Minggu, 15 Juli 2012

3 Pertanyaan Terakhir dari Alam Kubur

Kalau engkau ditanya, “Sebutkanlah 3 landasan utama yang wajib diketahui manusia ?”, maka jawablah, “Mengenal Allah Ta’ala, mengenal Dinul Islam, dan mengenal Rasul-Nya”

Berikut sebuah hadits shahih yang cukup panjang tentang perjalanan ruh manusia setelah meninggal yang berkaitan dengan 3 landasan utama dan pada kesempatan kali ini hanya dibahas perjalanan ruh orang mukmin.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjT994kgcjAEFZmxeZMZMzUwU1nbC8J1Yqf9pLd1BsKai6d5Qvl1SdOQ3lvaPgckLo2gUs_kXRf8G3-DIqqHmqPUo6u-YTVfJEgtOajTzera0f9fLa-cPydDJtPBBvxrsTlvkYv6snSEu4/s1600/kubur.jpgDari Sahabat Bara’ bin Azib radhiyallaHu ‘anHu, ia berkata,

Pada suatu saat aku pergi bersama Rasulullah mengantarkan jenazah seorang sahabat dari kalangan Anshar. Ketika jenazah tiba di kuburan, ternyata kuburannya belum dibuatkan liang lahat.

Kemudian Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam menghadap kiblat dan kami pun duduk di sampingnya, seakan – akan di atas kami ada seekor burung dan di tangan beliau tergenggam tongkat yang menancap ke tanah.

Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam mengarahkannya pandangannya ke langit dan menundukannya lagi ke tanah. Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam melakukannya sampai 3 kali seraya bersabda,

“Ista’idzuu billaHi min ‘adzaabil qabri” yang artinya “Mohonlah perlindungan kepada Allah dari adzab kubur”

Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam menyerukannya dua atau tiga kali. Kemudian Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam berdoa,

“AllaHumma innii a’uudzubikka min ‘adzaabil qabri” yang artinya “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur”

Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya seorang hamba mukmin jika terputus dari kehidupan dunia lalu menuju kehidupan akhirat, niscaya akan turun kepadanya para malaikat dari langit dengan wajah yang putih bersinar, sehingga seakan–akan wajah mereka ialah matahari, dimana mereka membawa kain kafan dan kamper dari surga dan mereka duduk sejauh mana memandang, tidak lama kemudian datang malaikat maut dan duduk di samping kepalanya seraya berkata,

‘Keluarlah kamu menuju ampunan Allah dan keridhaan-Nya’,

Kemudian ruh itu keluar menetes bagaikan tetesan air yang keluar dari mulut cerek dan malaikat maut mengambilnya, maka setiap malaikat yang ada di antara langit dan bumi dan juga setiap malaikat yang ada di langit mendoakannya dan tidak satupun malaikat penjaga pintu langit kecuali mereka berdoa kepada Allah supaya menaikan ruhnya dari arah mereka.

Ketika malaikat maut mengambilnya, maka ruh itu tidak dibiarkan berada dalam gengaman tangannya sekejap mata pun melainkan mereka segera mengambilnya dan meletakkannya di atas kain kafan yang mereka bawa (dari surga) yang telah ditaburi kamper, sebagaimana difirmankan oleh Allah,

‘Ia diwafatkan oleh malaikat–malaikat Kami, dan malaikat–malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya’ (QS Al An’am 61).

Kemudian menyebar dari dalam kain kafan tersebut bau harum bagaikan bau harum minyak kasturi yang pernah kamu temukan di bumi.

Selanjutnya para malaikat membawanya naik (ke langit) dan tidaklah ruh itu dibawa melewati seorang malaikat pun kecuali malaikat tersebut akan bertanya, ‘Ruh siapakah yang menyebarkan bau harum ini ?’, para malaikat yang membawanya menjawab, ‘(Ruh) fulan bin fulan’, seraya mereka menyebutkan sejumlah nama panggilan yang baik yang biasa dipanggilkan kepadanya sewaktu di dunia hingga mereka tiba di pintu langit dunia

Mereka meminta dibukakan pintu kepada penjaganya lalu penjaganya membukakannya untuk mereka, sementara seluruh malaikat penghuni setiap langit turut mengantarkannya hingga tiba di pintu langit berikutnya dan mereka berhenti di langit ke tujuh

Kemudian Allah Ta’ala berfirman, ‘Catatlah buku catatan amal hambaku ini di ‘Illiyin’,

Tahukan kamu apakah ‘Iliyyin itu ? (yaitu) kitab yang bertulis, yang disaksikan oleh malaikat–malaikat yang didekatkan kepada Allah (QS Al Muthaffifin 19-21).

Maka Allah berfirman, ‘Kembalikan ruh ini ke bumi, karena Aku telah berjanji kepada mereka, bahwa darinya aku menciptakan mereka, padanya Aku mengembalikan mereka dan darinya (pula) Aku mengeluarkan mereka pada kesempatan lain’.

Kemudian ruh itu dikembalikan lagi ke bumi dan ruh itu di kembalikan ke dalam jasadnya.

