Geger. Benar-benar sebuah berita yang mengejutkan bagi kami warga kompleks Chandra Baru. Sebuah berita yang betul-betul tak pernah terlintas di pikiran sekali pun.
Semua orang keluar rumah. Semua orang berkerumun di sekitar rumah Pak Ripto. Rumah Pak Ripto kebetulan paling besar di kompleks tempat tinggal kami. Tidak tanggung-tanggung. Tiga rumah digabung menjadi rumah besar milik Pak Ripto.
Orang-orang di kompleksku memang tak ada yang mengenal Pak Ripto. Yang kenal namanya hanya saya sebagai ketua RT dan sekretaris RT. Itu pun kenal dari foto kopi KTP dan KK yang dikumpulkan.
Orang lebih senang memanggilnya Pak Jenderal. Pak Ripto memang pensiunan tentara. Pensiunan dengan jabatan atau pangkat apa, tak ada yang tahu. Yang jelas pangkatnya tinggi. Tahu pangkatnya tinggi? Ya, rumahnya saja bagus, gede, bertingkat pula. Tak mungkin kalau pangkatnya rendah bisa mbangun rumah semegah itu.
“Ada apa?” semua orang bertanya kepada yang lain.
Sementara yang lain pun berusaha menjawab. Walaupun dia tak tahu persis dengan kebenaran dari jawaban yang diberikan. Karena dia juga baru saja bertanya dan jawabannya mirip-mirip seperti itu. Kabar pun menjadi kalang kabut.
“Pak Jenderal kemalingan,” kata seseorang.
“Bukan maling, perampok,” bantah yang lainnya.
“Kata si Urip pembunuhan. Yang benar yang mana?” bantah yang lainnya lagi.
Semua orang akhirnya berkhayal dan membentuk ceritanya sendiri-sendiri. Menambah, mengurangi, dan membikin cerita. Pokoknya tambah seru saja.
Tak ada yang diperbolehkan mendekati rumah Pak Jenderal. Ada garis kuning sebagai penannda. Hanya polisi yang bolak balik keluar masuk rumah Pak Jenderal.
“Pak Jenderal ternyata teroris,” kata seseorang dalam kerumunan.
“Ah, tidak mungkin,” bantah orang di sebelahnya.
“Mana ada jenderal teroris,” tambah laki-laki agak botak.
“Di DPR saja ada terorisnya,” orang yang pertama bicara tak mau kalah.
“Ah, ngaco kamu!”
Kerumunan itu pun mulai berbantah sendiri. Hampir-hampir saja ada yang mau baku pukul. Untung saja cepat dilerai.
“Pak polisi, ada apa sih?” tanya seorang perempuan memberanikan diri bertanya pada polisi yang lewat di dekatnya.
Pak polisi itu hanya tersenyum.
“Jawab dong, Pak!” rayu si perempuan itu genit.
Rupa-rupanya Pak Polisi tak tahan dengan kegenitan perempuan itu. Dengan senyum yang dimanis-maniskan sambil tetap menjaga wibawa sebagai abdi negara, Pak polisi pun menjawab.
“Pak Jenderal dibunuh,” jawab Pak Polisi.
“Siapa yang membunuhnya, Pak? ” tanya perempuan itu masih dengan bibir dan badan yang digoyang-goyang seperti sedang dilanda orgasme.
Kalau sudah begini, laki-laki mana yang tahan untuk tidak tetap meladeninya?
“Anjingnya sendiri,” jawabnya.
Hah! Hampir semua yang mendengar jawaban itu melongo. Ada yang sedikit melongo, ada yang setengah melongo, bahkan ada yang lebar sekali alias nganga.
Semua orang jelas tak percaya. Pak Jenderal memang sekarang tinggal berdua dengan anjing kesayangannya. Setiap pagi ia selalu mengajak anjing kesayangannya itu berjalan. Makanan untuk anjing kesayangannya itu juga mahal-mahal. Pokoknya, tak ada yang lebih berarti di dunia ini melebihi anjing kesayangannya itu.
Tapi ternyata sekarang Pak Jenderal justru mati karena anjingnya. Kasihan sekali Pak Jenderal. Dikhianati justru oleh orang terdekatnya. Orang kepercayaannya. Walaupun itu hanya seekor anjing.
Sejak saat itu, orang yang memelihara anjing di rumahnya mulai waspada. Sekaraang ini ada pengkhianatan di mana. Pagi baik, siang membunuh. Sore akrab, malam biadab. Malam setia, siang mafia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com