Minggu, 20 Maret 2011

BERLIAN BERDARAH,'The Diamonds of War


Banyak orang di dunia tidak tahu tentang blood diamond' atau 'berlian darah' (BD). BD adalah sebutan untuk berlian yang dalam perdagangan regionalnya bersifat ilegal alias bukan atas nama pemerintah negara pengimpor dan tanpa pajak. Tidak hanya alasan ini, BD disebut berdarah karena kontribusinya dalam pemberontakan yang terjadi di beberapa negara pengimpor yang sangat menginjak-injak nilai kemanusiaan.

Beberapa negara dunia ketiga yang ada di Benua Afrika seperti Sierra Leone, Liberia, dan Angola adalah penghasil berlian terbesar di dunia, sekaligus pengimpor BD terbesar di dunia. Jika dihubungkan dengan harganya yang begitu mahal, mengapa hingga saat ini kesengsaraan masih menempel pada jidat mereka? Ini yang menjadi tanda tanya dan membawa sang jurnalis menyelidiki secara langsung peredaran BD di seluruh dunia dari Sierra Leone.


Sierra Leone adalah negara kecil yang terletak di bagian Barat Benua Afrika dengan ibukota Freetown. Pernah terjadi pemberontakan hebat yang sangat tidak berkeprimanusiaan di negara ini selama bertahun-tahun. Pemberontakan terjadi akibat perebutan lahan tambang berlian antara pemberontak dengan masyarakat dan pemerintah. Pemberontakan terjadi di negara ini dengan sangat 'sukses'. Guess what? Kesuksesan ini tidak lain adalah karena persenjataannya disokong oleh dana dari hasil keuntungan ekspor berlian secara ilegal.

Salah satu kota 'berlian' yang telah hancur adalah Koidu. Tata kota dan permukiman yang mengalami kerusakan berat sangat menyayat hati setiap orang yang melihatnya. Ditunjang dengan pemandangan banyaknya orang yang berjalan pincang dan menggunakan tongkat, dapat dipastikan di sini pernah terjadi pertempuran yang hebat. Hampir semua orang di kota ini memiliki cacat anggota badan akibat amputasi. Ternyata amputasi dijadikan sebagai senjata oleh para pemberontak untuk dapat menguasai lahan tambang berlian. Berlian yang telah ditambang kemudian dijual secara ilegal dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimal karena tidak perlu membayar pajak pemerintah. Dari keuntungan tersebut, sebagian digunakan untuk fasilitasi persenjataan pemberontakan, sehingga siklus setan terus berputar. Ironis memang, berlian yang bening dan mulia dibayar dengan nyawa, darah, dan kesengsaraan.

Jika tahu bagaimana seluk-beluk peredaran berlian di dunia yang bisa saja BD, orang pasti enggan memakai dan memilikinya, secantik apa pun berlian tersebut. Kasus ini kemudian menjadi perhatian dunia. Di Ottawa, Kanada, diadakan pertemuan yang dinamakan Proses Kimberly, yang membahas tentang masalah ini. Hasil keputusannya adalah setiap berlian yang diekspor harus memiliki sertifikat resmi dari pemerintah. Secara teori keputusan ini memang bagus, tapi apakan efektif jika diterapkan di negara yang masyarakatnya tidak taat hukum? Absolutely not.

Di Sierra Leone sepotong berlian 110 karat sebesar bola golf memiliki harga 1 juta US dolar. Pajak yang ditetapkan oleh pemerintah untuk berlian yang diekspor adalah sekitar 3%. Dari keseluruhan berlian yang diekspor dari negara ini, 60% di antaranya merupakan selundupan, dan harganya sekitar 70 sampai 75 juta US dolar per tahun. Berarti negara mengalami kerugian sekitar 2 juta US dolar tiap tahunnya.

