Posted by bramrider
Dalam postingan yang lalu mengenai Dian Sastro ternyata mendapat respon yang begitu banyak dari rekan2, bahkan comment yang diberikan banyak bermanfaat bagi pembaca, ada yang mengajak melakukan perhitungan lagi, ada yang melakukan perbandingan dan koreksi tarif, ada yang mengatakan masalah edukasi dan etika, ada yang berpendapat bahwa sudah saatnya beraliran keras / black campaign, ada yang mensupport si A dan si B, dan macam2 comment. Dari banyak hal diatas membuat saya berpikir kembali, apakah makna persaingan tersebut? Keuntungan apa yang didapat dari kerasnya persaingan tersebut? Adakah keuntungan buat pelanggannya?
Saya pernah mengikuti training yang diadakan oleh Bpk Wing Wahyu Winarno dosen STIE YKPN Yogyakarta mengenai Tehnologi Seluler dan Internet dimana beliau membahas mengenai ROAMING. Dari kata Roaming tersebut berlanjut sampai ke masalah persaingan operator seluler, dari itu maka terbesit dalam pikiran saya mengenai kondisi sekarang yang terjadi di dunia operator seluler.
Menurut Pak Wing, terjadi kesalahpahaman mengenai penggunaan kata ROAMING, kata tersebut digunakan oleh para operator seluler dengan arti kejadian dimana pengguna ponsel mengunakan ponselnya diluar dari daerah yang mengeluarkan nomor ponselnya. Misal, nomor yogyakarta digunakan di Jakarta atau kota2 lain diluar yogyakarta. Namun sebenarnya ROAMING itu adalah saat kartu operator tertentu mengunakan jaringan / network operator lain. Misal, nomor indosat mengunakan jaringan Telkomsel. Sehingga roaming dikenai biaya tertentu karena menggunakan network operator lain. Saya setuju dengan pendapat ini, karena istilah ROAMING INTERNASIONAL juga artinya kartu dari operator tertentu mengunakan network operator lain di luar negeri, jadi bukan menggunakan network operator dari kartu itu juga tapi posisi di luar negeri. Sehingga sangat aneh jika kartu dibawa ke luar daerah (dalam negeri) dikenai biaya roaming, krn masih mengunakan jaringan sendiri juga. Namun ternyata di Indonesia, untuk masing2 operator tidak dapat melakukan roaming yaitu kartu operator tertentu menggunakan jaringan operator lain. Masalahnya dimana?
- Gentho : Ooo…. roaming ki iso berarti Salah Kamar yo dab? dadi nek aku turu ro bojoku nang kamar mertuoku yo…
- Dab Rider : yo ora, misalle nek koe turu ro mertuomu nang kamar mertuomu….
- Gentho : Ooo. ngono..lha nek turu ro mertuoku nang kamar bojoku…
- Dab Rider : yo podo wae ah..
- Gentho : lha ning ra mbayar ki?
- Dab Rider : Luweehhh….
Pernahkah anda mencoba melakukan pemindahan jaringan ponsel anda menggunakan jaringan operator lain? Hasilnya bagaimana? Forbidden dan ponsel tidak dapat digunakan ( kadang hal ini dilakukan untuk location update jika ada permasalahan dalam jaringan, setelah itu dikembalikan ke jaringan semula ). Namun jika anda di luar negeri,anda dapat melakukan pemindahan tersebut, Kenapa bisa? Karena selain diaktifkannya International Roaming / IR, juga operator tersebut sudah menjalin kerjasama dengan operator di luar negeri. sehingga dikenakan biaya roaming yaitu jika anda menerima telponpun dikenakan biaya. Nah, permasalahannya adalah menjalin kerjasama. Saya pikir lebih baik sejak awal antar operator seluler di Indonesia itu menjalin kerjasama karena banyak keuntungannya yaitu terjadi penghematan biaya operasional, tarif murah namun mendapatkan income yang besar, mutu dan kualitas dapat diandalkan dan pelanggan lama/existing dapat diperhatikan dan dipertahankan. Loh…. Tahu dari mana antar operator tidak terjalin kerjasama? karena dari beberapa hal yaitu :
Tidak dapat menggunakan jaringan operator lain
Ini adalah permasalahan yang sangat mendasar sekali, karena konsep dalam berbisnis di Indonesia yang keras dalam persaingan, sehingga arogansi dan egois yang muncul. Sebenarnya jika ini dapat dilakukan maka dapat melakukan penghematan dalan biaya operasional yang tertinggi yaitu pendirian menara BTS (base transceiver station yang menjembatani perangkat komunikasi penguna dengan jaringan menuju jaringan lain). Misalnya, dibutuhkan 250 BTS untuk menjangkau luas seluruh wilayah Yogyakarta, maka sebaiknya untuk pendirian BTS tersebut dibagi dalam jumlah operator yang ada diYogyakarta, misal ada 5 operator seluler, maka masing2 cukup mendirikan 50 BTS yang letaknya ditentukan sesuai kesepakatan. Kemudian pelanggan kartu seluler cukup pindah menggunakan network yang dia dapat pada posisinya saat itu dengan ketentuan biaya yang sudah ditentukan masing2 operator jika terjadi roaming tersebut. Namun kondisi saat ini adalah, operator A mendirikan 250 BTS, operator B juga mendirikan 250 BTS dan seterusnya. Seharusnya dapat menghemat 200 biaya pembangunan BTS dan dengan hematnya biaya operasional tersebut, maka tarif telepon dapat lebih murah lagi meskipun dengan kondisi roaming. Contohnya adalah pada Mesin ATM Bank, tidak perlu mendirikan banyak mesinATM dalam satu wilayah, tapi cukup kerjasama dengan bank lain agar uang tersebut dapat diambil dari mesin ATM Bank lain. Siapa yang diuntungkan? Bank dan nasabah, tidak perlu repot2 memikirkan pendirian mesin ATM di banyak wilayah dan nasabah tidak perlu bingung mencari2 ATM untuk mengambil uang.
