Sabtu, 16 April 2011

Bisnis Ala Rasulullah

Pada diri Rasulullah Muhammad SAW ada suri tauladan yang baik. Begitu pula masa-masa beliau ketika berdagang. Dan menjadi pengusaha yang kaya raya berintegritas tinggi idaman banyak orang zaman sekarang. Lantas kenapa kita tidak belajar dari manusia mulia utusan Allah SWT ini?

Kita mulai dari masa awal kehidupannya. Memang Allah SWT punya rencana besar untuk Rasullullah. Buktinya sejak kecil ia yatim piatu. Bisa jadi agar ia tak terpengaruh kedua orang tua. Alih-alih cengeng, Nabi punya jiwa yang kuat. Dan jiwa kewirausahaan Muhammad tumbuh sejak kecil.

Beliau menjadi pengembala untuk dapat upah. Jelas hal ini ia lakukan guna meringankan beban sang paman Abu Thalib tempatnya berteduh. Jiwa dagangnya makin terasah karena sejak usia 12 tahun ikut perjalanan bisnis sang paman menyusuri Syria, Jordan, dan Lebanon saat ini.

Lantas apa jiwa bisnis ini melekat begitu saja? Kalau ditilik, memang ada DNA wirausaha dalam diri Muhammad SAW. Sejarah mencatat, empat orang putera Abdul Manaf (kakek-kakeknya) pemegang izin kunjungan dan jaminan keamanan penguasa dari negara tetangga seperti Suriah, Irak, Yaman dan Ethopia. Mereka dapat membawa kafilah-kafilah bisnis ke berbagai negara tersebut dengan lancar.

HUNGARY/

Bukan kebetulan pula bila pas Nabi dilahirkan, waktu itu Kaum Quraisy sedang jaya-jayanya berdagang. Selain bersama paman, ia juga sempat dirawat sang kakek Abdul Muthalib yang juga pebisnis.

Dan sebagai remaja yang punya keinginan kuat, Muhammad tak mau jadi tanggungan sang paman. Ia mulai berdagang sendiri di Mekkah. Mulai dari kecil-kecilan. Beli barang di pasar, lalu menjual kepada orang lain. Selain berdagang, ia juga berperan sebagai agen pebisnis kaya di Mekkah. Bersungguh-sungguh, kerja keras, jujur (Shiddiq) dan terpercaya (Al Amin) prinsip yang ia pegang.

Nabi bermitra dengan Saib Ibnu Ali dan Siti Khadijah, konglomerat kaya di masa itu yang kelak menjadi istrinya. Muhammad remaja menjalankan kerjasama dengan sistem upah maupun bagi hasil. Dan usia 17-20 tahun, masa tersulit dalam perjalanan bisnisnya karena harus bersaing dengan pemain senior di perdagangan kawasan Arab.

Ada kisah contoh kesungguhan Nabi. Ia pernah harus menunggu pembelinya, Abdullah bin Abdul Hamzah tiga hari lamanya. Abdullah bin Abdul Hamzah mengatakan: “Aku telah membeli sesuatu dari Nabi sebelum beliau menerima tugas kenabian. Karena masih ada suatu urusan maka menjanjikan untuk mengantarkan padanya, tapi aku lupa. Ketika teringat tiga hari kemudian, aku pun pergi ke tempat tersebut dan menemukan Nabi masih berada di sana.” Nabi berkata, “Engkau telah membuatku resah, aku berada di sini selama tiga hari menunggumu” (HR. Abu Dawud).

Sebuah pengorbanan yang luar biasa untuk tak mau buat relasi dan pelanggan kecewa. Gak marah pula. Malah sang pelanggan yang gak enak luar biasa kan?

Kecerdikan berbisnis dan pemahaman Nabi terhadap pasar harus diacungi jempol. Muhammad pernah diminta membawa dagangan Khadijah. Ia jujur. Padahal banyak pedagang kala itu berprinsip dagang ya dagang, jujur ya jujur. Nabi pun lantas dimusuhi.

kafilah saudi

Akhirnya mereka berkomplot membangkrutkan Muhammad. Ketika rombongan dagang Mekkah ke Syam (sekarang Suriah), mereka sengaja jatuhkan harga. Muhammad tak mau. Itu bukan barang miliknya. Yang ia bawa punya Khadijah. Ia harus amanah.

Tapi otak Muhammad jalan. Kondisi pasar waktu itu, jumlah permintaan jauh lebih tinggi dari penawaran. Seluruh barang pasti akan terjual. Permintaan konsumen di atas jumlah barang tersedia. Kalaulah barang dagangan saudagar Quraisy habis, pasti konsumen tetap cari barang itu. Benar saja. Mereka jual rugi, Muhammad jual untung. Mekkah gempar.

Karier bisnis Muhammad makin cemerlang menginjak 25 tahun. Terbukti ketika menikahi Khadijah mas kawin yang ia serahkan 20 ekor unta muda. Bukti keberhasilan bisnis Nabi. Satu waktu Nabi juga berkurban seratus unta dari kocek sendiri. Bayangin aja kalo satu unta Rp 7 juta sampai Rp10 Juta. Berarti kurban Nabi Rp 700 juta sampai Rp1 miliar!

Usai menikah, Muhammad masih berdagang ke Yaman, Bahrain, Irak dan Suriah. Namun kali ini beda status. Ia sudah naik pangkat sebagai manajer sekaligus mitra usaha sang istri. Dengan berdagang sampai ke pelabuhan Oman serta semenanjung Arab lainnya, barang dagangan Nabi telah menjangkau dunia. Kaum pedagang dari India, China serta belahan Timur dan Barat juga datang ke sana.

Lantas kalau ditilik, apa rahasia keberhasilan bisnis Nabi? Ada empat. Shiddiq (benar), amanah (dapat dipercaya), fatonah (cerdas, cerdik, memahami manajemen dan strategi bisnis), dan tabligh (kemampuan berkomunikasi dan meyakinkan relasi atau pembeli).

LEBANON/

Rafi’ bin Judaij berkata, “Rasulullah saw ketika ditanya, usaha apakah yang paling baik? Nabi menjawab: usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan semua jual beli yang baik” (HR. Hakim). Usaha dengan tangan sendiri bisa jadi jasa, produksi, pertanian, dan perikanan. Jual beli tak lain perniagaan barang dan jasa.

Dibingkai kesopanan dan kebaikan hati satu keunggulan sikap Nabi yang patut dicontoh. Jabir meriwayatkan bahwa Rasulullah berkata, “Rahmat Allah atas orang yang berbaik hati ketika ia menjual dan membeli, dan ketika ia membuat keputusan” (HR. Bukhori).

Lantas apa itu semua menjamin Anda langsung berhasil sebagai pengusaha? Belum tentu. Teruslah bekerja keras. Karena Rasulullah SAW bersabda: “Pedagang yang amanah dan benar akan bersama dengan para syuhada di hari kiamat nanti” (HR. Ibnu Majah dan al-Hakim). Mau kan masuk surga?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com