Kata-kata
bukanlah makna sebenarnya. Karena kata bukan wujud hakiki. Kata laut
yang kita ucap atau tuliskan hanyalah alat yang digunakan untuk menunjuk
laut yang sebenarnya. Itulah mengapa kebanyakan dari kita biasa
mengeluh ; “ hal tersebut sudah ada di pikiran, hanya saja tidak bisa
saya jelaskan dengan kata-kata. “ Tapi jangan jadikan hal ini sebagai
alasan untuk kita tidak menyatakan cinta pada seseorang yang kita
cintai. Tapi Jangan juga terlalu percaya dengan kata-kata belaka.
Biasanya cuma gombal, loh !
Pada hakikatnya, yang diperlukan
dalam berkomunikasi adalah makna dari suatu kata, bukan kata-kata itu
sendiri. Hanya saja, kata-kata adalah alat yang digunakan untuk
memahamkan kita guna mencapai makna yang ingin kita sampaikan. Retorika
atau seni menyusun dan menyampaikan kata-kata terkadang hanya terkesan
indah dan bertele-tele. Hingga tak jarang membuat kita tersesat untuk
memahami maknanya. Cara inilah yang umum digunakan para pria nakal,
politisi busuk hingga kaum munafik. Imam ‘Ali mengajarkan kita definisi
yang paling sederhana tentang kaum munafik ; “ ia adalah seseorang yang
indah pada mulutnya, tapi sangat busuk hatinya. “
Kata adalah kumpulan huruf-huruf
yang menunjuk makna tertentu dan disepakati oleh kelompok tertentu. Dari
definisi di atas jelaslah sudah bahwa kata berfungsi sebagai penunjuk
makna. Bukan makna itu sendiri. Namun, kehadiran kata menjadi begitu
penting untuk memperlancar komunikasi. Contohnya jika kita ingin
menjelaskan tentang laut sementara kita berada di gunung. Mana mungkin
laut tersebut kita pindahkan ke gunung atau ke akal lawan bicara kita
tersebut. Apalagi, ada pula makna-makna yang tidak dapat kita inderai.
Cinta, misalnya. Apakah dengan lelaki mengatakan “ aku cinta kamu “,
wanita mesti langsung percaya. Itulah mengapa sebagian lelaki terkesan
lebay saat berkata ; “ belah saja dadaku untuk membuktikan cintaku
padamu. Atau seperti kisah teman saya yang nyaris lompat dari lantai 2
hanya untuk menunjukkan keseriusan cintanya.
Kata yang kita ucapkan disebut
ucapan. Dan kata yang kita tuliskan disebut tulisan. Nilai lebih tulisan
ada pada kemampuan transformasinya yang luas dan bertahan lama. Dari
generasi terdahulu hingga ke generasi berikutnya. Dari belahan dunia
timur ke belahan dunia barat. Lalu bagaimana dengan bahasa tubuh ? Sama
seperti kata, bahasa tubuh tidaklah mutlak, sama dan universal antara
satu kelompok dan kelompok lainnya. Terlebih antara satu individu dengan
individu lainnya. Jadi, jangan keburuan geer dengan respon bahasa
tubuhnya. Bisa saja dia tersenyum karena tidak enakan saja atau karena
hal lain, kita mengira dia sudah tertarik. Hmmm… Ingat ! Kegeeran akan
terus menyelimuti hingga penolakan tegas menyadarkan kita.
Ada dua atau lebih kata tapi hanya
memiliki satu makna. Seperti kata kamu dan engkau. Ada pula dua atau
lebih makna tapi hanya memiliki satu kata. Contohnya kata apel. Apel
yang pertama menunjuk pada salah satu jenis buah. Sementara apel yang
kedua menunjuk pada acara formal yang biasa dilakukan instansi atau
sekolah-sekolah. Dan entah darimana datangnya, adapula yang menganggap
berkunjung ke rumah seseorang yang kita cintai disebut ngapel. Iya
kalau ngapel, padahal ngepel. Hahaha…
Lain lagi dengan kata yang hanya
memiliki satu makna dan juga satu kata. Tapi adakah kata yang tidak
menunjuk makna apapun ? Tidak ! sebagaimana kata adalah kesepakatan.
Bahkan bahasa alienpun memiliki makna. Hanya saja kita tidak memahami
maknanya. Tapi kalau Anda kelewar pintar, Anda mungkin memahaminya.
Biasanya, untuk mendongkrak status sosial atau paling tidak agar
terlihat keren, kita mengatakan sesuatu yang sebenarnya tidak kita
pahami betul apa makna dari kata tersebut. KEPO misalnya. KEPO bukanlah
kata dasar. KEPO adalah singkatan dari Knowing Every Particular Object.
Tidak paham artinya ? Hmmm… sama ! Cari di google translate, gih !
Sampai di sini, dapat kita temui
beberapa macam karakter. Ada yang sesuai antara apa yang dikatakan dan
kenyataan yang terjadi. Ada yang tidak sesuai antara apa yang dikatakan
dan kenyataan yang terjadi. Dan ada pula yang malu mengatakan apa yang
nyata terjadi. Apalagi kalau dia ternyata mencintai tapi malu
mengatakannya. Huh ! Untuk kalimat berikut, karakter manakah ia ; “ Aku
dapat meyakinkan semua orang bahwa aku tidak mencintaimu, kecuali diriku
sendiri. “ Jadi, katakanlah cintamu yang sebenar-benarnya kau rasakan.
Karena sesakit-sakitnya cinta yang ditolak, lebih sakit lagi cinta dalam
hati.
Namun, jangan hanya manis di bibir
saja, kawan ! Seperti kata Anton Chekov ; Jangan hanya katakan, tapi
tunjukkan. Semoga beliau juga sudah menunjukkannya. Kalau menurut teman
saya (agar dia cukup terkenal, sebaiknya saya mengatakan namanya ; dias)
; “Kebaikan bukan sekadar untuk dikatakan, tapi dilakukan “. Kalau kita
yakin mencintainya adalah sebuah kebaikan, mengapa tidak mengatakan
padanya ? Mengutip Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 63, Tuhan berfirman ;
“Dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.”
Apalagi yang kamu tunggu ? Katakanlah cintamu yang sesungguhnya. Dan
jawabannya hanya ada 3 kemungkinan. (1) Ditolak, tapi kata bisa saja
bukan makna yang sebenarnya. Mungkin dia hendak menguji keseriusan cinta
kita. (2) Diam, sementara dalam Hukum Perdata, diam adalah bentuk
kesepakatan yang pasif. (3) Diterima, Alhamdulillah dong ! Semoga Anda
cukup “gila” untuk menyepakati apa yang saya katakan. Hehehe…
Semoga bermanfaat !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com