Komik
karya Ganis Th ini mengisahkan Barda Mandrawata yang terpaksa
membutakan matanya untuk dapat menguasai ilmu membedakan suara. Semua
ini tujuannya agar dapat mengalahkan Si Mata Malaikat yang telah
membunuh ayahnya, pimpinan perguruan Elang Putih, yang bernama Paksi
Sakti Indrawatara.
Dendam itu bukan hanya semata-mata untuk kematian ayahnya, namun sekaligus untuk membalas kematian saudara-saudara perguruannya, penduduk desa, bahkan Marni Dewiyanti kekasihnya. Yang semua itu di badatai oleh orang yang sama yang bergelar Si Mata Malaikat.
Ini adalah kisah awal bagaimana kisah lahirnya seorang pendekar buta pilih tanding yang kemudian di kenal dengan julukan Si Buta Dari Goa Hantu
Komik yang dilahirkan tahun 1970 ini berjudul Panji Tengkorak. Inilah sosok yang menjadi bagian dari kehidupan remaja di akhir 1960-an. Dan tak pelak lagi, nama penciptanya pun menjadi identik dengan era tersebut, dialah Hans Jaladara.
Hans adalah salah satu dari 7 “pendekar” komik Indonesia di masanya, selain Jan Mintaraga, Ganes Th, Sim, Zaldy, Djair, dan Teguh Santosa. Dari 7 pendekar itu, hanya Hans dan Djair yang masih bertahan. Selebihnya, telah tunduk di depan maut.
Panji Tengkorak yang terdiri dari 5 jilid, boleh dikatakan karya masterpiece Hans. Meski karya lain, Walet Merah, Si Rase Terbang juga meraih popularitas. Setelah Si Buta dari Goa Hantu karya Ganes Th, hanya karya Hans itulah yang mampu menyamainya, difilmkan, bahkan sampai mengundang aktris Taiwan Shan Kuang Ling Fung sebagai Dewi Bunga.
Komik Mahabharata dan Bharatayudha ini adalah versi “Indonesia”, karya pengarang legendaris R.A. Kosasih. Pertama kali diterbitkan sekitar 40 tahun yang lalu, buku ini langsung memikat pembacanya yang terdiri dari berbagai kalangan. Kini, setelah melewati hampir 2 generasi, Komik Wayang R.A. Kosasih ini diterbitkan kembali dalam versi gambar aslinya.
Kosasih menggambarkannya sangat detil, dengan percakapan yang sangat informatif. Bagi yang tidak paham dengan cerita Mahabharata dengan membaca komik karya Kosasih ini pembaca akan dapat memahami alur ceritanya.
Komik yang dibuat oleh Hasmi ini menceritakan seorang Super Hero bernama Gundala. Karya Gundala pertama kali diterbitkan pada tahun 1969 dengan judul Gundala Putra Petir. Di mana dikisahkan awal mula seorang ilmuwan bernama Sancaka yang sedang bereksperimen menciptakan anti petir.
Tetapi karena terlalu sibuk dengan eksperimennya, kekasihnya Minarti memutuskan tali asmara mereka. Sancaka berlari dalam hujan deras karena pedih hatinya. Malang nasib Sancaka, karena petir menyambarnya hingga koma.
Tetapi Kaisar Kronz yang berasal dari planet lain menarik Sancaka ke planetnya dan menyembuhkan serta kemudian mengangkat Sancaka menjadi anaknya. Kaisar Kronz juga memberikan dua kekuatan super yaitu kemampuan berlari secepat kilat dan bisa mengeluarkan sinar petir dari tangannya.
Namun karena Sancaka tidak mau jika orang mengetahui dia memiliki kemampuan super, maka dia mengenakan kostum superhero yaitu pakaian super ketat berwarna hitam dan menutupi kepala, sarung tangan dan sepatu boot berwarna merah, ikat pinggang berwarna kuning dan bulu seperti sayap merpati putih di samping telinganya
Dia bertempat tinggal dengan orang tuanya di Yogyakarta sampai akhirnya ketika sudah menikah dengan Sedhah Esti Wulan (Merpati), Sancaka membeli tanah dan membangun rumah di Jalan Mawar.
