Minggu, 07 November 2010

Limbad…. Meski Sukses Tetap Diam

Sejak kecil Limbad sudah menyukai sulap. Tapi kehidupan keluarga yang sulit, membuat Limbad tidak mudah menonton pertunjukkan sulap. Meskipun begitu, sesuai namanya, Limbad mampu menarik perhatian sang empunya sulap keliling.

Kenapa diberi nama Limbad? Kata orangtuanya, Limbad berarti lincah, gesit, cepat, cekatan. Lahir di Tegal, 6 Juli 1972 dari Ibu Suratmi dan Ayah, Suratno (almarhum). Mereka adalah keluarga yang sangat sederhana. Ibunya jualan gorengan, sementara ayahnya, bekerja sebagai pegawai tekstil, itupun bukan pegawai tetap. Akibatnya, hasilnya tidak mencukupi untuk membiayai hidup keluarga.

Akhirnya, Limbad harus membantu menambah biaya hidup dengan mencari ikan di tambak atau sungai, mencari kayu bakar ke hutan untuk dijual juga menjual air mineral ke terminal. Saking seringnya ke tambak dan hutan, sampai-sampai rambutnya berwarna merah karena terkena matahari.

Orangtua selalu menekankan harus bisa mencari uang tambahan entah bagaimana caranya asal halal. Kesulitan yang dialami orangtuanya tidak pernah diungkapkan kepadanya. Pokoknya kalau mereka sudah menangis, artinya mereka sudah tidak punya apa-apa lagi yang bisa dimakan di rumah.

Ada kejadian lucu ketika SD. Bungsu dari 14 bersaudara yang semuanya lelaki, ibunya sangat menginginkan anak perempuan. Akibatnya sampai kelas 3 SD dipakaikan seragam rok seperti anak perempuan.

Suatu ketika, saat sedang berlarian dengan teman perempuan di sekolah, dia terjatuh dan terkejut saat melihat perbedaan antara temannya karena dia punya burung temannya tidak. Semenjak itu enggak mau memakai rok lagi. Rambutnya yang panjang pun, dipotong agar seperti anak laki-laki. Toh, akhirnya keinginan ibunya kesampaian karena akhirnya kakaknya punya anak perempuan.

Ikut Sulap Keliling

Limbad kecil hobi melihat sulap keliling. Misalnya, daun diremas-remas berubah jadi uang, sungguh di luar akal. Sehingga ingin sekali mengetahui rahasia di balik sulap itu.

Tapi untuk menonton sulap sangat sulit karena tidak mampu membeli tiket, keluarganya pas-pasan. Waktu itu sekitar tahun 85-an harganya Rp 300-500. Karena keinginan nonton sulap begitu besar, diam-diam Limbad ngintip dari bawah pagar atau naik ke atas pohon. Sampai berkeinginan harus menarik perhatian orang-orang di pertunjukan sulap dan menunjukkan kemampuannya di depan mereka. Akhirnya, dia melakukan loncat-loncat, salto, guling-guling atau apa saja, yang penting mereka melihatnya.

Benar saja, tingkahnya menarik perhatian Bapak Elang Sukarta, sang pesulap keliling. Dari situlah Limbad diajak main sulap. Tentu saja hanya sebatas disuruh ambil daun atau berdiri di samping Pak Elang. Bersyukurnya lagi, sejak itu dia boleh masuk tanpa bayar alias gratis. Kesempatan emas itu dia pakai dengan sungguh-sungguh belajar sulap. Jika pertunjukkan sulap pindah ke kampung lain, dia diajak serta. Meskipun enggak dibayar yang penting senang bisa belajar dari Pak Elang. Setiap malam ke pertunjukkan sulap dan mengabaikan sekolah yang masih di bangku SD. Orangtuanya pun tampaknya enggak masalah. Waktu itu sekolah bukan masalah penting, apalagi jumlah saudaranya sangat banyak, 14 bersaudara. Tapi semua itu, menjadikan namanya mulai dikenal, Limbad si pemain sulap! Lama kelamaan Limbad bisa cari uang sendiri. Setamat SD dia melanjutkan SMP dengan biaya sendiri.

