Sabtu, 16 April 2011

Suatu Kasus Pembunuhan


orangPada masa pemerintahan khalifah Ali bin Abi Thalib terjadi suatu peristiwa pembunuhan. Di sepetak tanah tak bertuan, sesosok mayat ditemukan tergeletak berlumuran darah di samping seorang lelaki yang sedang berdiri sambil menggenggam sebilah pisau penuh darah. Lelaki yang sedang menggenggam pisau penuh darah itu sehari-hari menjadi tukang jagal di pasar.

Bukti-bukti menunjukkan bahwa dialah pelakunya. Karena itu, tentu saja dia segera ditangkap, diseret, dan diajukan ke hadapan Khalifah Ali.

“Apa pendapatmu tentang lelaki yang terbunuh itu?” tanya khalifah Ali kepada tersangka. “Saya telah membunuhnya,” jawabnya dengan tenang.

Berdasarkan fakta yang ada dan pengakuan tersangka, Imam Ali menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Ketika para petugas sedang menyeret tersangka menuju tempat eksekusi, tiba-tiba seorang lelaki lari tergopoh-gopoh mengejar mereka seraya berteriak, “Hentikan! Hadapkan kembali penjagal sapi itu kepada Khalifah Ali! Akulah pembunuhnya”.

Para petugas menghadapakan kedua orang itu kepada Khalifah. “Penjagal itu bukan pembunuh. Akulah pembunuhnya”, katanya mengaku. Imam menoleh ke arah penjagal. “Lalu mengapa engkau mengaku sebagai pembunuhnya?” tanya Khalifah kepada penjagal itu keheranan.

“Saya terpaksa mengaku sebagai pelaku pembunuhan itu, karena petugas menemukan saya sedang menggenggam pisau yang penuh darah di samping mayat yang tergeletak itu. Bukti-bukti keterlibatan saya sangat kuat dan sulit dibantah. Padahal, kenyataannya tidaklah demikian. Setelah menyembelih seekor domba, tiba-tiba keinginan saya untuk buang air kecil tidak tertahan lagi. Saya segera ke tempat tak bertuan itu sambil menggenggam pisau penuh bercak darah. Saya sangat terperanjat ketika melihat jasad lelaki tak dikenal terkapar di samping saya. Pada saat itulah para petugas melihat dan segera meringkus saya”, jawabnya polos.

“Ajukan kedua orang ini ke hadapan putraku, Hasan, untuk diadili!” perintah Imam Ali sesaat kemudian.

Setelah mendengar keterangan para petugas, Hasan berkata, “Sampaikan kepada Amirul Mukminin, meskipun lelaki kedua pembunuhnya, ia telah menyelamatka jiwa penjagal itu. Allah berfirman, “Barangsiapa menghidupkan (menyelamatkan hidup) sebuah jiwa, maka seakan-akan telah menghidupkan (menyelamatkan hidup) semua orang”.

Setelah menerima pesan dari putranya, Ali membebaskan kedua orang tersebut. Dan sebagai diyat (ganti rugi), Imam memberikan harta dari Baitul Mal kepada keluarga korban.**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com