Harga berlian yang mahal memotivasi para petani atau pekerja lain di Sierra Leone untuk menjadi penambang berlian. Kini di negara itu hampir semua orang berprofesi sebagai penambang. Mantan pemberontak dan masyarakat yang dulu mereka teror kini berpeluang sama untuk mendapatkan berlian. Dari satu juta penambang di Sierra Leone, hanya seribu di antaranya yang memiliki sertifikat, berarti 99,9%-nya adalah penambang ilegal. Mereka menambang berlian secara tradisional selama 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu dengan cara menggali tanah dan mengayak. Untuk mendapatkan 1 pon berlian, 18 juta tanah harus dikeruk dan diangkat. Tidak heran wilayah tambang berlian ini terlihat seperti permukaan bulan jika dilihat dari atas.


Selain dengan mengeruk tanah dan mengayak, terdapat metode lain dalam penambangan berlian di Sierra Leone. Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir mencoba mencari berlian dengan cara menyelam ke dalam laut. Yang mereka cari adalah berlian yang terbawa arus sungai yang bermuara di laut selama bertahun-tahun. Untuk dapat bertahan di dalam air, seorang penambang memasang selang udara yang dihubungkan dengan kompresor tua pada mulutnya, dan selang tersebut dililitkan pada tubuh. Kompresor tua dijadikan sebagai suplai udara untuk bernapas, padahal udara yang disuplai lebih banyak mengandung karbonmonoksida (CO) dibandingkan oksigen.

Metode ini dinilai sangat berbahaya, karena selain ancaman kesehatan, tingkat keselamatannya juga rendah. Dalam satu tahun tercatat 13 orang pria meninggal dunia akibat terjerat lilitan selang udara. Tingkat keefektifannya juga rendah, seringkali seorang penambang tidak medapatkan hasil setelah menyelam selama 2 jam penuh tanpa naik ke permukaan. Saat menyelam di air laut yang keruh, mereka tidak dapat melihat, dan mengidentifiikasi berlian hanya dengan menggunakan indera peraba.

Berlian yang ditambang dari seluruh penjuru Sierra Leone akan singgah dahulu di Kota Marakas untuk kemudian diekspor secara ilegal. Tempat ini merupakan salah satu agen penyelundupan BD terbesar di Sierra Leone. Letaknya yang terpencil cukup menguntungkan penduduknya agar terhindar dari polisi. Konon, jarang orang mau datang ke kota ini, bahkan polisi sekalipun. Penyelundupan berlian menjadi sebuah rutinitas bagi penduduk kota ini, yang lama kelamaan menjadi gaya hidup.

Dari agen penyelundup, BD kemudian dikirim ke negara lain. Salah satu kota yang menjadi terminal berlian terbesar di dunia adalah Antwerp, Belgia. Kota ini telah terlibat perdagangan berlian sejak 400 tahun lalu. Di kota ini berlian akan dipotong dan dipoles agar harga jualnya semakin tinggi. Setelah dipotong dan dipoles harga berlian akan naik 5 kali lipat dari harga awal. Dari keseluruhan berlian yang diimpor, 20% di antaranya bersifat ilegal, dan nilainya 1 milyar US dolar per tahun.

Di Antwerp berlian legal dan ilegal sulit dibedakan, karena begitu sampai di kota ini, berlian legal dan ilegal dari seluruh dunia akan langsung dicampur, dan kemudian dipotong dan dipoles. Setelah tampilan berlian menjadi lebih cantik dan nilai jual lebih mahal, transaksi dilakukan juga di kota ini. Berlian yang dibeli kemudian dibungkus menggunakan kertas kumal, mungkin bertujuan untuk menyembunyikan kemahalannya.

Berlian hanyalah sebongkah batu, namun sangat diincar karena keistimewaannya. Jika dirunut, ternyata batu ini telah menempuh jalan yang sangat jauh dan menyentuh berbagai aspek. Mulai dari penambangan oleh penambang yang menginginkan hidup yang lebih baik, kekerasan yang merenggut nyawa dan menyisakan kesengsaraan, penyaluran yang melanggar hukum, strategi perhitungan nilai jual-beli, sampai transaksi jual-beli menggunakan kertas kumal. I’m surprised!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com