Hidup Keras di Terminal Dan Kisah Asmara

Sebagian hari dia habiskan di terminal. Kelak, sangat berpengaruh pada pertunjukkan sulap yang di lakukan, dari yang klasik berubah menjadi sulap keras. Kekerasan itu terbentuk mulai dari persaingan dagang dengan pedagang lain di terminal, bagaimana bertahan agar tempat berjualan tidak diambil orang. Mau enggak mau harus bertahan dengan kekerasan dan adu fisik agar bisa bertahan. Itulah yang mendasari Limbad memilih sulap ekstrim sampai sekarang. Karena, dulu kalau tidak dengan kekerasan, tidak bisa makan. Bahkan, karena keberanian, orang-orang yang dalam kesulitan pasti mengadu ke Limbad.

Aliran sulap yang dipilih namanya faqir magic. Limbad tidak pernah belajar dari siapa-siapa dan juga baru tahu namanya sulap faqir ketika bertemu orang India saat pergi ke Singapura.

Limbad punya cerita lucu. Dulu, karena kerasnya hidup kemana-mana bawa pisau untuk menjaga diri. Terpikir kalau ditusukkan ke orang lain kasihan, jadi lebih baik ditusukkan ke perut sendiri. Hasilnya, lawan yang tadinya siap tempur malah lari ketakutan. Karena setelah menusuk diri sendiri baik-baik saja. Sebenarnya kalau dibilang sakit ya pasti sakit, cuma yang namanya faqir itu harus bisa menantang bahaya dan maut. Luka tusukan itu cepat sembuh berkat ramuan yang dibuat dari ilalang, tinggal dioleskan ke luka dalam beberapa hari mengering dan mengelupas berkat teknik dari penjahat kelas kakap yang pernah ditembak, dibacok, ternyata paginya sembuh. Limbad yang setamat sekolah, bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Dinas P&K tapi cuma empat tahun karena merasa tidak enak dengan atasan, terlalu sering bolos gara-gara banyak tawaran show. Panggilan hati membuat Limbad berani meninggalkan kehidupan tenang dan stabil sebagai PNS karena lebih mencintai dunia art of magic. lLimbad yang saat masih menjadi PNS, terpikat dengan seorang dara manis bernama Susi Indrawati. Setiap pulang kerja, Limbad yang waktu itu bawa vespa butut, selalu lewat di depan rumah Susi yang saat itu masih duduk di bangku SMA. Kadang mampir, terus main sulap. Ternyata dia terkesan dan mau menjadi pacarnya.

Singkat cerita, setelah Susi lulus SMA, Limbad pun meminang. Hingga kini, Susi terus setia mendampingi Limbad, bahkan telah memberi 3 putra, Mahardika (11), Gina (9), dan Keysha (1,5).

Menjadi Fenomenal di Dunia Magician

Sejak kemunculannya di acara The Master yang tayang di RCTI, nama Limbad menjadi buah bibir. Wajah garang, rambut gimbal, dan kehadiran burung hantu bernama Limbert di bahunya, menambah daya tarik aksi-aksi Limbad yang memang cenderung berbahaya.

Di balik kesan mistis yang ditampilkannya, ternyata Limbad sosok yang hangat, bersahabat dan lembut. Saking lembutnya, Limbad konon tak bisa melihat orang lain kesusahan. Limbad suka sekali memberi orang-orang enggak mampu. Hampir 70 persen dari penghasilannya habis dibagikan ke orang lain.

Dan kini Limbad menjadi sosok fenomenal dengan aksi-aksi sensasionalnya. Sejak tampil di teve, setiap hari banyak anak-anak, ibu-ibu, bapak-bapak yang datang meminta tanda tangan, ada yang nyuruh saya atraksi, ada juga yang cuma menangis. Satu impian Limbad yang belum kesampaian, terbang keliling Jakarta dibawa helikopter, dengan bergantung pada tali sling yang ditancapkan dipunggung dengan kait besi. “Enggak beda dari ilmu lain, harus banyak belajar dan tekun. Tapi tentu ditambah keberanian yang besar dan keteguhan hati.” iulah ucapan Limbad tentang kunci keberhasilannya di Dunia Magicion

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com