Selasa, 29 Maret 2011

Ketabahan Jepang (Sangat bermanfaat untuk dibaca)

Banjarmasinpost.co.id

TAHUN 1945 Jepang dibumihanguskan oleh bom-bom nuklir Amerika Serikat. Hiroshima dan Nagasaki bagaikan neraka, luluh lantak, rata dengan tanah, ratusan ribu orang mati mengenaskan dan penderitaan bagaikan tak akan berakhir.

Tapi hanya dalam waktu yang singkat Jepang bangkit kembali, ekonominya maju pesat. Industri otomotifnya paling terkemuka di dunia. Hanya dalam satu dasawarsa Jepang sudah kembali kokoh memperlihatkan hegemoninya di bidang ekonomi.

Sampai saat ini pun Indonesia menjadi pelanggan Jepang dalam pemenuhan otomotif, elektronika, pinjaman luar negeri bahkan pertaniannya.

Kini Jepang kembali diluluhlantakkan oleh gempa bumi berkekuatan 9 SR, disusul gelombang tsunami mahadahsyat yang menyapu daratan dengan memorakporandakan jutaan bangunan, rumah, bahkan kapal dan segala yang bisa dijangkau oleh gelombang setinggi 10 meter dengan kecepatan 1.000 kilometer/jam.

Bukan itu saja, akibat gempa yang hebat, reaktor nuklir pada pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima meledak. Tingkat ancamannya sudah mencapai level 5. Level 7 yang terburuk.

Konon radiasinya sudah sampai mengancam penduduk, tidak saja melalui udara tapi juga lewat makanan. Kini air, sayuran, dan susu juga sudah tercemar. Bahkan, konon radiasinya sudah sampai ke Jerman.

Bencana gempa dan tsunami seolah menjadi kecil karena munculnya bencana baru, radiasi nuklir. Padahal jutaan penduduk masih di pengungsian dalam kondisi mengenaskan. Bencana yang melanda Jepang kali ini adalah yang terburuk sejak bom nuklir Perang Dunia II.

Apakah Jepang bisa bangkit kembali? Jawabannya: bisa. Sebab kekayaan Jepang tidak hanya dalam bentuk materi, pabrik, gedung, jembatan atau teknologi.

Kekayaan yang utama Jepang adalah rakyatnya, manusianya. Manusia Jepang adalah orang yang sudah terdidik, terlatih, dan berbudaya.

Semua itu telah membentuk karakter yang kuat yang tidak mudah dipengaruhi oleh budaya dari luar. Para korban gempa tidak perlu merepotkan siapa pun manakala mereka bisa mengatasi sendiri.

Budaya Meiji telah melahirkan kepercayaan diri yang tinggi dan kemauan untuk mencari ilmu setinggi-tingginya di manapun. Dan terbukti Jepang kini memiliki keunggulan teknologi di dunia. Kebersamaan juga merupakan bagian dari budaya Meiji yang diperkenalkan oleh Kaisar Meiji pada 1868, sebagai koreksi atas kebijakan kaisar sebelumnya.

Karena kebersamaan, saat terjadi gempa dan tsunami banyak toko serba ada yang ditinggalkan pemiliknya, entah lari atau meninggal. Tak ada penunggunya pula. Tapi meski orang kelaparan, tak ada penjarahan toko.

Tatkala menjumpai sepasang kakek-nenek tengah memakan sayuran mentah (sebagaimana diceritakan Kompas), tim evakuasi dari Kedutaan Besar RI menawarkan nasi, tapi mereka menolak dengan alasan orang-orang yang mau memberi pertolongan itu berasal dari jauh sehingga lebih memerlukan bekal. Juga beberapa awak kapal Indonesia yang ditampung bersama orang-orang Jepang diterima dengan baik dan dihargai, semisal mengambil jatah makan duluan.

***

Orang Jepang juga punya kesetiaan yang tinggi kepada negara dan kaisar sebagai pemersatu bangsa. Mereka rela mati daripada gagal melaksanakan misi. Banyak pilot Jepang di Perang Dunia yang harakiri (bunuh diri) atau perang sampai mati hingga merepotkan tentara sekutu.

Harus diakui ada sisi gelap tentara Jepang yang menyengsarakan penduduk jajahannya, seperti ketika di Indonesia.

Ratusan perawan ditawari sekolah ke Jepang, tapi di tengah pelayaran mereka diperkosa dan dipaksa jadi budak nafsu tentara Jepang. Ini bagian dari cacatan sejarah yang tak akan terlupakan.

Malu rasanya membandingkan bangsa kita dengan orang Jepang. Kita bangga disebut sebagai bangsa yang ramah, lembut, agamis atau segudang pujian lain. Tetapi yang terjadi setiap hari adalah egoisme dan kekerasan. Perilaku kriminal tidak saja membudaya di kalangan para pemimpin dan aparat pemerintah tapi menghinggapi pula masyarakat (misal penjarahan toko-toko).

Indonesia yang aman, tentaram, bebas dari kejahatan korupsi untuk saat ini mungkin hanya mimpi. Menteri Luar Negeri Jepang mundur dengan sukarela karena ketahuan menggunakan dana kampanye ilegal tak sampai Rp 10 juta. Padahal di sini dana kampanye ilegal itu hal biasa. Semua orang bisa mencium baunya.

Jepang kini negara yang menderita. Setelah diguncang gempa, tsunami dan radiasi nuklir, kini ia ‘diasingkan’ negara lain yang takut terkena radiasi, kecuali Indonesia. Bahkan impor dari Jepang diawasi ketat atau disetop.

Tapi semangat dan ketabahan orang Jepang telah membuktikan, sulit untuk membuat mereka terpuruk. Yang hancur hanya fisiknya, bukan moralnya. Beda kalau moralnya yang hancur, tidak ada apa-apa pun negara bisa sempoyongan mau ambruk. (*)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com