Bermukim
dua tahun di Kota Jeddah, memperkenalkan saya, Jihan Davincka, kepada
tempat-tempat menarik di Arab Saudi. Ternyata, ada pesona lain dari
kota-kota di sekitar Jeddah, selain magnet dari dua kota suci umat
muslim, Mekkah dan Madinah. Menikmati Kota Yanbu dengan suasana kota
yang berbeda dengan hiruk pikuk di Jeddah, sekaligus bertamasya di
pantainya yang jernih. Tak lupa singgah ke Kota Badar, bermain-main di
padang pasir dan berziarah ke salah satu tempat bersejarah.
Yanbu: Kota Industri di Tepi Pantai
Kota Yanbu terletak sekitar 300 km di sebelah utara Kota Jeddah. Dengan infrastruktur jalanan antarkota di negara Saudi, yang umumnya didominasi oleh jalan raya lebar, jarak ini bisa ditempuh dalam tempo kurang dari 3 jam saja.
Hati-hati, jangan terbius untuk
ngebut. Ada kamera pengintai kecepatan yang siap menangkap pengemudi
yang nakal dan menjeratnya dengan denda ratusan riyal. Di sepanjang
perjalanan, gunung-gunung batu yang berdiri megah, peternakan unta di
beberapa sudut gurun, beserta hamparan padang pasir mahaluas, menghiasi
kiri kanan jalan.
Memasuki Kota Yanbu, dengan
menyusuri jalanan utama King Abdul Azis Road, suguhan pertama adalah
banyaknya kilang minyak. Diselingi bangunan berbahan seng berbentuk
kotak alias gudang atau warehouse.
Di Yanbu
inilah terdapat pengilangan minyak milik Saudi Aramco, perusahaan minyak
asal negeri Paman Sam. Sejak tahun 1970-an, sebagian wilayah Kota Yanbu
ini disulap menjadi kota industri oleh pemerintah Saudi.
Pemandangan
berupa kawasan industri bisa dinikmati sekitar 30-40 km. Setelah itu,
berganti dengan taman-taman beserta playground yang tertata rapi dengan
bunga warna-warni. Suasana yang berbeda dengan kontur umum di Saudi
sebagai negara tandus. Sepertinya, bagian kota yang ini memang ikut
‘disulap’ untuk kepentingan para warga Yanbu yang menghuni wilayah
perumahan di sekitar pabrik-pabrik tadi. Mereka rata-rata pekerja asing.
Mungkin agar mereka betah tinggal di kota kecil yang sunyi ini.
Kalau
berbelok di kiri-kanan jalan utama yang bertaburan taman tadi, kita
akan melihat jajaran compound. Baik yang masih dalam proses pembangunan
maupun yang berdiri kokoh, lengkap dengan pos penjaga beserta satpam
penjaganya.
Compound adalah semacam kompleks
perumahan yang biasanya dikelilingi tembok yang tinggi. Siapa pun yang
berada dalam compound terbebas dari aturan-aturan khas Saudi: kewajiban
berabaya untuk wanita dewasa, larangan menyetir bagi wanita, dan
sebagainya.
Compound merupakan permukiman yang
umum ditemukan di banyak kota di berbagai wilayah Saudi. Modelnya
macam-macam. Dari yang hanya berupa susunan rumah mungil yang tak
menyediakan lahan untuk kendaraan, hingga yang berukuran sangat luas,
lengkap dengan berbagai fasilitas olahraga dan supermarket.
Selain
barisan compound, ada juga rumah-rumah kecil atau gedung-gedung
apartemen kecil yang tertata apik di sepanjang jalan. Ada minimarket
yang tersebar di beberapa tempat. Komplet dengan pohon-pohon yang
ditanam rapi di pinggiran jalan. Bersih dan teduh.
Balik
lagi ke jalan utama, King Abdul Azis Road, dan terus mengikuti jalan ke
arah utara, perlahan-lahan saya memasuki bagian kota yang belum
tersentuh efek modernisasi. Bagian kota yang ini jalan-jalannya mulai
mengecil. Bangunan-bangunan apartemennya berukuran kecil dan banyak yang
sudah kusam.
Masih menyusuri King Abdul Azis ini, tak lama
kemudian saya melihat pesisir pantai Laut Merah. Di sekitar sinilah,
banyak ditemui tempat-tempat penginapan berupa hotel dan resor.
Pesisir
pantai Kota Yanbu tergolong bersih. Dari kejauhan warna airnya berkilau
kehijauan. Mendekatlah ke bibir pantai, lalu jejakkan kaki ke dalam
airnya hingga tenggelam, bayangan kaki kita tetap akan terlihat jelas.
Airnya bening sekali.
