Namun burung raksasa Argentavis Argentina yang sudah punah ini tidak memiliki otot yang cukup kuat untuk mendorong sepasang sayapnya agar bisa terbang di angkasa. Karena itu bagaimana sebenarnya burung ini terbang di angkasa luas, merupakan misteri dulu yang sulit dipecahkan.
Soal ini telah membingungkan ahli paleontologi selama beberapa dasarwarsa. Namun dalam laporan investigasi yang dipublikasikan beberapa waktu lalu peneliti asal AS mendapati, pada dasarnya, burung raksasa prasejarah ini adalah seekor ahli peluncur, ia tahu bagaimana menggunakan arus udara panas untuk terbang.
Dalam “komunike akademi ilmu pengetahuan AS”, profesor geologi dari museum Institut Sains dan Teknologi Texas, yakni Chartez mengatakan: “begitu naik ker angkasa, maka terbang pun tidak lagi menjadi soal bagi burung raksasa Argentina ini. Chartez adalah penulis utama dalam laporan penelitian tersebut.
Chartez memimpin sebuah tim ahli, dengan dinamika udara (aerodinamika) meneliti prinsip terbang burung prasejarah ini, sekaligus menganalisa parameter terbang burung raksasa Argentina ini dengan simulasi terbang.
Hasil penelitian mereka menunjukkan, bahwa seperti kebanyakan burung darat berpostur besar lainnya. Dimana meski tidak kuat untuk terbang karena postur yang terlalu besar. Namun burung raksasa ini malah bisa meluncur dengan mudahnya, dan kecepatan terbang saat kondisi memungkinkan mencapai 100 km lebih.
Seperti misalnya gypsfulvus (sejenis elang bangkai), burung raksasa Argentina memerlukan arus udara panas yang naik dari pegunungan andes saat terbang, uap yang naik di padang rumput.
Dan seperti burung berpostur besar lainnya, burung raksasa Argentina terbang berputar menggunakan arus udara panas, dalam penerbangan jauhnya dari sarang sampai menangkap mangsa, burung raksasa ini terbang dan terbang lagi dengan menggunakan uap panas.
”Chartez mengatakan: “masalah terbesar yang dihadapi burung raksasa ini Argentina ini saat terbang adalah bagaimana meninggalkan permukaan, sebab saat berdiri di permukaan tanah, sang burung raksasa sama sekali tidak bisa terbang. Sehingga dengan demikian, burung rakssaa ini mungkin terbang dengan menggunakan sayap peluncur seperti pilot. (erabaru.or.id)*
http://www.epochtimes.com/gb/7/7/3/n1762625.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com