Ia (jenazah itu) mendengar bunyi sandal–sandal sahabat–sahabatnya ketika mereka kembali dari (kuburannya).

Selanjutnya akan datang kepadanya dua malaikat yang keras bentakannya, seraya membentaknya serta mendudukannya. Kemudian keduanya bertanya kepadanya, ‘Siapa Rabbmu ?’, ia menjawab, ‘Rabbku adalah Allah’. Keduanya bertanya, ‘Apa agamamu ?’, ia menjawab, ‘Agamaku Islam’. Keduanya bertanya, ‘Bagaimana mengenai seorang laki – laki yang telah diutus ke tengah–tengah kamu ?’, ia menjawab, ‘Ia adalah Rasulullah’.

Keduanya bertanya, ‘Apa yang telah kamu lakukan ?’, ia menjawab, ‘Aku membaca kitab Allah (Al Qur’an), kemudian aku mengimani serta membenarkannya’.

Kemudian salah satunya membentaknya, seraya bertanya, ‘Siapakah Rabbmu ?, Apa Agamamu ?, Siapa Nabimu ?’. Hal tersebut merupakan fitnah terakhir yang dihadapi seorang mukmin, seperti yang diisyaratkan Allah dalam firman-Nya,

‘Allah meneguhkan (iman) orang–orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan dunia dan di akhirat’ (QS Ibrahim 27).

Ia menjawab, ‘Rabbku Allah, agamaku Islam dan Nabiku Muhammad’.

Kemudian terdengar suara penyeru yang berseru dari langit, ‘Sungguh benar hamba-Ku, maka hamparkanlah untuknya permadani dari surga, pakaikanlah kepadanya pakaian dari surga serta bukakanlah untuknya pintu menuju surga’.

Kemudian ia mencium bau harum dan wewangian surga serta dilapangkan baginya kuburan sejauh mata memandang.

Setelah itu datang kepadanya lelaki yang berwajah tampan, berpakaian bagus serta menebarkan bau harum, seraya berkata,

‘Aku akan mengabarkan suatu kabar yang menggembirakanmu. Aku akan mengabarkan keridhaan dari Allah serta surga–surga yang di dalamnya penuh dengan kenikmatan yang kekal. Ini adalah harimu yang dahulu engkau dijanjikan’

Ia (jenazah) itu berkata, ‘Juga bagimu, semoga Allah mengabarimu dengan kabar yang baik, siapakah anda ini sesungguhnya ? dimana wajahmu mencerminkan wajah orang yang selalu mengerjakan kebaikan’

Laki–laki itu menjawab, ‘Aku adalah amal shalihmu. Demi Allah, tidaklah aku mengetahuimu selain kamu adalah orang yang bersegera dalam mengerjakan ketaatan kepada Allah serta menahan diri dalam kemaksiatan kepada Allah, sehingga Allah membalasmu dengan kebaikan’.

Setelah itu dibukakan kepadanya pintu surga dan pintu neraka, seraya dikatakan, ‘Ini tempatmu kelak, jika kamu berbuat maksiat kepada Allah’, kemudian Allah menggantinya dengan tempat ini dan ia melihat tempatnya kelak di surga seraya berkata,

‘Wahai Tuhanku, segerakan kiamat supaya aku dapat berkumpul kembali dengan keluargaku dan hartaku’. Kemudian dikatakan kepadanya, ‘Diamlah dengan tenang’”

(HR. al Bukhari no. 1369, Muslim no. 2871, Ahmad 4/278 dan 295, Abu Dawud no. 3210, An Nasa’i 1/282, Ibnu Majah no. 1548-1549, Al Hakim 1/37-40 dan Ath Thayalisi no. 753. Imam Ibnul Qayyim menshahihkan hadits tersebut di atas dalam Kitab I’lam Al Muwaqqi’in 1/214 dan pada Kitab Tahdzib As Sunan 4/337, Al Hafizh Ibnu Katsir menuturkannya dalam Kitab Tafsir-nya 2/131, Al Hafizh Ibnu Hajar menuturkan dalam Kitab Fathul Bari 3/234-240 dan Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani menuturkannya dalam Kitab Ahkam Al Janaiz hal. 198-202)

Berikut doa yang diajarkan oleh Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam agar terhindar dari fitnah dunia dan akhirat. Adapun doa ini sunnahnya dibaca di dalam shalat setelah membaca shalawat kepada Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam dan sebelum salam,

“AllaHumma innii a’uudzubika min ‘adzaabi jaHannam wa min ‘adzaabil qabri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat wa min syarri fitnatil masiihid dajjaal”

yang artinya,

“Ya Allah, aku berlindung dari adzab neraka jahanam dan dari adzab kubur dan dari cobaan kehidupan dan kematian dan dari kejahatan al masih dajjal” (HR. Muslim)

Maraji’ :

Perjalanan Ruh setelah Mati, Syaikh Khalid bin Abdurrahman asy Syayi’, Pustaka al Sofwa, Cetakan Kedua, Dzulhijjah 1425 H/Januari 2005 M.

Ushul Tsalatsah, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, Media Hidayah, Cetakan Pertama, Rabi’uts Tsani 1425 H/Juni 2004 M.

Semoga Bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com