“segala sesuatu bermula dari pandangan mata,laksana api yang
bermula dari setitik bara.”
Hari ini merupakan hari pertama aku masuk sekolah,Hari yang sebenarnya sudah aku tunggu sejak beberapa hari yang lalu.Kini,aku tinggal di asrama putri,tepatnya di gedung Khadijah.Atas kemauan dan dorongan orang tua aku masuk sebuah pesantren.Dunia baruku ini sebenarnya bukanlah sesuatu yang teramat asing bagiku.Walaupun sebelumnya aku sekolah di SMP negeri,tapi aku cukup sering ikut pengajian dan baca-baca majalah islami.
Dan hari ini adalah hari yang menyenangkan,KBM belum berjalan,Tiga hari kedepan aku akan mengikuti masa ta’aruf(perkenalan) untuk santri baru.Tadi aku sempat bertemu dengan teman-teman ikhwan(laki-laki)sekelasku.Sejak beberapa hari ini aku tak menemui kaum itu.Selain karena letak asrama putri cukup jauh,juga karena selama ini aku lebih sering diam di ruangan.
***
Entah kenapa,Pandangan tadi sempat tertuju pada sesosok Big Tall dengan lihyah(jenggot) menghiasi wajah teduhnya.Sosok asing yang baru pertama kali kutemui itu benar-benar menarik perhatianku.ah….
Bagai roda yang tak pernah berhenti berputar,detik menjadi menit,menit menjadi jam,dan jam menjelma menjadi hari.Seiring waktu yang terus berlalu,tanpa ku sadari telah ada rasa baru menghuni sanubariku.Rasa yang entah sejak kapan datang,tapi hatiku bilang peristiwa pada tanggal 6 juli 2002 silam yang menjadi starting pointnya.
Sejak semula memang salahku,aku terus membiarkan rasa itu menghuni,tumbuh,dan malah memupuknya dengan harapan-harapan semu sehingga rasa itu kian mendarah daging dan aku…ya,kini aku tak kuasa menghancurkannya.Aku kian tersiksa dengan perasaanku sendiri.
Memang faktor pendorong untuk semakin mengakarnya rasa itu dalam kalbuku lengkap adanya.Frekuensi pertemuan kami yang tinggi salah satunya,Ya bagaiman rasa ini tidak makin tumbuh,jika dalam satu hari saja frekuensi pertemuan kami lebih dari aturan makan.Les subuh bertemu,sekolah bertemu,sekolah sore,les malam,belum lagi kalau ada muhadharah(semacam acara latihan ketrampilan pidato dan lainnya)
Mungkin ini kelemahanku,sebagai manusia aku butuh teman untuk berbagi rasa.Tanpa bahasa verbal,teman-temanku sudah bisa menebak perasaanku.Sulit sekali menyembunyikan perasaan itu.Parahnya teman-temanku bukannya mengobati hatiku malah mendukung.Tapi aku tetap menyalahkan diriku.Syetan laknatullah begitu pandai menyulam kemaksiatan menjadi sesuatu yang indah dalam pandangan manusia.Sesalku bukannya terus memperkuat benteng diri,tetapi malahan terbuai bujuk rayu syetan.
***
Rasa itu semakin tumbuh dan berkembang dalam diri ini.Secara non verbal ikhwan itu memberi lampu hijau kepadaku.Ataukah hanya perasaanku saja?.Ah…Entahlah.Aku benar-benar bingung.Pikiranku buntu.Stagnasi…Aku bennar-benar mengagumi kepribadiannya.
Entah kenapa sejak saat itu ada motivasi dalam diriku untuk lebih bersemangat dalam belajar.Aku mulai senang membaca dan bangkit dari kerendahdirian yang memang sudah kumiliki sejak kecil.Diriku berubah(dengan kehendak ALLOH).Bahkan prestasi belajarku terus meningkat.Sebuah perubahan yang kini sering ku sesali,mengapa aku berubah karena manusia.Aku sudah salah arah.Namun tak bisa ku pungkiri,ada beribu rasa syukur kepadaNya yang telah menjadikan jalan hidupku seperti ini.Karena kurasa hidupku lebih baik sejak saat itu.
***
Sampai setahun lamanya,ikhwan itu tidak pernah tahu perasaanku.Pikirku memalukan sekali jika seorang akhwat mengungkapkan perasaannya kepada seorang ikhwan yang di sukainya.Walaupun setahuku dalam Islam hal itu tidak tercela..Bukankah Khadijah menawarkan dirinya kepada Rosululloh…?Tapi hatiku bilang Khadijah melakukan itu dalam rangka menawarkan diri menjadi seorang istri,Bukan karena perasaan suka seperti yang ku alami.Akhirnya,aku memutuskan untuk menyimpan perasaan ini…sendiri..
Sampai pada puncaknya aku melakukan hal yang semua ku anggap memalukan itu.Tepat di hari aku pulang ke asrama setelah liburan.Sampai kabar kepadaku bahwa ikhwan itu akan pindah.Suasana hatiku berdesakan.Tiba-tiba saja aku merasa takut tak akan bertemu lagi dengannya.Pikiranku kalut..Aku sendiri bingung..Kenapa aku menjadi begini…???
Bisik hatiku terus berkata-kata.Yang satu berkata aku harus sabar dan tetap memendam rasa itu sendiri,sementara bisik hatiku yang lain bilang,aku harus mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya.
“Ingat kamu tidak akan lagi bertemu dengannya.Kalau kamu tak mengungkapkan perasaan hatimu..kamu akan menyesal…..Menyesal”
***
Aku benar-benar tersiksa,dilematis.Dan setan lagi-lagi menertawakanku,karena aku tetap mengikuti bisikannya.Asataghfirullahhal ‘Adhim.Ada rasa lega,Tapi rasa dosa telah banyak mendominasi.Sebelum kepergiannya ikhwan itu sempat menitipkan sebuah buku untukku melalui temannya.Ada Satu pesannya untukku:…”Jangan menumbuhkan rasa cinta itu untuk seorang sepertinya dan dia mendoakan agar aku Mendapatkan ikhwan yang lebih baik darinya..”
============
Semoga berkenan membacanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com