Kamis, 31 Maret 2011

Kisah Menyedihkan Tentara Amerika di Medan Perang

Spesialis William B Allen adalah petugas medis Angkatan Darat AS yang bertugas mendampingi dua putaran tur perang di Irak. Ia menghabiskan 27 bulan di sana. Dia baru saja menyelesaikan program tiga-minggu pengobatan untuk Gangguan Stres Pasca Trauma atau Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) pada Warrior Combat Stress Reset Center di Fort Hood, pangkalan militer terbesar AS di dunia.

“Menjadi pasukan medis di medan tempur, kami harus ‘hidup’ selama 24 jam sehari. Kami menangani peristiwa korban massal, atau pembom bunuh diri wanita yang meledakkan rumah sakit tiga kali berturut-turut. Kami lah orang yang merespon itu. Saya ‘meledak’ beberapa kali dalam hidup saya.

“Ketika Anda kembali ke Amerika Anda akan terus menjadi seseorang yang hiper. Insomnia akan menghingapi Anda setiap empat bulan sekali. Saya benar-benar menjadi gila.

“Saya mulai minum alkohol, menggunakan narkoba, bahkan terpikir untuk bunuh diri. Saya lelah terus bermimpi buruk, saya ingin menemui teman saya yang sudah mati.

“Saya pernah berada di pusat rehabilitasi narkoba selama sebulan. Saya konsultasi dengan ahli psikologi. Waktu itu, penyembuhannya hanya dengan ‘minumlah pil ini.’”

“Kemudian mereka menempatkan saya dalam program ini. Mereka bilang saya akan menjalani reiki, pijat, yoga, akupunktur, dan yang terpikir pertama kali dalam pikiran saya, saya akan menjalani pengobatan mistis atau voodoo.

“Ketika saya berada dalam kondisi ini, saya benar-benar marah terhadap segala sesuatu. Semuanya membuat saya jengkel dan murka. Saya benar-benar takut.

“Tapi kemudian, pikiran saya menjadi terbuka, karena saya yakin, saya akan melakukan sesuatu yang terbaik. Dalam beberapa hari terapi alternatif komplementer itu, saya merasakannya. Saya menjadi realistis.

“Saya bisa tidur lebih baik sekarang. Minggu lalu, saya tidur tanpa obat penenang sepanjang malam, dengan menggunakan teknik pernapasan, teknik relaksasi.

“Bagian yang sulit bagi saya adalah kembali ke medan perang. Kembali sebagai petugas medis dan berurusan dengan peluru, amputasi, kematian yang mengerikan … Saya tidak yakin bahwa saya benar-benar ingin melakukannya.

“Tapi saya bisa membantu dengan aspek-aspek lain—konseling, atau merawat. Ada banyak jiwa yang perlu disembuhkan juga. Segala sesuatu harus diperhitungkan, dan pada saat ini saya tidak keberatan menyebarkan aspek seperti itu.

“Hal yang disayangkan adalah fasilitas konseling ini tidak ada yang mencukupi. Ada 12 tentara pada satu waktu, di mana ada bisa 1.200 prajurit yang mungkin perlu konseling dan perawatan.


Sumber : http://mrcoppas.blogspot.com/2010/12/kisah-pilu-tentara-as-di-medan-perang.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com