Sekalipun Islam dituduh sebagai agama anti semit oleh Yahudi. Sekalipun
Islam dituduh sebagi penteror nomor satu bagi Yahudi. Alangkah baiknya,
mereka harus kembali membuka lembaran hitam sejarah ketertindasan
mereka. Sejarah “hitam” ketika mereka justru diselamatkan oleh kaum
muslim saat dikejar- kejar oleh NAZI. Islam lah yang dengan berbesar
hati membuka pintu rumahnya untuk dijadikan tempat bersembunyi oleh
NAZI. Kisah ini bukanlah roman picisan belaka, atau rekayasa. Fakta ini
benar-benar terjadi di sebuah Negara bernama Albania. Sebuah Negara
berbasis muslim yang ditandai ketika Khalifah Usmaniyah menguasai negara
itu antara tahun 1385-1912. Dalam jejak Perang Dunia II, kisah
pembantaian orang Yahudi menjadi catatan tersendiri bagi mereka. Mereka
dikejar dan dicari oleh bala pasukan NAZI. Dalam keadaan bingung, mereka
hampir putus asa, terlebih jalur pelarian menjadi satu hal yang sulit
mereka perjuangkan. Dalam keadaan bimbang, mereka bagai mendapatkan
setitik cahaya. Dari informasi yang beredar, ada sebuah negara
berpenduduk ramah lagi baik terhadap tamu. Negara itu bernama Albania.
Sebuah Negara berbasis muslim yang masuk ke teritori Eropa bagian
Tenggara –yang kini- berbatasan dengan Montenegro di sebelah utara,
Serbia (Kosovo) di Timur laut, Republik Makedonia di Timur, dan Yunani
di Selatan. [1] Sekitar dua ribu orang Yahudi kemudian melarikan diri ke
daerah Albania. Disana, mereka dilindungi oleh keluarga- keluarga
muslim Albania di kota Berat. Para muslim Albania mempertaruhkan nyawa
guna melindungi pengungsi Yahudi yang meminta pertolongan. Padahal
menyembunyikan Yahudi risikonya sangat tinggi, karena setiap saat
patroli NAZI dapat datang ke perkampungan dan menggeledah setiap rumah.
Kalau sampai ketahuan menyembunyikan Yahudi, maka kehilangan nyawa
adalah ganjarannya.
Namun menurut catatan sejarah, tidak ada satupun
pengungsi Yahudi yang diserahkan oleh muslim Albania pada pihak NAZI.
Dengan penuh keikhlasan dan kebesaran hati, para muslim Albania
melindungi pengungsi Yahudi dengan segenap cara. Justin Kerber, seorang
Rabbi Yahudi sampai-sampai mengatakan, "Komunitas Muslim ada diantara
orang-orang yang telah menghadapi resiko besar karena memberikan
perlindungan pada kaum Yahudi di rumah-rumah mereka. Dan mereka
melakukannya tanpa melihat latar belakang agama para Yahudi," Sedangkan,
Dr Ghazala Hayat, seorang doktor ahli syaraf di Universitas St. Louis
dan juru bicara Islamic Foundation di Greater Saint Louis mengatakan,
“Anda mungkin belum pernah mendengar cerita ini, bagaimana komunitas
Muslim Albania mempertaruhkan nyawa mereka sendiri untuk mengamalkan
keimanan dan menghormati kehidupan yang disebut Besa," Besa sendiri
adalah tradisi yang berakar dari Al Qur’an yang berarti “memegang janji”
atau “menjaga kehormatan”. BESA juga berarti peduli pada yang
membutuhkan, melindungi kaum lemah, dan menolong sesama. Dalam upaya
melindungi kaum Yahudi, para muslim Albania menganggap mereka sebagai
saudara. Mereka diberikan pakaian yang sama, makanan yang sama, dan
tinggal bersama-sama di rumah seperti anggota keluarga. Apabila ada
patroli Jerman datang, kaum Yahudi disembunyikan di bawah tanah atau
tengah hutan. Kisah dari keluarga Kasem Kocerri, yang didatangi
serombongan patroli NAZI pada awal 1944, menarik disimak. Saat itu,
tentara NAZI menanyakan di mana para pengungsi Yahudi bersembunyi. Tapi
Kasem menolak untuk memberitahu. Diam-diam, ia menyembunyikan keluarga
Yahudi di salah satu gudang di atas bukit.
Keluarga Halil Frasheri
menceritakan pengalamannya yang mencekam saat patroli NAZI menggeledah
rumah ke rumah. Ia, melalui pintu belakang, mengajak keluarga Yahudi
yang bersembunyi di rumahnya, untuk lari ke dalam hutan. [2] Namun kisah
fenomenal diatas itu semua, terjadi ketika Yahudi mengalami berbgai
kekejaman di Eropa, kaum Yahudi di wilayah Utsmani mersakan hidup di
tanah air. Selama ratusan tahun mereka tinggal disana, menikmati
kebebasan beragama dan berbagai perlindungan sebagai kaum minoritas atau
ahlud dimah. Selama itu, kaum Yahudi tidak berfikir untuk berpisah dari
Ustmani. Kondisi Yahudi di Ustmani itu begitu bertolak belakang dengan
perlakuan yang diterima Yahudi di dataran Eropa sehingga mereka harus
mengungsi besar-besaran ke Eropa, dan terutama ke wilayah Utsmani.
Padahal ketika Spanyol berada dibawah pemerintahan Islam, kaum Yahudi
juga mendapat perlakuan yang baik, Oleh karenanya, Martin Gilbert, dalam
Atlas of Jewish Civilization mencatat bagaimana kebijaksanaan penguasa
muslim Spanyol terhadap Yahudi. Dia katakan bahwa penguasa muslim juga
memperkejakan sarjana Yahudi sebagai kecintaan mereka terhadap Sains dan
ilmu pengetahuan.
by: http://ernaxyz.mywapblog.com/g.xhtml
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com