Sabtu, 07 Agustus 2010

Puasanya Ular Vs Ulat

Ramadhan telah datang, bulan yang di dalamnya terbentang berjuta amal shalih, bulan suci penuh berkah. Benar Ramadhan adalah bulan bertapa, bulan untuk mensucikan diri. Cuman… ada 2 pertapa yang sama – sama menahan makan, minum, hawa nafsu, dan lain sebagainya. Tapi hasil akhir atau hasil yang diperoleh sangat berbeda sekali!!

Yang satu pertapa model ular dan yang satu lagi model ulat. Cobalah perhatikan filosofis gambran bertapanya mahluk Allah ini.

Puasa Model Ular
Ia berpuasa menahan makan dan minum, hari–harinya pun full terisi dengan tidur dan dengkur, selesai berpuasa sang ular pun menjadi ular yang baru, pakaiannya berganti.

Namun ular tetaplah ular sebelum berpuasa dan sesudah berpuasa tetap sama. Ia adalah binatang yang bercabang dua lidahnya, dengan gigi-gigi yang bertaring, dan sebagian besar orang jijik dan takut dengannya, makanannya pun sama seperti ketika ia belum bertapa yaitu daging atau binatang hidup yang lain, cara dia berpindah tempatpun sama yaitu dengan menjalar, dan sifat-sifat yang lain tetap melekat dan disandangnya sama seperti saat dia sebelum berubah atau berpuasa, jadi hanya berubah pakiannya saja yang lebih muda atau baru.

Puasa Model Ulat
Ulat adalah binatang yang menjijikan untuk sebagian orang, terkadang bulu-bulunyua membuat gatal-gatal kulit orang yang menyentuhnya, cara ia berjalan sangat lambat, makanannya daun-daun atau tumbuh-tumbuhan yang terkadang itu adalah tanaman para petani yang tentu sifatnya merusak, dan perdikat buruk lain yang disandang oleh sang ulat.

Namun tibalah saatnya ia harus menebus semua dosa dan kesalahnnya selama ini, sehingga ia bertaubat dengan tidak makan dan munum (berpuasa). Puasanya unik, tubuhnya terbalik, seluruh tubuhnya ditutupi pembalut, ia pun meninggalkan makan dan minum. Disamping itu saat puasa ia asyik berdzikir sehingga waktunya menjadi barokah. Sebelum puasa ulat makan apa saja, tampilannya menjijikkan, tubuhnya mengerikan, bulu–bulunya membuat gatal, jalannya lambat.

Saat puasa ia menimbulkan simpati, banyak orang tertarik mengikuti alunan dzikirnya, puasanya lebih bermakna. Setelah berpuasa berubahlah ia menjadi binatang yang manis menawan hati, Keindahannya dirindukan, terbangnya dinantikan, memberikan manfaat bagi tumbuh-tumbuhan dalam proses pembuahan, makanannya sari-sari bunga, bergerak lebih lincah dengan kepakan sayapnya, warna-warni yang indah dan sifat-sifat lain yang dimilikinya.

Itulah ibrah bagi kita, mari kita belajar menata diri seperti sang ulat melewati hari–harinya penuh dzikir, akhirnya lahir menjadi pribadi baru mukmin sejati.

Barangkali ini Ramadhan terakhir kita, jangan sampai hadir tanpa makna dan pergi tanpa kesan. Semoga Ramadhan benar–benar memberi ruh baru bagi proses tarbiyah diri kita dan dapat menghasilkan pribadi yang benar–benar mempesona, bermanfaat dan dirindukan kehadirannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com