Pesisir pantai Yanbu cukup panjang. Saya
mencoba menyusuri pesisirnya searah dari satu ujung ke ujung yang lain
dengan menyetir santai. Tapi, karena sudah satu jam belum tampak
ujungnya, saya pun memutar balik.
Saya berhenti
di beberapa tempat untuk mengambil foto. Ada beberapa tempat di
pesisirnya yang sekilas mirip dengan suasana di Pantai Anyer dan
Pangandaran.
Sebagian wilayah pesisirnya ditutup untuk umum.
Disekat dengan pagar tinggi atau tembok semen. Ini menunjukkan bahwa
wilayah tersebut tergolong 'private beach'. Untuk melongok ke dalam,
perlu merogoh kantong. Tempat-tempat seperti ini juga dilengkapi dengan
resor. Mulai dari yang biasa-biasa saja hingga yang menawarkan fasilitas
bintang lima.
Pada umumnya, daerah pantai di
Saudi hanya ramai bila malam telah menjelang. Saat itu, barulah
orang-orang Arab berbondong-bondong duduk bersantai menggelar tikar di
sepanjang pesisir pantai. Tak lupa membawa termos minuman hangat dan
camilan. Tidak seperti di Indonesia, di sini jarang ditemukan pedagang
makanan kaki lima.
Padang Badar: Mengunjungi Makam Syuhada Badar
Di Badar, tujuan utamanya adalah menikmati bukit pasir halus di Padang Badar. Kota kecil ini berjarak sekitar 90 km dari Yanbu. Tak susah menemukan jalan menuju kota ini dari Yanbu. Ada banyak petunjuk bertebaran di sepanjang jalan. Tapi, tidak ada salahnya meminta bantuan melalui GPS.
Di Badar, tujuan utamanya adalah menikmati bukit pasir halus di Padang Badar. Kota kecil ini berjarak sekitar 90 km dari Yanbu. Tak susah menemukan jalan menuju kota ini dari Yanbu. Ada banyak petunjuk bertebaran di sepanjang jalan. Tapi, tidak ada salahnya meminta bantuan melalui GPS.
Tidak sampai sejam perjalanan,
saya sudah memarkir mobil di salah satu sisi bukit pasir yang terhampar
di sebagian besar wilayah kota ini. Pilihlah bukit pasir yang halus
tanpa kerikil. Saat itu, musim dingin sudah menjelang. Namun, suhu belum
terlalu rendah. Suhu gurun pagi itu mencapai 37 derajat Celsius. Konon,
di puncak musim dingin, suhu sore hari di gurun ini bisa berada di
bawah 10 derajat Celsius. Brrrr....
Kalau
membawa bayi, memang sebaiknya berkunjung di pagi hari. Sore hari memang
lebih sejuk, namun anginnya cukup kencang. Pasirnya beterbangan ke
mana-mana.
Anak sulung saya bebas berlarian di padang pasir
mahaluas itu. Sesekali ia mendaki. Pasirnya tidak terasa panas di kulit.
Tanpa angin, pasirnya hanya berhamburan bila terinjak kaki. Hawanya pun
tidak gerah. Anak kedua saya yang saat itu masih berusia 5 bulan tidak
rewel sama sekali.
Setelah mendaki bukit pasir
yang agak tinggi, akan terlihat hamparan gurun pasir yang sangat luas.
Terlihat juga jalan raya berliku yang membelah gurun. Datarannya sangat
empuk seolah akan mengisap kaki-kaki kita. Benar-benar tumpukan pasir
membentuk bukit. Bukan bukit batu beralas pasir. Lepaskan alas kaki bila
tidak ingin langkah memberat akibat butiran-butiran pasir yang menyusup
masuk.
Kota Badar juga merupakan salah satu
saksi penting dalam sejarah awal umat muslim di masa penyebaran Islam.
Badar inilah tempat peperangan besar pertama umat muslim sejak hijrah ke
Madinah. Pasukan muslim yang berjumlah jauh lebih sedikit berhasil
memukul mundur musuh.
Beberapa sahabat Nabi
gugur dalam pertempuran ini. Mereka dimakamkan di salah satu tempat di
Kota Badar. Liburan kala itu tidak menyempatkan saya mengunjungi makam
para syuhada Badar. Tapi, beberapa waktu lalu, saat ibu mertua
mengunjungi saya sekaligus beribadah umrah, saya bertandang lagi ke Kota
Badar ini dan kali ini sekalian ziarah ke makam tersebut.
Tempatnya
mudah dijangkau. Dan jangan khawatir, semua orang mengerti jika kita
bertanya. Bilang saja, makam Badar. Makam ini terletak di tengah Kota
Badar. Sangat mudah menemukannya. Ada di sisi salah satu jalan utama di
kota ini. Kotanya lebih kecil lagi daripada Yanbu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com