Selasa, 26 April 2011

Teguran di Tanah Suci adalah Perhatian Allah

Imam maruf
Jabal Rahmah, saksi kasih Allah tiada bertepi/kemenag.go.id

KABARHAJI—Tak sedikit orang yang takut berangkat haji atau umrah ke tanah suci. Tak sedikit alasan yang disampaikan, salah satunya ketidaksiapan mental.

Yah, memang banyak kisah dan cerita yang sering meluncur, ketika sepulang dari ibadah haji atau umrah. Tak sedikit yang mengisahkan kegetiran, kesombongan yang langsung dibalas kontan, tanpa menunda. Namun, yakinlah bahwa semua kisah dan cerita yang disampaikan bukan bermaksud menakut-nakuti. Justru ini adalah bagian dari perhatian dan kasih sayang Allah SWT.

Umat yang ditegur dan disapa, baik dengan peringatan atau nikmat, adalah umat yang masih disayang dan diperhatikan. Dari pada dicuekin, sudah banyak salah, tetapi tidak ditegur, justru akhirnya langsung dibalas di akhirat tanpa menyadari kesalahan dan bertaubat, tentu akan lebih dikhawatirkan dan inilah yang pantas lebih ditakuti.

Kisah dibawah ini juga menjadi bagian dari berbagi dan semoga bisa menginspirasi seperti yang kami lansir dari laman laurakhalida.multiply.com. Jangan takut ditegur Allah.

Terlahir dari keluarga yang berada sejak kecil, hingga sekarang memiliki jabatan yang okepunya, sempat membuat Mbak Lilik (nama samaran teman rombongan Umroh saya) sombong.

Kesombongannya bukanlah terletak pada kata-kata yang tinggi atau pamer. Namun seperti diakuinya, ia mudah merasa jijikatau jiji’an.

“Godaan di Masjidil Haram... wudhuku batal melulu,” katanya. Karenanya ia harus berlari ke luar, memasuki toilet di pelataran Masjidil Haram untuk berwudhu, bergabung dengan para kaum dhuafa. Padahal semasa di Jakarta, ia paling anti ke toilet umum, karena enggak mau bergabung dengan para dhuafa itu.

Suatu saat Bu Muthalib, pemimpin rombongan kami batal wudhu dan minta ditemani Mbak Lilik untuk berwudhu. Saat Mbak Lilik hendak mengajaknya ke toilet, Bu Muthalib lantas bilang, “Loh Jeng... kenapa harus keluar, di sini aja,di pancuran zam zam kan bisa untuk wudhu...”

Membuat Mbak Lilik menyesali diri kenapa selama ini ia nggak tahu pancuran zam zam itu bisa untuk berwudhu, “Berarti Allah menyuruhku menyaksikan dan bergabung dengan dhuafa itu di toilet,” katanya menyadari kesombongannya selama ini.

Kemudian saat ia terengah-engah berusaha menggapai Hajar Aswad, ia dimaki-maki seorang wanita Arab dan disikut dengan keras sekali di bagian ulu hatinya. Sampai membuatnya terlempar agak jauh dan membuat mukanya pucat menahan sakit.

“Mungkin beginilah rasanya orang yang pernah aku maki-maki. Di kantor aku emang sadis sama anak buah. Mungkin aku terlalu banyak bikin hati orang sakit,” kembali ia instropeksi.

Suatu saat, ketika ia menunaikan tahajjud di Masjidil Haram, dalam sujudnya ia tak bisa bangkit karena kepalanya terduduki oleh (maaf) pantat wanita Arab besar yang juga sedang duduk di antara dua sujud!

“Aku merasa direndahkan serendah-rendahnya. Aku menangis... ya Allah... apakah selama ini saya memang sangat sombong sehingga harus mengalami ini?” ratapnya dalam hati.

Sampai kamar hotel ia masih menangis, oleh Mbak Wiwik (kakaknya) lantas ia disarankan untuk melakukan shalat taubat.

“Kamu tau kan, kalo orang desa cuci baju dengan papan gilesan yang bergelombang itu?” tanyanya memandang saya, “Aku serasa baju yang dikucek-kucek di atas papan itu....” paparnya menerawang.

Mbak Lilik merasa di sini ia benar-benar dicuci dan dibersihkan oleh Allah. Karena sebenarnya Allah sayang padanya, karenanya Ia menegur dan memberikan ‘tamparan’ yang cukup keras.

Belum lagi sariawan dari tenggorokan hingga telinga yang dirasakannya, hingga membuat salah satu telinganya nggak bisa mendengar. Mana obatnya ketinggalan di Jakarta. Penyakit yang lagi-lagi nggak bisa membuatnya bergabung dengan kami untuk menunaikan shalat malam di Masjidil Haram.

“Kamu shalat taubat deh,” saran kakaknya lagi.

“Tapi... aku harus menemukan kesalahanku, nggak bisa sembarang taubat kan...” katanya.

“Ya kamu kan suka ngatain orang jelek, hitam, dan sebagainya. Itu aja minta ampun!”

Mbak Lilik menurut, ia shalat taubat dan memohon ampun pada Allah. Ajaibmemang, nggak menunggu lama, besok paginya, penyakitnya sembuh total! Allahu Akbar!!!

Saya lantas mencandainya, “Ntar di Jakarta kalo kebelet pipis... udah bisa dong di toilet umum?”

“Insya Allah....” jawabnya lembut.

“Udah mau dong diajak naik busway...” canda saya lagi.

“Insya Allah...” jawabnya lagi. Nahan diri neh! He he...

Ada juga yang mengatakan tidak siap karena masih terus bergelimang kesalahan, takut akan dibalas dan diberi teguran Allah SWT di sana.

Itu hanya beberapa kejadian, sebenarnya ada beberapa kejadian lagi yang dialami Mbak Lilik sebagai bentuk teguran Allah padanya. Meskipun begitu, Mbak Lilik punya kelebihan suka membantu orang, namun di Makkah ia mengalami suatu peristiwa, bahwa nggak semua orang butuh dibantu!

Mendengar pengalamannya, saya sedikit iri, jujur saja... apa yang saya alami di Makkah nggak separah Mbak Lilik, sejenak hati sombong saya berkata, “Apa mungkin gue orang baik ya, hingga yang gue alami di sini fine-fine aja,” namun sedetik kemudian rasa cemas melanda, “Tapi kalau ditegur kan tandanya Allah sayang... ya Allah Kau tetap sayang padaku, kan?” Tapi... kenapa saya merasa nggak ditegurNya?

Kemudian Mbak Lilik berkata, “Cara Allah kan beda-beda. Sama aku dia menegur dengan keras. Sama kamu... ya pertemuan kita ini. Sekarang kamu bisa duduk di depanku, ini Allah yang ngatur!” katanya.

Yah, inilah sekilas kisah dan cerita yang dibagi kepada pembaca. Bahwa semua yang kita jalani dalam hidup ini harus dijalani dengan optimis. Semuanya adalah hal terbaik yang dianugerahkan kepada kita, baik itu teguran maupun nikmat yang berlimpah.

Semua adalah ujian yang baik dan yang buruk, agar kita terus mengingat Allah dan menggapai ridha-Nya.(KH)

Editor : Imam maruf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com