Sabtu, 24 Juli 2010

Keruntuhan Sedayu Terus Jadi Misteri

MESKI saat ini hanya berstatus sebagai kecamatan, hampir seluruh literatur sejarah menyebutkan jika Sidayu merupakan sebuah kota besar. Seiring perkembangan zaman, tepatnya pada 1974, daerah ini masuk dalam wilayah Gresik. Hanya saja, masih banyak misteri seputar Sidayu yang sampai saat ini belum terungkap.

Menurut sejarawan Gresik M Thoha, Sidayu dulunya adalah sebuah kadipaten pada masa pemerintahan kerajaan Mataram. Awal berdirinya diperkirakan pada tahun 1675.

Dalam perkembangannya, Sidayu memiliki hubungan erat dengan Surowiti (kini salah sa­tu desa di kecamatan) Panceng. "Dulu, tokoh-tokoh dari Surowiti merupakan para pe­lindung kanjeng Sepuh Sidayu. Berbagai as­pek menjadi bukti sahih jika Sidayu adalah bagian dari kerajaan Mataram," katanya.

Salah satu bukti sejarah itu adalah struktur tata kota yang mengadopsi kerajaan Mataram. Beberapa fasilitas sudah tersedia di sana. Mulai dari alun-alun yang luas, lantas ada masjid di sebelah alun-alun, hingga adanya kampung kauman di sekitar alun-alun dan masjid. "Konsep penataan kota itu persis dengan Mataram," kata Thoha.

Selain itu, kata Thoha, Sidayu juga memiliki kawasan bisnis. Yakni di Sidagaran (kini menjadi sebuah nama desa). Di sanalah, tempat berkumpulnya para pelaku bisnis zaman itu. Belum termasuk keberadaan pelabuhan Srowo. Sehingga, pada masa itu, perekonomian di kadipaten Sidayu sangat mapan.

Seiring berjalannya sejarah, pada pertengah­an abad 18, peradaban Kadipaten Sidayu runtuh. Yakni semenjak penyerbuan terhadap Kanjeng Sepuh Sedayu oleh tentara asing.

Seiring perkembangan waktu, perubahan pun terjadi. Gresik yang dulunya adalah bagian dari kabupaten Surabaya, akhirnya berubah menjadi kabupaten sendiri. "Dan Sidayu pun masuk menjadi bagian dari kabupaten Gresik," katanya.

Hanya saja, tetap saja sejarah runtut kebesaran Sidayu hingga kini masih menjadi misteri. Sebab, tak ada literatur atau pun buk­ti sejarah lain yang bisa menjelaskan proses runtuhnya kadipaten Sidayu sampai sebelum menjadi bagian wilayah kabupten Gresik. "Terutama bukti-bukti yang menerangkan tentang peristiwa penyerangan hingga perkembangan Sidayu pasca runtuhnya peradaban itu," ujar Thoha.

Yang cukup adalah hilangnya banyak bukti sejarah kejayaan Sidayu. Seperti di Sidagaran, banyak bukti sejarah kejayaan perekonomian di sana yang hilang. Atau, telaga Rambit yang dulu menjadi sumber air warga Sidayu, kondi­sinya makin memprihatinkan. (ris/yad/ruk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com