Senin, 01 April 2013

Sebuah Tahta (Artikel ini untuk mengucapkan selamat kepada umat Katolik Indonesia, atas terpilihnya Paus Fransiskus I.Sekaligus sebagai otokritik terhadap cara kita beragama)

http://ez-inflatables.com/files/I131_AE.jpgSulit menyembunyikan kerut wajah tua dibalik ketegasan hati dan rasa humornya.Dia memang sudah lanjut usia, 76 tahun. Tetapi 114 kawan-kawannya“nekad” memilihnya menjadi pemimpin mereka.Disitulah kemudian komentarnya muncul dan menimbulkan gelak-tawa para pemilih.“Semoga Tuhan mengampuni anda semua, karenatelah memilih aku”.

Ini terjadi bukan pada saat rapat pemilihan pemimpin main-main.Yang sedang menjadi tokoh adalah “raja” dari1,2 milyard umat Katolik seluruh dunia.Karena warisan sejarah,mereka diakui sebagai pemilik yang sah sebuah negara.Ia disebut “Negara Vatikan”.Orang sering menyebut “Vatican City State”, atau“Negara Kota Vatikan”.Pemimpin itu disebut paus (Indonesia, Belanda), atau pope (Inggris), atau papa (Itali) atau pape (Perancis), atau papst (Jerman). Masih banyak lagi sebutan yang diucapkan dalam bermacam bahasa.Tapi apa yangistimewa dari paus terpilih kali ini, selain daripertama dari Amerika Latin; pertama bernama Fransiskus; dan pertama dari kumpulan pastor Yesuit?
Dalam konteks Indonesia, pemilihan paus dan terpilihnya Jorge Mario Cardinal Bergoglio, mengandung 2 pelajaran utama yang layak untuk disimak.
Pertama, pemilihan paus barusan menjadi “barang aneh” bagi masyarakat Indonesia.Pemilihan itu bersih dari money politics, serangan fajar, dagang sapi atau jenis kongkalikong lainnya. Ia tidak bersinggungan dengan tahta, harta dan bangga-diri (power, money, and pride).Sesuatu yang langka terjadi pada pemilihan jabatan penting di negara kita saat ini.
Kardinal Bergoglio bukan tokoh yang diunggulkan.Dia masukmengenakan jubah merah-marun, sebagai kardinal dan keluar berganti jubah putih, sebagai paus.Dia bukan berasal dari negara yang kuat secara ekonomi.Dia tidak mempunyai relasi politik dan keluarga yang dapat diandalkan.
Pemilihan Kardinal Bergoglio semata-mata karena sidang- kardinal merasa bahwa dunia membutuhkan pemimpin seperti dia.Mempunyai perasaan dan tertarik (feeling and interest) terhadap 3 hal utama yang menjadi tantangan terberat dunia saat ini.Kemiskinan, lingkungan hidup dan perdamaian antar umat beragama.
Pemilihan yang menempatkan : “Kemuliaan Allah di atas segala-galanya”, atau “Ad Maiorem Dei Gloriam”, atau “For the Greater Glory of God”.Kemudian, diikuti kriteria berikutnya, “Option for the poor”, atau “Berpihak kepada sesama yang miskin dan lemah”.
Kriteria pemilihannya jelas, tepat dan benar.Diikuti oleh proses yang saksama.Dilakukan oleh mereka yang credible.Disaksikan oleh konstituen dengan penuh harapan akan masa depan yang lebih baik.Tak heran bila hasilnya disebut terbaik pada zamannya.
Nah, bagaimana dengan sang tokoh?Nampaknya,tipe itu sedang “in”di dunia, bahkan di Indonesia atau Jakarta.Tipe yang dekat dengan rakyat, informal, anti korupsi, pendukung keadilan sosial.Gaya hidupnya sederhana, egaliter, bersahabat, tetapi tegas dan kukuh dalam berpendapat.Yang mengagetkan, Paus Bergoglio, yang kemudian memilih “nama tua”, Fransiskus, ternyata suka blusukan.Mengunjungi umatnya di kampung-kampung kumuh, pasar-pasar becek atau menemui gelandangan yang tak punya hunian.
Gaya kesederhanaannya tidak hanya retorika atau politik pencitraan belaka.Ia diwujudkan dalam kehidupannya sehari-hari, ketika menjadi Uskup Agung Buenos Aires, sejak Juni 1992.Dia menolak tinggal di istana keuskupan yang megah dan memilih pindah ke rumah-susun sederhana.Mobil dinas keuskupan, Limusin, yang mentereng, dia jual.Uangnya dibagi-bagi untuk orang-orang papa.Kemana-mana memilih menumpang bus kota.Singkatnya, Paus Fransiskus I merupakah hasil istimewa , dari proses pemilihan yangideal.
Kalau sudah begitu, terus bagaimana?Adakah kemudian dunia akan berubah, begitu saja, menjadi lebih baik?Apakah kemiskinan akan tiba-tiba sirna dan ketidak-adilan hilang, begitu saja?Tentu saja tidak.Apa kemudian yang harus dilakukan?
Terpilihnya Kardinal Bergoglio menjadi Paus Fransiskus I baru membuahkan hasil, apabila diikuti transformasi dari seluruh umat Katolik seluruh dunia, untuk mengikuti jejak pemimpinnya.Betapa pun indah ajaran agama yang diturunkan ke bumi ini, yang diikuti dengan idealnya sikap dan perilaku pemimpinnya, tanpa imbas ke seluruh pengikutnya tidak akan membuat dunia menjadi lebih baik.
Umat Katolik boleh bersuka-cita.Silakan meledak dalam jerit dan sorak kegembiraan.Sujud syukur dengan takjub atas “hadiah” dari Atas untukkita.Tetapi, bila kemudian kembali ke cara hidup semula, maka semua akan menjadi sia-sia.Ia tidak bisa menyulap keadaan dunia berubah seketika.Hadiah Tuhan yang luarbiasa menjadi hampa, karena tidak dimanfaatkan dengan saksama.Dan itu menjadi ciri dan sifat manusia.
Nampaknya, keputusan Kardinal Bergoglio untuk menjual Limusin dan membagikan kepada orang papa diilhami cerita di dalam kitab suci tentang seorang muda yang kaya raya.Dia menghadap Sang Guru dan bertanya : “Tuan Guru, saya sudah memenuhi semua perintahMu.Berdoa, puasa, ke Sinagoga, tidak mencuri, tidak berdusta dan seterusnya.Apalagi yang perlu saya lakukan agar mendapatkan Hidup Kekal?”.
Sang Guru menjawab : “Pergilah, jual semua yang kamu punya.Bagikanlah uangnya kepada sesamamu yang miskin.Kamu akan mendapat gantinya, harta di surga.Sesudah itu, datanglah ke mari dan ikut Aku”.
Pemuda itu bersedih dan pergi meninggalkan Sang Guru.Dia tidak bisa melakukan perintahNya, karena hatinya masih melekat di hartanya yang sangat banyak.Dia orang yang kaya-raya.
Note : Artikel di atas untuk mengucapkan selamat kepada umat Katolik Indonesia, atas terpilihnya Paus Fransiskus I.Sekaligus sebagai otokritik terhadap cara kita beragama.
sumber: http://filsafat.kompasiana.com/2013/03/22/tahta-539175.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com