Operator baru susah mendapatkan interkoneksi
Interkoneksi adalah menghubungkan antar operator sehingga operator A dapat menghubungi operator B dan sebaliknya. Dalam prakteknya, interkoneksi tidak selalu mulus sebagaimana gambaran ideal pada tataran normatif. Permasalahan yang muncul yaitu diawali dengan perbedaan manajerial di masing-masing operator, yang mengakibatkan perbedaan interprestasi maupun prefensi. Kadang adanya keengganan dari operator lama memberikan fasilitas interkoneksi karena bagaimanapun operator pencari akses akan menjadi pesaing. Pernah anda menggunakan kartu dari operator seluler baru? Apakah sudah bisa untuk menelpon keoperator seluler lain? atau Ada operator seluler baru yang lama dalam proses launching? Ada juga proses interkoneksi melakukan persyaratan yaitu operator A mensyaratkan kondisi interkoneksi dengan operator B terkait dengan operator C. A hanya bersedia interkoneksi dengan B apabila yang terakhir terlebih dahulu sudah koneksi dengan C yang notabene masih bersaudara dengan A. Atau mungkin ada juga yang perlu membayar biaya interkoneksi untuk operator baru kepada operator lama (duit lagi..duit lagi…). Untuk pelanggan seluler, ini bukan menjadi urusannya, yang penting dapat digunakan untuk interkoneksi dan tidak berdampak pada tarif. Ini seharusnya tantangan pemerintah selaku regulator dan para operator seluler.
Pembatasan interkoneksi antar seluler
Pernahkah anda susah dalam menelpon nomor dari operator lain? mungkin sampai 5 kali dial atau lebih baru bisa nyambung. Kemudian anda bertanya kepada operator seluler anda dan jawabanya operator lain sedang bermasalah, lalu anda bertanya pada operator lain dan jawabannya, permasalahan pada operator anda. Lalu permasalahan dimana? Ibarat anda mau masuk ke rumah tetangga anda, maka anda harus mengetuk pintu dulu, nah tergantung tetangga anda mau membukakan pintu atau tidak? Ini biasanya adalah masalah jumlah koneksi yang dapat dilakukan, sehingga jika seharusnya dapat dilakukan koneksi sejumlah 16 penelpon, namun hanya diberikan 8 penelpon, sehinga harus melakukan antrian untuk 8 jalur tersebut. Jadi, sudah mendapatkan ijin interkoneksi namun masih ada pembatasan. Hal ini dilakukan mungkin, untuk menghindari masalah jaringan untuk koneksi internal operator tersebut. Lebih mengutamakan pengguna selulernya sendiri sehingga mudah dalam menelpon untuk sesama operator. Dan bisa juga karena ketatnya persaingan antar operator sehingga dapat untuk menjatuhkan operator seluler lain. Lalu, siapa yang dirugikan dari hal tersebut? Pastinya operator seluler dan pelanggan.
Terjadi persaingan yang makin keras, terutama masalah tarif dan iklan
Sudahkah anda lihat iklan iklan terbaru? Makin menggiurkan bukan tentang janji-janji dari operator seluler tersebut. Sudah brapa banyak operator seluler saat ini? Tapi pastinya yang ditawarkan adalah tarif murah melakukan telpon, sms dan fasilitas lainnya. Namun, sudahkah anda berpikir untuk memilih dari segi kualitas, baik dari kartu, jaringan sampai dengan pelayanan yang bagus? Percuma jika anda memilih kartu yang paling murah namun susah buat telepon, susah buat sms, bahkan ada yang susah ditelpon. Jika anda seorang pebisnis, anda sudah dirugikan brapa juta atau bahkan milyar jika anda tidak dapat telpon atau dihubungi? Apalagi jika sudah tarifnya mahal banyak problemnya lagi Itulah kondisi operator seluler saat ini, karena ketatnya persaingan untuk mendapatkan pelanggan, sehingga menurunkan tarifnya untuk memikat pelanggan baru, dengan turunnya tarif maka terjadi penurunan pula untuk kualitas baik kartu sampai jaringan. Apalagi ditambah dengan makin kerasnya iklan2 dalam mengkampanyekan produk mereka sambil memperolok operator lain. Lalu untungnya dimana? Pasti vendor yang membuat iklan tersebut karena bentar2 bikin iklan….
Kesimpulan yang didapat, Sebenarnya lebih menguntungkan sistem kerjasama antar operator untuk bisnis seluler di indonesia. Persaingan yang ketat dan tidak sehat menyebabkan proses pembangunan/perluasan wilayah yang terhambat, proses penigkatan fiture yg tidak optimal dan terjadi penurunan kualitas, semua dikarenakan biaya operasional tinggi namun pendapatan kecil penyebabnya yaitu tarif murah hanya untuk persaingan. Dan buruknya persaingan antar operator seluler sehingga operator lebih mementingkan kepada pertambahan jumlah pelanggan sedangkan pelanggan lama tidak lagi diperhatikan. Padahal seharusnya, tarif murah itu berlaku kepada pelanggan yang sudah lama mengunakan jasa operator seluler tersebut. Makin lama maka makin mendapatkan benefit yang lebih menguntungkan? Sudahkah anda mendapatkan itu?
Wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com