Masakecildulu, untuk mendapatkan komik-komik tersebut bisa dengan mendatangi tempat persewaan komik/buku.
by: http://masakecildulu.wordpress.com/2009/07/25/komik-komik-jaman-doeloe/#more-133
Dendam itu bukan hanya semata-mata untuk kematian ayahnya, namun sekaligus untuk membalas kematian saudara-saudara perguruannya, penduduk desa, bahkan Marni Dewiyanti kekasihnya. Yang semua itu di badatai oleh orang yang sama yang bergelar Si Mata Malaikat.
Ini adalah kisah awal bagaimana kisah lahirnya seorang pendekar buta pilih tanding yang kemudian di kenal dengan julukan Si Buta Dari Goa Hantu
Komik yang dilahirkan tahun 1970 ini berjudul Panji Tengkorak. Inilah sosok yang menjadi bagian dari kehidupan remaja di akhir 1960-an. Dan tak pelak lagi, nama penciptanya pun menjadi identik dengan era tersebut, dialah Hans Jaladara.
Hans adalah salah satu dari 7 “pendekar” komik Indonesia di masanya, selain Jan Mintaraga, Ganes Th, Sim, Zaldy, Djair, dan Teguh Santosa. Dari 7 pendekar itu, hanya Hans dan Djair yang masih bertahan. Selebihnya, telah tunduk di depan maut.
Panji Tengkorak yang terdiri dari 5 jilid, boleh dikatakan karya masterpiece Hans. Meski karya lain, Walet Merah, Si Rase Terbang juga meraih popularitas. Setelah Si Buta dari Goa Hantu karya Ganes Th, hanya karya Hans itulah yang mampu menyamainya, difilmkan, bahkan sampai mengundang aktris Taiwan Shan Kuang Ling Fung sebagai Dewi Bunga.
Komik Mahabharata dan Bharatayudha ini adalah versi “Indonesia”, karya pengarang legendaris R.A. Kosasih. Pertama kali diterbitkan sekitar 40 tahun yang lalu, buku ini langsung memikat pembacanya yang terdiri dari berbagai kalangan. Kini, setelah melewati hampir 2 generasi, Komik Wayang R.A. Kosasih ini diterbitkan kembali dalam versi gambar aslinya.
Kosasih menggambarkannya sangat detil, dengan percakapan yang sangat informatif. Bagi yang tidak paham dengan cerita Mahabharata dengan membaca komik karya Kosasih ini pembaca akan dapat memahami alur ceritanya.
Komik yang dibuat oleh Hasmi ini menceritakan seorang Super Hero bernama Gundala. Karya Gundala pertama kali diterbitkan pada tahun 1969 dengan judul Gundala Putra Petir. Di mana dikisahkan awal mula seorang ilmuwan bernama Sancaka yang sedang bereksperimen menciptakan anti petir.
Tetapi karena terlalu sibuk dengan eksperimennya, kekasihnya Minarti memutuskan tali asmara mereka. Sancaka berlari dalam hujan deras karena pedih hatinya. Malang nasib Sancaka, karena petir menyambarnya hingga koma.
Tetapi Kaisar Kronz yang berasal dari planet lain menarik Sancaka ke planetnya dan menyembuhkan serta kemudian mengangkat Sancaka menjadi anaknya. Kaisar Kronz juga memberikan dua kekuatan super yaitu kemampuan berlari secepat kilat dan bisa mengeluarkan sinar petir dari tangannya.
Namun karena Sancaka tidak mau jika orang mengetahui dia memiliki kemampuan super, maka dia mengenakan kostum superhero yaitu pakaian super ketat berwarna hitam dan menutupi kepala, sarung tangan dan sepatu boot berwarna merah, ikat pinggang berwarna kuning dan bulu seperti sayap merpati putih di samping telinganya
Dia bertempat tinggal dengan orang tuanya di Yogyakarta sampai akhirnya ketika sudah menikah dengan Sedhah Esti Wulan (Merpati), Sancaka membeli tanah dan membangun rumah di Jalan Mawar.
Masakecildulu, untuk mendapatkan komik-komik tersebut bisa dengan mendatangi tempat persewaan komik/buku.
by: http://masakecildulu.wordpress.com/2009/07/25/komik-komik-jaman-doeloe/#more-133
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com