor. Modusnya sama, tidak membicarakan
dulu masalah bayaran karena percaya bahwa “teman pasti akan menghargai
dengan baik”, tetapi di tahap akhir kecewa karena dibayar sangat rendah
dengan berbagai alasan.
Setelah selesai
bercerita, ia bilang kapok jika diajak kerja lagi sama teman sekantor.
Saya sedikit mengomentari “memang sebaiknya semuanya dibicarakan dulu
sejak awal, sehingga miss understanding itu dapat dihindari ”.
Sang teman masih membela diri, katanya maunya sih begitu, tetapi
sebagai orang timur, hal itu sangat sulit, khawatir dianggap tidak sopan
atau tidak percaya sama teman teman sendiri. Namun dia mengakui kalau
merasa menjadi bodoh karena mengalami hal yang sama sampai tiga kali.
Yah, saya akui memang
sulit untuk tegas memegang prinsip “teman adalah teman, bisnis adalah
bisnis” karena bisnis itu juga sering diawali dengan pertemanan. Jika
demikian, maka sikap terlalu percaya sama teman dan bodoh adalah dua
sifat yang berlainan tetapi sama-sama memenuhi kriteria untuk diperdaya
teman sendiri, setidaknya itu yang terjadi pada teman tersebutby: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/07/27/terlalu-percaya-dan-bodoh-adalah-dua-kriteria-yang-cukup-untuk-diperdaya-teman--577126.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com